telkomsel halo

ManageEngine tingkatkan kemampuan solusi analitik TI

07:13:00 | 01 Okt 2024
ManageEngine tingkatkan kemampuan solusi analitik TI
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) - ManageEngine, divisi dari Zoho Corporation dan penyedia terkemuka solusi manajemen TI perusahaan, mengumumkan peningkatan signifikan pada solusi analitik TI andalannya, Analytics Plus. Versi terbarunya, versi 6.0, memperkenalkan Spotlight, mesin rekomendasi kontekstual yang didukung AI, dirancang untuk mengidentifikasi inefisiensi utama dalam operasi TI dan menyarankan strategi perbaikan.

Laporan State of Analytics Engineering pada 2023 menemukan bahwa kebutuhan waktu untuk mendapatkan wawasan bisnis merupakan tantangan terbesar bagi hampir 50 persen direktur yang disurvei. Spotlight secara dramatis mengurangi waktu yang dihabiskan oleh manajer TI dan CIO untuk menganalisis berbagai metrik TI dan menemukan solusi untuk memperbaiki kesalahan struktural dalam operasi.

Dengan menggabungkan kemampuan kecerdasan pengambilan keputusan (decision intelligence), Analytics Plus kini memfasilitasi pengambilan keputusan yang kontekstual, sekaligus mengatasi kekosongan penting yang selama ini ada dalam perangkat lunak analitik tradisional.

Sebagai contoh, Analytics Plus dapat menganalisis korelasi antara usia aset TI, frekuensi kegagalan, dan waktu rata-rata perbaikan. Berdasarkan parameter ini, sistem menyarankan kerangka waktu optimal untuk penggantian aset. Pendekatan ini memastikan bahwa organisasi tidak membuang aset terlalu dini, kehilangan nilai yang masih dapat digunakan, atau mempertahankannya terlalu lama, yang berdampak negatif pada produktivitas karyawan. Dengan diperkenalkannya Spotlight, ManageEngine menegaskan komitmennya untuk meningkatkan operasi TI melalui solusi cerdas berbasis data.

Dikatakan Manajer Layanan Leathams Ltd., perusahaan pemasok makanan yang berbasis di Inggris, Samantha Hall, meskipun alat analitik tradisional unggul dalam menyediakan platform untuk menganalisis berbagai jenis data, mereka sering kali kekurangan konteks yang diperlukan dari data yang sedang dianalisis. "Menghasilkan wawasan yang bermakna dengan konteks yang spesifik semakin menjadi tantangan karena adanya pemisahan signifikan: orang yang melakukan analisis ahli dalam menggali data tetapi sering kali kurang memahami konteks TI, sehingga sulit untuk menerjemahkan temuan menjadi keputusan bisnis yang dapat ditindaklanjuti," terangnya.

Mesin AI bawaan Analytics Plus diprogram untuk mempelajari proses TI yang umum dan mengidentifikasi solusi untuk mencapai hasil yang diinginkan secara lebih cepat. Spotlight berfungsi seperti asisten, yang secara terus menerus memantau hambatan atau inefisiensi operasional dan menawarkan tips untuk tindakan perbaikan. Dengan membawa konteks TI dan memanfaatkan kemampuan AI, Analytics Plus memastikan organisasi dapat mengatasi masalah secara lebih efektif dan efisien.

Sementara, Manajer Produk dan Evangelis Analitik Utama Manage Engine, Rakesh Jayaprakash menambahkan, organisasi tidak ingin lagi menghabiskan waktu berjam-jam untuk menggali data guna mendapatkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti. Mereka membutuhkan strategi yang siap diterapkan dengan segera untuk melihat hasil secara cepat.

"Ada cukup banyak perangkat di pasar yang menjanjikan otomatisasi dan perbaikan untuk kegagalan jaringan dan aplikasi sehari-hari, tetapi yang fokus pada pengambilan keputusan strategis masih kurang. Kekurangan inilah yang ingin dijembatani oleh Spotlight," katanya.

