JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mendorong Universitas Padjajaran (Unpad) menjadi Pusat Studi UKM Digital agar bisa menciptakan pelaku usaha yang berdaya saing dan mandiri.
“Sesuai dengan konsep Penta Helix, akademisi atau Kampus tak bisa ditinggalkan dalam membawa UKM Goes Digital. Pada kesempatan ini saya tantang Unpad menjadi Pusat Studi UKM Digital. Kalau berani, Telkom berada bersama Unpad,” tantang Direktur Enterprise & Business Service Telkom Muhammad Awaluddin kala menjadi pembicara di acara Bincang Bisnis dengan para pelaku UKM Bandung yang dilaksanakan di Bale Motekar Universitas Padjajaran, Sabtu (12/3), kemarin.
Di acara diskusi tersebut juga turut hadir Prof Dr Tualar Simarmata, Ir, MS Director of Innovation, Academic Corporate and Business Universitas Padjajaran.
Menurut Awaluddin, konsep Pentahelix Academician–Business–Community– Government-Media (ABCGM) hal yang layak dilakukan.
Di konsep ini Akademisi berperan sebagai konseptor seperti melakukan standarisasi model bisnis, sertifikasi, dan lainnya. Business player sebagai enabler dengan menghadirkan infrastruktur ICT, Media menjalankan peran sebagai expander, komunitas untuk akselerator, dan pemerintah sebagai regulator. (Baca juga: UKM Goes Digital)
"Konsep ini bisa menghasilkan simfoni yang efisien, produktif, dan lingkungan sosial yang kompetitif melalui utilisasi ICT. Filosofi dari konsep ini adalah kita harus berjalan bersama membangun eksosistem UKM Goes Digital karena ini perjalanan yang ditempuh jauh. Tak bisa satu komponen berjalan sendiri, ini bukan perjalanan dengan rute pendek," kata penggemar Es Durian ini.
Tantangan dari Awaluddin ini langsung di respons dengan sangat antusias oleh Executive Director Shafira Foundation Achmad Nashir Budiman yang bekera sama dengan Telkom untuk mengakselerasi pemanfaatan Teknologi Informasi bagi UKM di Jawa Barat.
Lebih lanjut Awaluddin mengingatkan tahun 2016 adalah momentum paling penting bagi pelaku UKM karena adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Momentum pembentukan MEA memiliki arti penting bagi kawasan ini karena pada tahun 2020, total Pendapatan Nasional Bruto (PNB) negara-negara Asean diperkirakan akan tumbuh mencapai US$47 triliun.
Diungkapkannya, pasar di ASEAN sekarang digerakan oleh konektivitas, jaringan selular, dunia berbasis aplikasi, baik itu ritel, berita, hiburan, perbankan, pendidikan, pemerintahan atau komunikasi.
“Implikasinya, perusahaan atau pelaku usaha yang gagal untuk menghadirkan pengalaman aplikasi yang positif mempunyai risiko kehilangan sekitar sepertiga dari basis pelanggan. Kami dorong Kampung UKM Digital agar pelaku usaha akrab dengan dengan teknologi,” jelasnya.
Ditambahkannya, Technology Acceptance Criteria (TAC) adalah kriteria-kriteria dasar yang diperlukan untuk menganalisisis dan memahami faktor-faktor yg mempengaruhi diterimanya penggunaanTeknologi Informasi dalam program UKM Goes Digital yang diperjuangkan Telkom sejak lima tahun lalu.
“TAC bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan pengguna (dalam hal ini pelaku UKM) terhadap suatu sistem informasi yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kinerja usahanya.Tiga kriteria TAC dalam versi Telkom adalah adanya aspek usefulness, convenience, dan ease of use,” pungkasnya.(id)
Awaluddin juga penulis Buku Digital EntreprenuerShift dan Digital ChampionShift.
Pembaca bisa bertanya seputar cara mengelola bisnis dan solusi-solusi Teknologi Informasi untuk transformasi digital melalui email ke alamat Redaksi@IndoTelko.id
Pengasuh akan menjawab setiap email yang masuk melalui sub kanal ini dari setiap pertanyaan yang masuk.
Jangan lupa cantumkan alamat sesuai KTP dan nomor telepon yang bisa dihubungi di email.
Rubrik Digital Talk dipersembahkan oleh Indosat dan Ooredoo untuk berbagi pengetahuan tentang mengembangkan serta membangun usaha berbasis teknologi informasi bagi pelaku bisnis di Indonesia.