Menguak Filosofi Kampung UKM Digital dari Telkom

09:54:47 | 14 Jun 2015
Menguak Filosofi Kampung UKM Digital dari Telkom
Muhammad Awaluddin (dok)

JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) kian getol menggarap pasar Teknologi Informasi (TI) dari segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Inovasi terbaru yang dilakukan operator pelat merah ini adalah melansir Kampung UKM Digital pada awal Juni lalu. Pilot project pertama dipilih di Keranggan Setu Kota Tangerang Selatan, selanjutnya dikebut ke Sentra Kaos Suci (SKOCI) di Bandung.

Kampung UKM Digital ini melengkapi berbagai program pengembangan UKM yang sebelumnya sedang berjalan, seperti edukasi pemanfaatan TIK bagi UKM di 500 sentra UKM di berbagai kota, 20 Kampung Nelayan Digital, Roadshow BAGUS Indonesia di 30 kota.

Tujuan akhirnya, ada sejuta UKM yang berhasil mengadopsi teknologi digital dari Telkom. (Baca juga: Kampung UKM Digital ala Telkom)

“Kami bidik hingga Desember ini ada 60 Kampung UKM Digital. Setiap kampung UKM itu nanti diberikan stempel khas yang artinya sudah di validasi oleh tim internal Telkom atau Komite Penilai Program menjadi Kampung UKM Digital,” ungkap Direktur Enterprise and Business Service Telkom Muhammad Awaluddin kepada IndoTelko, Minggu (14/6).

Komponen
Diungkapkannya, ada dua komponen besar yang dapat dipertimbangkan untuk menyulap sebuah lokasi menjadi Kampung UKM Digital oleh Telkom.

Pertama, adanya  Core Ecosystem yang menunjukkan  keterhubungan antara supplier, produsen, dan saluran distribusi. Kedua, Business Ecosystem yang menunjukkan adanya keterhubungan supplier,produsen, wholeseller,retailer,konsumen akhir, dukungan pemerintah dan lembaga keuangan.

“Nah, kalau Anda punya usulan, misal di suatu daerah diangggap banyak pelaku UKM, kalau memenuhi dua syarat prinsip itu, saya tak segan turunkan Tim Penilai untuk validasi,” jelasnya.

Dijelaskannya, setelah dua komponen besar terpenuhi, Telkom juga menetapkan parameter implementasi bagi Kampung UKM Digital diantaranya, tersedianya infrastruktur jaringan broadband, adanya wadah komunitas UKM seperti koperasi atau lembaga sejenis.

Berikutnya, pemanfaatan teknologi informasi di dalam dua ekosistem, misalnya eCommerce. Adanya proses sharing knowledge terkait TI di dalam ekosistem, adanya supervisi dari Pemerintah dan keterlibatan stakeholder lainnya (asosiasi, komunitas, dan akademisi) yang saling mendukung untuk terjadinya akselerasi implementasi pemanfaatan TI di kampung UKM Digital.

“Kampung UKM Digital ini mengadopsi konsep financial inclusion dan digital inclusion sekaligus. Kalau Anda lihat di SKOCI Bandung, kita langsung sulap Koperasinya menjadi agen remitansi dan Payment Point Online Banking (PPOB) Delima. Kedepan kita ingin Kampung UKM Digital itu juga transaksi dengan eMoney,” katanya.

Awaluddin optimistis target yang dicanangkan untuk membangun 60 Kmapung UKM Digital bisa terealisasi karena secara konsep dan filosofi dibutuhkan oleh pelaku usaha.

“Kalau bicara kuantitas, kita optimistis bisa capai angka 60 Kampung UKM Digital. Sekarang kerja kerasnya adalah mengkomunikasikan filosofi ini ke UKM dan internal agar kualitas sesuai konsep tercapai,” pungkasnya.(id)

Baca Juga:
More Stories
 
Muhammad Awaluddin
Rubrik ini diasuh oleh Chairman of Indonesia Digital Society Forum (IDSF) yang juga Presiden Indonesia Marketing Association (IMA) 2013-2015, Muhammad Awaluddin.

Awaluddin juga penulis Buku Digital EntreprenuerShift dan Digital ChampionShift.

Pembaca bisa bertanya seputar cara mengelola bisnis dan solusi-solusi Teknologi Informasi untuk transformasi digital melalui email ke alamat Redaksi@IndoTelko.id

Pengasuh akan menjawab setiap email yang masuk melalui sub kanal ini dari setiap pertanyaan yang masuk.

Jangan lupa cantumkan alamat sesuai KTP dan nomor telepon yang bisa dihubungi di email.

 
Digital Talk

Rubrik Digital Talk dipersembahkan oleh Indosat dan Ooredoo untuk berbagi pengetahuan tentang mengembangkan serta membangun usaha berbasis teknologi informasi bagi pelaku bisnis di Indonesia.