JAKARTA (IndoTelko) - Divisi Business Service (DBS) yang dikelola Telkom dibawah direktorat Enterprise and Business Services tak hanya menggarap pasar Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Telkom DBS juga serius menggarap dunia pendidikan. Mulai dari tingkat pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Operator pelat merah ini menyadari bahwa perkembangan kemajuan dunia pendidikan juga tidak lepas dari peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
“Kemajuan sebuah kampus saat ini kerap kali diukur dengan aksesibilitas kampus tersebut, dan hal ini telah dapat dinilai dengan konsumsi bandwidth kampus yang bersangkutan.”, ungkap Direktur Enterprise & Business Service Telkom Muhammad Awaluddin, kemarin.
Awaluddin mengutip sebuah studi yang dilakukan oleh OnlineCollege USA mengungkapkan bahwa kebanyakan kampus di USA menyediakan bandwidth 100 Mbps hingga 500 Mbps. Angka itu masih sangat jauh dari rata-rata Mbps yang disediakan oleh kampus di Indonesia, yaitu rata-rata 30 Mbps.
Tentunya hal ini berdampak langsung pada tingkat aksesibilitas para mahasiswanya untuk mendapatkan referensi-referensi terbaik untuk menunjang perkuliahan mereka.
“Hal ini juga terkait dengan layanan content yang dapat dilalukan pada jaringan internet di kampus-kampus tersebut, bila aksesibilitas kurang baik volume maupun kualitasnya, tentu berpengaruh bagi peluang komunitas kampus untuk menikmati sistem layanan kampus yang lebih canggih dan komprehensif,” katanya.
Menyadari kesenjangan tersebut, Telkom meluncurkan program IndiCampus. Program IndiCampus merupakan persembahan Telkom bagi kemajuan bangsa melalui program Indonesia Digital Network (IDN) di komunitas Perguruan Tinggi dengan peningkatan penetrasi Broadband dan pengembangan total solusi.
Program ini bertujuan untuk membantu terpenuhinya prasyarat World Class Campus di seluruh kampus di Indonesia, yang salah satu indikatornya adalah telah dapat menyediakan minimal broadband akses 5 kbps/ mahasiswanya.
Mungkin ada yang bertanya, mengapa akses yang disediakan terlalu kecil? Alasannya adalah, 5 Kbps adalah angka rata-rata throughput bandwith minimal per-mahasiswa kalau semuanya dihitung untuk dapat mengakses ke internet.
Hitungannya sederhana , jika 1 kampus memiliki 1.000 mahasiswa, artinya kampus tersebut disarankan minimal memiliki bandwith sebesar 5 Mbps. Apabila dibawah angka tersebut, berarti kebutuhan bandwith minimum kampus tersebut masih dibawah rata-rata sebagaimana yang disarankan oleh Kemendiknas.
Dalam kenyataannya, masih banyak kampus yang hanya memiliki bandwith sebesar 2 Mbps/mahasiswa. Inilah digital divide kondisi perguruan tinggi di Indonesia.
Melihat tantangan tersebut, Telkom ingin mensolusikan kesenjangan digital dalam penyediaan infrastruktur internet di kampus-kampus melalui IndiCampus.
“Suksesnya program IndiCampus ini, ditandai dengan terlayaninya seluruh kampus di Indonesia oleh infrastruktur broadband di tahun 2015 ini, hingga seluruh kampus di Indonesia telah terdiigitalisasi,” katanya.
Konsep
Lebih lanjut dijelaskannya, melalui IndiCampus ini, perseroan mengimplementasikan konsep 3 C : Connectivity, Content, dan Community.
Connectivity berupa penyediaan akses internet, Voice dan Datacom berkualitas prima, kami akan cover kampus dengan teknologi Fiber Optik. Adapun Content & Application yaitu Sistem Informasi Akademik, Distance Learning, Q Baca, e-Registration, Virtual Data Storage dan Q Jurnal. Terakhir Community antara lain Tesca, dan Closed User Group Telkomsel.”
Connectivity, Telkom berikan tawaran spesial untuk kampus-kampus yaitu program Hub Kampus.
Program tersebut memungkinkan kampus-kampus yang akan berlangganan akses internet premium dari Telkom secara kolektif dengan metoda “Bandwidth Connection Sharing”, yaitu pembelian bandwidth secara “bulk” untuk kemudian di-share ke seluruh anggota Hub Kampus.
“Konsep ini akan membuat kampus-kampus peserta Hub Kampus (dedicated campus) bisa mendapatkan akses internet broadband premium dengan harga yang lebih hemat,” tambah Executive General Manager Divisi Business Service, Yusron Hariyadi.
“Intinya melalui program IndiCampus ini, Telkom sangat siap dan mendukung penuh program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk mempercepat maksud memajukan Perguruan Tinggi Indonesia menuju Kampus Kelas Dunia,” pungkas Awaluddin.(id)
Artikel ini berkat kerjasama dengan TELKOM DBS
Awaluddin juga penulis Buku Digital EntreprenuerShift dan Digital ChampionShift.
Pembaca bisa bertanya seputar cara mengelola bisnis dan solusi-solusi Teknologi Informasi untuk transformasi digital melalui email ke alamat Redaksi@IndoTelko.id
Pengasuh akan menjawab setiap email yang masuk melalui sub kanal ini dari setiap pertanyaan yang masuk.
Jangan lupa cantumkan alamat sesuai KTP dan nomor telepon yang bisa dihubungi di email.
Rubrik Digital Talk dipersembahkan oleh Indosat dan Ooredoo untuk berbagi pengetahuan tentang mengembangkan serta membangun usaha berbasis teknologi informasi bagi pelaku bisnis di Indonesia.