JAKARTA (IndoTelko) – Istilah social marketing sudah tidak asing di Indonesia. Banyak perusahaan besar sudah menjalankan aksi ini dengan melibatkan karyawan secara aktif.
Social marketing merupakan penggunaan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pemasaran dalam mempengaruhi target audience agar secara suka rela menerima (accept), menolak (reject), merubah (modify) dan meninggalkan (abandon) sebuah perilaku demi keuntungan individu, kelompok serta masyarakat sebagai sebuah kesatuan.
“Tidak seperti sektor pemasaran komersil, dimana keuntungan utama diraih oleh korporasi atau stake holder. Keuntungan dalam konsep social marketing ditujukan pada individu, kelompok dan masyarakat sebagai satu kesatuan. Kami ingin karyawan Telkom itu tak hanya maksimal di perusahaan, tetapi juga di masyarakat. Ini ide awal program Employee for Community dari Telkom Regional Jakarta, Bogor, Tangerang, Serang,” ungkap Executive General Manager Telkom Regional Jabotabes, Prasabri Pesti di Posko Telkom Siaga, Kamis (16/7).
Menurutnya, sebagai karyawan yang dituntut secara profesional, tentu tidak hanya berlaku di tempat kerja, namun juga berlaku dilingkungan tempat tinggal karyawan tersebut. Dukungan lingkungan tempat tinggal pasti akan membawa pengaruh besar dalam karier seorang karyawan.
Employee for Community digulirkan Pria yang akrab disapa PP ini untuk semakin memperkuat profesionalitas karyawan dalam hal aktifitas sosial di lingkungan tempat tinggalnya.
“Ide awalnya sangat sederhana, bagaimana mengapresiasi karyawan yang aktif sebagai Ketua RT/RW, Dewan Mesjid, Kemajelisan Gereja, Organisasi Olahraga, dan lain-lain. Kami ingin kehadiran karyawan tersebut semakin berdaya guna dan tetap menjunjung tinggi azas profesionalitas dalam kesehariannya termasuk lingkungan tempat tingganya,” jelasnya.
Bentuk apresiasi dari program Employee for Community seperti pelatihan dan sharing session dengan materi terkait Leadership, Manajemen Lingkungan, hingga kiat-kiat memakmurkan ekonomi masyarakat. Ditambah pengetahuan kecakapan berkomunikasi, pengaturan keuangan, teknologi terkini (ICT) dan lain-lain yang menyangkut aktifitas sosial.
“Misi dari program ini adalah bagaimana seorang karyawan yang bekerja dibidang ICT, mampu menyebarluaskan manfaat atau value positif bagi lingkungannya,” katanya.
Sebagai contoh, seorang karyawan yang dipercaya sebagai Ketua RW dapat memanfaatkan data base berbasis cloud untuk agenda kegiatan warganya. Memanfaatkan aplikasi smart home monitoring untuk membantu pengawasan lingkungannya. Intinya, selaku Ketua RW harus mampu memanfaatkan ICT guna mempermudah aktifitas warganya.
“Ini sebagai salah satu bentuk dedikasi melayani kepada lingkungannya,” kata penyandang gelar Magister Manajemen dari UGM ini.
Diungkapkannya, dari hasil implementasi program tersebut sejak sebulan terakhir ini, diperoleh sebuah manfaat luar biasa. Motivasi kerja karyawan meningkat dengan pesat. Bahkan secara tidak langsung, value positif yang terbangun juga sejalan dengan peningkatan image positif perusahaan khususnya bagi pelanggan perumahan.
“Kami sangat senang, dengan adanya program Employee for Community tersebut, motivasi kerja meningkat, tingkat kebahagiaan karyawan yang menjadi pengurus sosial di lingkungannya juga semakin dipercaya oleh warga,” pungkasnya.(id)
Awaluddin juga penulis Buku Digital EntreprenuerShift dan Digital ChampionShift.
Pembaca bisa bertanya seputar cara mengelola bisnis dan solusi-solusi Teknologi Informasi untuk transformasi digital melalui email ke alamat Redaksi@IndoTelko.id
Pengasuh akan menjawab setiap email yang masuk melalui sub kanal ini dari setiap pertanyaan yang masuk.
Jangan lupa cantumkan alamat sesuai KTP dan nomor telepon yang bisa dihubungi di email.
Rubrik Digital Talk dipersembahkan oleh Indosat dan Ooredoo untuk berbagi pengetahuan tentang mengembangkan serta membangun usaha berbasis teknologi informasi bagi pelaku bisnis di Indonesia.