telkomsel halo

Divestasi Saham Viva Masih Mengambang

14:04:14 | 06 Jun 2013
Divestasi Saham Viva Masih Mengambang
Anindya N Bakrie (DOK)
JAKARTA (Indotelko) – Rencana pelepasan saham (Divestasi) keluarga Bakrie di  PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) sepertinya masih mengambang.

Pasalnya, Presiden Komisaris, Komisaris Viva  Anindya Bakrie tak tertarik sama sekali membicarakan masalah pelepasan saham tersebut walau nilai yang ditawar untuk  49% saham milik keluarga Bakrie lumayan menggiurkan yakni mencapai  Rp 17 triliun – Rp 18 triliun dari dua raksasa media yakni CT Corp dan MNC Group.

"No Comment kalau soal isu itu. Ini masih spekulasi semua,” kata Pria yang akrab disapa ANB itu usai  Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) VIVA di Jakarta, kemarin.

ANB lebih tertarik berbicara masalah pertumbuhan dari bisnis media yang besar karena strategi yang fokus ke fundamental dengan mengandalkan perpaduan antara micro targeting program, low cost production, dan distribusi konten tiga layar, yaitu televisi, komputer, dan ponsel.

“Jelang 2014 ini banyak momentum pemasaran bisa dioptimalkan untuk menggenjot kinerja. Kita andalkan dua stasiun televisi yang berbeda kekuatan kontennya sebagai penopang pendapatan,” katanya.

Kinerja
Presiden Direktur Viva  Erick Thohir, mengungkapkan, kinerja perseroan terus membaik setiap tahun. Pada 2011, share iklan VIVA sebesar 10,4%  dan pada 2012 naik menjadi 11,4%. Pendapatan Viva juga ikut terdongkrak 25%  dari Rp 992 miliar pada 2011 menjadi Rp1,2 triliun pada 2012. Pada 2012, laba bersih perseroan mencapai Rp72,9 miliar.

Selama kuartal 1-2013 perseroan terus menunjukkan kinerja keuangan yang memuaskan dengan pendapatan tumbuh 27,5%  dari Rp244,8 miliar pada kuartal pertama 2012 menjadi Rp312,2 miliar pada kuartal pertama 2013.

Di triwulan pertama 2013 EBITDA melonjak menjadi Rp 88,1 miliar atau 61,4%  dari Rp 54,6 miliar pada kuartal pertama 2012. Lonjakan EBITDA dipicu oleh stabilnya biaya Program & Broadcast (P&B) yang hanya meningkat Rp 0,5 miliar menjadi Rp 87,3 miliar, sehingga rasio beban P&B terhadap pendapatan menurun dari 35,5% menjadi 28%.
 
Stabilnya biaya P&B merupakan hasil dari upaya mengkontrol struktur biaya dan sinergi antar entitas anak perusahaan yang semakin solid namun tetap menghasilkan pendapatan yang optimal.

Laba bersih kuartal pertama 2013 mengalami lonjakan yang cukup tinggi, atau meningkat 7 kali lipat dari Rp 0,2 miliar menjadi Rp1,4 miliar, sehingga marjin laba bersih melonjak dari 0,1% menjadi 0,5%.

Perseroan tak membagikan dividen pada tahun ini dimana laba 2012 akan digunakan untuk kegiatan perusahaan.(ss)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories