JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) belum lama ini mengumumkan berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp 7,13 triliun hingga semester pertama 2013 atau naik 10,8% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 6,42 triliun.
Sedangkan dari sisi pendapatan sebesar Rp 40,16 triliun naik 9,37% dibandingkan periode sama 2012 sebesar Rp 36,72 triliun.
Hal yang menggembirakan adalah direktorat Enterprise dan Business Service berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 4,6 triliun dari segmen korporasi dan Usaha Kecil Mikro (UKM). Raihan itu sudah 50% dari target meraup pendapatan Rp 9,2 triliun bagi direktorat yang berganti nama Per 1 juli 2013 itu.
Sebelumnya, direktorat ini dinamakan Enterprise and Wholesales Services. Namun, sejak Juli 2012 lalu bisnis wholesale dipisah dan dimasukkan ke direktorat jaringan. Bisnis Wholesales ini biasanya berkaitan dengan interkoneksi, network service dan layanan other license operator.
Banyak pihak kala itu menjadi cemas dengan pendapatan dari direktorat tersebut karena Wholesales selama ini memiliki kontribusi signifikan bagi pendapatan.
Namun, di bawah kepemimpinan Direktur Enterprise and Business Service Telkom Muhammad Awaluddin, direktorat ini bergerak mencari ladang baru untuk sumber pendapatan.
Dalam payung besar Indonesia Digital Network (IDN), Awaluddin menggelar Indonesia digital society (Indiso) dan Indonesia digital ecosystem (Indico).
Tak tanggung-tanggung, Awaluddin berani membidik omzet Rp 400 miliar dari kedua program yang menyasar pasar korporasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) tersebut di akhir tahun nanti.
“Telkom selama ini belum bermain di UKM, ini dimulai dari awal semua. Tantangan sekaligus meberikan peluang bagi Telkom,”kata Awal kala berbincang santai dengan IndoTelko, kemarin.
IndiSo
Dijelaskannya, Indiso memiliki tiga subprogram yaitu IndiSchool, IndiPreneur, dan IndiFinance. IndiSchool adalah program pengadaan akses internet berbasis wifi di 100.000 sekolah di seluruh Indonesia sekaligus penyediaan beragam konten edukasi.
Terhitung hingga Juli 2013, pertumbuhan sekolah dengan akses wifi yang didukung oleh IndiSchool mencapai 39.4% atau sekitar 16.000 sekolah termasuk universitas yang tersebar di 50 kota besar dan 14 daerah terpencil.
Telkom sudah membangun 30.000 Access Point (AP) dengan rata - rata 2-3 AP per sekolah. Jumlah unique users sudah mencapai lebih dari 100 ribu jiwa. Tingkat pemakaian internet melalui IndiSchool mencapai 6.6 juta hit dengan omset Rp 1,8 miliar.
Sementara IndiPreneur berhasil menjaring lebih dari 40 ribu pengusaha UKM di 29 propinsi dengan total transaksi online sebesar Rp 1,2 miliar. Per Juli 2013, terhitung pendapatan yang di dapat dari IndiPreneur mencapai Rp 2,9 miliar.
IndiFinance telah menggandeng hampir 37.000 outlet perbankan elektronik dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 15 % per bulan dan menghasilkan pendapatan Rp 4,9 miliar .
IndiFinance rencananya akan dikembangkan ke Hong Kong, Arab Saudi, dan Malaysia yang menjadi tujuan para tenaga kerja Indonesia.
“Ketiga program ini targetnya menghasilkan omzet sekitar Rp 50 miliar. Memang jika dilihat hingga semester pertama realisasi dari target masih rendah. Tetapi ini kan sedang tahap membangun. Kita optimistis untuk segmen ini akan tercapai targetnya,” katanya.
Direktur Utama FinNet Otong Lip menambahkan dua hingga tiga bulan ke depan nilai fee dari indiFinance bisa naik karena sedang mencari keseimbangan. “Banyak transaksi di awal itu trial. Apalagi transaksi kan banyak beli pulsa sehingga Average Revenue Per User (ARPU) kecil hanya Rp 500. Tiga bulan lagi akan stabil fee-nya,” katanya.
Indico
Lebih lanjut Awal menjelaskan untuk program Indico terdiri atas Indicloud, Indibanking, Indiconnect. Target omzet dari program ini adalah Rp 120 miliar hingga akhir tahun nanti.
Untuk program Indonesia Digital Cloud memiliki business streaming pada IT Managed Service dengan fokus program kepada penyediaan layanan Data Center dan Cloud services. Pendapatan dari IndiCloud dalam semester pertama 2013 mencapai Rp 34 miliar.
Berikutnya ada program Indonesia Digital Banking dengan business streaming Managed Application yang fokusnya kepada penyediaan e-banking platform, dengan content Mobile Banking, Phone Banking, Internet Banking dan VAS Banking. Pendapatan dari sektor ini di semester pertama 2013 mencapai Rp 38 miliar.
Terakhir, Indonesia Digital Connection dengan business streaming pada Value Added Service yang fokus penyediaan machine to machine. Pendapatan dari sektor ini selama semester pertama 2013 adalah sebesar Rp 24 miliar.
“Sisa dari target Direktorat EBIS lainnya itu berasal pasar korporasi besar sebanyak 67% untuk solusi teknologi informasi dan koneksi. Sisanya UKM didorong dengan terobosan-terobosan baru yang dipaparkan di atas,” jelasnya.
Akankah target-target yang dicanangkan untuk kedua program besutan Awaluddin ini berhasil tercapai? Kita tunggu saja!(id)
Awaluddin juga penulis Buku Digital EntreprenuerShift dan Digital ChampionShift.
Pembaca bisa bertanya seputar cara mengelola bisnis dan solusi-solusi Teknologi Informasi untuk transformasi digital melalui email ke alamat Redaksi@IndoTelko.id
Pengasuh akan menjawab setiap email yang masuk melalui sub kanal ini dari setiap pertanyaan yang masuk.
Jangan lupa cantumkan alamat sesuai KTP dan nomor telepon yang bisa dihubungi di email.
Rubrik Digital Talk dipersembahkan oleh Indosat dan Ooredoo untuk berbagi pengetahuan tentang mengembangkan serta membangun usaha berbasis teknologi informasi bagi pelaku bisnis di Indonesia.