Pengambilan keputusan yang cepat hanyalah setengah dari perjalanan, para manajer TI dan CIO juga membutuhkan cara untuk menguji kembali keputusan mereka guna memastikan bahwa strategi atau model baru yang diambil akan mencapai hasil yang diinginkan. Selain kemampuan decision intelligence, ManageEngine memperkenalkan fitur Analisis Penyebab Utama (Root Cause Analysis) yang secara otomatis mengidentifikasi faktor utama yang berkontribusi terhadap tren tertentu. Fitur ini memungkinkan manajer TI dan CIO untuk memverifikasi apakah perubahan atau keputusan mereka memiliki dampak positif.

Sebagai contoh, jika sebuah perangkat diterapkan untuk perbaikan otomatis masalah jaringan L1, Root Cause Analysis dapat melihat peningkatan waktu aktif dan menyoroti bahwa faktor pengurangan masalah di jaringan L1 dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan waktu aktif jaringan.

Analytics Plus versi terbaru memberdayakan tim TI untuk membuat model pembelajaran mesin (ML) khusus tanpa menulis satu baris kode pun. Secara tradisional, pengembangan dan penerapan model ML terbatas pada para ahli. Namun, platform ML tanpa kode dari Analytics Plus membuat akses ke ML menjadi lebih mudah, memungkinkan manajer TI untuk mengembangkan model ML langsung pada data yang sudah mereka kenal.

Dengan kemampuan ini, para manajer TI dapat membangun model ML untuk prediksi dan klasifikasi, seperti model prediksi untuk menentukan kemungkinan eskalasi tiket berdasarkan berbagai faktor atau peristiwa terkait. Pendekatan ini memastikan pengembangan model yang sangat spesifik dan akurat karena dibangun berdasarkan data unik organisasi dan divalidasi oleh orang-orang yang menggunakannya setiap hari.

Analytics Plus berfungsi sebagai pusat komando dan pengambilan keputusan terkait TI dengan menganalisis semua data TI secara kontekstual, memungkinkan organisasi untuk mengorelasikan metrik dan mengidentifikasi keterkaitan. Analytics Plus versi 6.0 memperkenalkan Perpustakaan Metrik TI Terpadu, yang mencantumkan semua KPI dari lingkungan TI dalam satu tampilan, sehingga bertindak sebagai direktori metrik yang komprehensif secara efektif. Hal ini memudahkan pencarian dan penggunaan kembali, meruntuhkan sekat-sekat yang dibuat oleh berbagai perangkat TI, dan berfungsi sebagai satu sumber rujukan kebenaran untuk metrik apa pun yang menurut Tim TI perlu dilacak.

Ditambahkan Jayaprakash, analisis data TI tradisional sering kali terbatas pada perangkat yang terpisah-pisah. Misalnya, waktu penyelesaian insiden hanya terbatas pada ITSM, sedangkan waktu rata-rata untuk memperbaiki perangkat telah dibatasi oleh manajemen operasi TI. "Ini menghambat korelasi silang dan mencegah organisasi mendapatkan gambaran lengkap tentang infrastruktur TI mereka. Dengan menganalisis semua metrik ini bersama-sama dalam platform terpusat, organisasi dapat membuka nilai signifikan," jelasnya.

GCG BUMN
Perpustakaan Metrik TI Terpadu membuat data lebih mudah diakses dengan membuat katalog KPI dapat tersedia bagi teknisi untuk melakukan analisis mereka, yang juga dapat digunakan oleh aplikasi TI lain untuk integrasi kontekstual. Pendekatan komprehensif ini meningkatkan tata kelola dan memastikan bahwa semua metrik yang relevan mudah diakses dan dikelola secara efektif, sehingga mendorong pengambilan keputusan yang cepat. (mas)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories