telkomsel halo

Experience economy di Asia Pasifik menjadi penentu ruang perkotaan

04:30:00 | 19 Nov 2024
Experience economy di Asia Pasifik menjadi penentu ruang perkotaan
JAKARTA (IndoTelko) Peningkatan kelas menengah di wilayah metropolitan terbesar di Asia Pasifik akan mendukung ekonomi berbasis pengalaman (experience economy) yang menggabungkan desain human-centric dan ruang berbasis komunitas.

Akibatnya, konsumen di Asia Pasifik akan menuntut pengalaman berkualitas lebih tinggi dari lingkungan yang dibangun, didukung oleh desain yang mengutamakan pengguna dan mempromosikan komunitas serta hubungan antar pengguna, menurut 2024 Global Consumer Experience Survey dari JLL.

JLL melihat lima prioritas utama yang dicari oleh konsumen di kawasan perkotaan Asia Pasifik, yaitu menciptakan area destinasi; mengintegrasikan pengalaman antar berbagai properti; menghubungkan aspek fisik dan digital; menerapkan desain yang human-centric; serta memahami faktor-faktor yang mempengaruhi minat pengguna. Selain itu, analisis JLL menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen bersedia membayar lebih untuk mendapatkan pengalaman berkualitas. Memenuhi kebutuhan akan koneksi dan komunitas ini dapat menjadi kunci kesuksesan pengembangan properti di masa depan.

“Setiap diskusi yang menyangkut upaya menciptakan pengalaman yang human-centric harus dimulai dengan pemahaman bagaimana orang-orang menghabiskan waktu mereka dan apa yang ingin mereka capai dalam sehari. Desain ruang harus mencerminkan realitas ini dan menempatkan orientasi pengguna sebagai inti dari setiap kebutuhan ruang bagi suatu organisasi. Memahami manusia selalu menjadi langkah pertama, diikuti dengan desain yang dirancang untuk momen-momen berarti," kata Head of People Experience, Consulting, Asia Pacific, JLL Emmy-Lou Quirke.

Menurut JLL, di seluruh wilayah Asia Pasifik, peningkatan kesejahteraan digitalisasi, dan teknologi mendorong permintaan akan nilai lebih dari pengalaman offline, dan lingkungan perkotaan akan dituntut untuk beradaptasi. Berdasarkan pandangan responden yang disurvei oleh JLL, 76% setuju bahwa kota-kota perlu menawarkan pengalaman baru untuk tetap relevan, dengan 84% dari responden yang merupakan generasi Milenial dan Gen Z mendukungnya.

Selain itu, mayoritas responden dari berbagai generasi dan wilayah menganggap pengalaman sebagai faktor yang penting dalam memilih tempat dan cara mereka menghabiskan waktu luang serta keputusan pembelian, mulai dari keinginan untuk bepergian ke tempat baru, mencari pengalaman kota yang unik, hingga memprioritaskan aktivitas secara langsung. Para responden juga menyatakan bahwa mereka bersedia membayar lebih untuk kualitas ini, terutama di kalangan Milenial (80%).

Secara bersamaan, mengintegrasikan solusi digital ke dalam pengalaman langsung menawarkan peluang untuk meningkatkan tempat dan ruang sebagai tujuan pilihan. Secara regional, sekitar 75% konsumen melaporkan kepuasan dengan pengalaman berbelanja online, namun masih banyak yang menyatakan preferensi untuk berbelanja di toko fisik di mana mayoritas konsumen (64%) mengatakan mereka lebih suka berbelanja langsung dibandingkan online. JLL percaya bahwa pengembang dan investor dapat memanfaatkan kebiasaan konsumsi ini melalui ritel berbasis pengalaman dan layanan online/offline, menggunakan kecerdasan buatan, berbagai aplikasi pemesanan, dan peningkatan digital.

“Interaksi kami mengindikasikan adanya perubahan signifikan dalam hubungan antara desain dan pengelolaan lingkungan binaan (built environment) dengan ekspektasi berbagai generasi, serta peran pentingnya dalam membentuk pengalaman dan kualitas hidup kita. Permintaan terhadap tempat dan ruang yang menarik di kawasan Asia Pasifik akan terus meningkat, seiring dengan tingginya harapan konsumen akan lebih banyak pilihan dan kualitas di lokasi tempat mereka tinggal, bekerja, dan berkunjung. Lingkungan binaan perlu menyesuaikan dengan perubahan ini untuk memanfaatkan peluang baru dalam menciptakan pengalaman,” kata President - Asia Pacific, JLL Work Dynamics Sandeep Sethi.

GCG BUMN
Survei global ini mengumpulkan data dari lebih dari 3.200 responden global untuk memahami bagaimana para pemangku kepentingan yang terlibat dalam menciptakan, memiliki, dan mengelola real estat perusahaan dapat beradaptasi dengan perubahan ekspektasi konsumen guna membuka nilai lebih besar dalam portofolio mereka.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories