BANTUL (IndoTelko) – Dusun Krebet yang terletak di perbukitan barat daya Kabupaten Bantul sejak tahun 70-an sudah dikenal sebagai sentra industri kerajinan batik kayu.Salah satu yang memulai batik kayu khususnya topeng yang digunakan sebagai hiasan di rumah-rumah adalah Gunjiar.
Dulunya dusun ini merupakan hutan belantara yang berada di atas bukit Slarong. Kata Krebet berasal dari sebuah tumbuhan besar bernama Krebet, yang saat ini masih ada dan terletak di perempatan dekat dengan sanggar Punowakan dan di Sendang Tirto Waluyo.
Pada tahun 80-an, pengrajin di Krebet ini mulai mempromosikan hasil karyanya hingga ke pusat kota Yogyakarta dan sekitarnya.
Menurut Ketua Koperasi Sido Katon Yulianto, jumlah pengrajin di daerahnya pada tahun 2004 sekitar 24 pengrajin. “Hingga saat ini jumlah pengrajin di sini sudah mencapai 57 UKM,” katanya ketika ditemui Tm IndoTelko, belum lama ini.
Yulianto, Ketua Koperasi Sido Katon
Model penjualan
Dikatakan Yulianto, kerajinan batik kayu ini tak hanya dipasarkan untuk pasar lokal alias Indonesia. Namun permintaan negara tetangga pun sudah mulai dipenuhi. “Hasil kerajinan terutama topeng batik lebih banyak diminati para turis dari mancanegara," katanya.
Model pemasarannya pun sudah tidak lagi menggunakan penjualan manual lewat gallery-gallery yang ada di kampung-kampung Krebet, namun sudah mulai dijual dan ditawarkan lewat dunia maya alias internet. Andalannya adalah toko online Blanja.com dengan koneksi internet dari Telkom sejak tahun 2000-an.
Dukungan Telkom yang menebar hotspot-nya di sekitar Krebet terutama di Koperasi Sido Katon menjadi media dan jalur yang efektif untuk menghilangkan batas antara Krebet dengan dunia luar.
Adanya hotspot dan jaringan internet di Krebet, membuat industri batik kayu asal desa ini lebih dikenal hingga mancanegara. “Dukungan Telkom sudah berjalan sekitar 6 tahun. Edukasi dan training dari Telkom membuat kami melek teknologi dan dunia internet,” papar Yulianto yang juga sebagai juru bicara para pengrajin kerajinan kayu Krebet.
Sumber penghidupan
Ada yang unik dari industri kerajinan batik kayu di kawasan ini. Tidak banyak pengrajin yang mengerjakan kerajinan kayu ini dari awal hingga akhir alias finish. Penduduk di sini memecah pengerjaan batik kayu lewat beberapa tahap.
Dikatakan Yulianto, masyarakat di sini terpecah menjadi beberapa pengrajin dan spesialisasi pengerjaan. Dikatakannya, hanya sekitar 10 pengrajin saja yang mengerjakan pekerjaan ini dari awal hingga selesai.
“Banyak masyarakat yang mengerjakan bagian-bagian tertentu saja dari industri ini,” paparnya. Dijelaskannya, bagian-bagian yang dikerjakan terdiri dari ; pengukiran kayu, melukis/membatik saja, pewarnaan, pengeringan dan menyelesaikan hingga akhir.
“Banyak masyarakat yang mengerjakan bagian-bagian tertentu saja dari industri ini. Bagian-bagian yang dikerjakan terdiri dari pengukiran kayu, melukis/membatik saja, pewarnaan, pengeringan dan menyelesaikan hingga akhir," katanya.
Wisata edukasi
Selain menawarkan kerajinan batik kayu, sejak tahun 2000 Krebet telah menjadi desa wisata andalan. Wisatawan banyak yang datang ke sini untuk belajar membatik di atas media kayu.
“Kebanyakan tamu yang datang adalah dari wisatawan lokal dan sekolah-sekolah atau turis mancanegara. Kami sudah menyediakan home stay bagi wisatawan yang ingin menginap dan belajar membatik di kayu dari awal hingga selesai. Nantinya hasil kerajinan buatan mereka sendiri itu bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan," katanya.
Ditambahkannya, kehadiran Telkom sebagai penyedia jalur internet, membuat sempurna desa wisata Krebet. Para wisatawan bisa terkoneksi internet dan mengupload kegiatannya ke sosial media dan menginformasikan ke keluarga dan kawan-kawan lainnya. “Ini media promosi yang sangat efektif,” tegas Yulianto.
.
Menurutnya program edukasi dan update teknologi yang diberikan Telkom sangat membantu masyarakat sekitar khususnya pengelola Koperasi Sido Katon untuk lebih berinovasi di dunia digital. Aksi Digitalisasi ala Telkom mampu menggiring masyarakat Krebet untuk makin melebarkan pasarnya hingga mancanegara.(sg)
Awaluddin juga penulis Buku Digital EntreprenuerShift dan Digital ChampionShift.
Pembaca bisa bertanya seputar cara mengelola bisnis dan solusi-solusi Teknologi Informasi untuk transformasi digital melalui email ke alamat Redaksi@IndoTelko.id
Pengasuh akan menjawab setiap email yang masuk melalui sub kanal ini dari setiap pertanyaan yang masuk.
Jangan lupa cantumkan alamat sesuai KTP dan nomor telepon yang bisa dihubungi di email.
Rubrik Digital Talk dipersembahkan oleh Indosat dan Ooredoo untuk berbagi pengetahuan tentang mengembangkan serta membangun usaha berbasis teknologi informasi bagi pelaku bisnis di Indonesia.