Final Draft karya Hannan Chintya, mengikuti Ciko, seorang editor film yang terjebak dalam dilema profesional dan moral ketika diminta untuk menghapus seorang aktor penting dari film atas permintaan investor, menghadapi tekanan dari sutradara dan produser yang berselisih.
Ketiga film pendek karya sineas muda Indonesia ini juga akan terus didukung oleh MAXStream Studios untuk melangkah lebih jauh dengan mendaftarkannya ke berbagai festival film bergengsi di tingkat nasional dan internasional, sebagai bagian dari upaya mempromosikan kreativitas anak bangsa ke panggung dunia.
Dikatakan Vice President Digital Lifestyle Telkomsel, Lesley Simpson, program ini menunjukkan bahwa MAXStream Studios berperan sebagai platform yang tidak hanya mendukung sineas berpengalaman tetapi juga memberikan kesempatan kepada sineas muda yang memiliki potensi besar. “Dukungan ini merupakan bagian dari upaya MAXStream Studios untuk menciptakan ekosistem industri perfilman yang inklusif dan berkelanjutan,” jelasnya.
Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024 sendiri memasuki edisi ke-19 dengan tema "Metanoia", menjadi ajang bergengsi bagi sinema Asia. Dengan 180 film dari 25 negara yang ditampilkan dalam program kompetisi dan non-kompetisi, JAFF terus menjadi ruang kolaborasi seni, budaya, dan pariwisata, sekaligus panggung untuk memamerkan transformasi sinema Asia.
Ke depan, MAXStream Studios akan kembali menghadirkan program "Secinta Itu Sama Sinema" sebagai wujud komitmen terhadap pertumbuhan industri kreatif di Indonesia. Karena melalui inisiatif ini, MAXStream Studios turut mewujudkan visi Telkomsel untuk menciptakan masa depan yang gemilang dengan memberdayakan masyarakat Indonesia melalui SISS yang memberikan solusi unggul bagi komunitas sineas muda untuk membuka peluang baru di dunia perfilman Indonesia, baik di tingkat lokal maupun internasional. (mas)