JAKARTA (IndoTelko) – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) akhirnya resmi mencatatkan sahamnya di di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham MLPT pada Senin (8/7).
Dalam rilis yang diterima redaksi dinyatakan penawaran umum perdana saham dilakukan pada 1-2 Juli 2013 lalu.
Dari total 1,875 miliar saham dengan nominal Rp100 per saham yang dicatatkan, Multipolar Technology melepas 375 juta saham baru ke publik atau 20% dari total modal disetor, dengan harga Rp 480 per lembarnya. Perseroan berhasil mendapatkan dana segar sekitar Rp 180 miliar dari aksi korporasi tersebut.
“Dengan membuka akses ke pasar modal, diharapkan akan didapat lebih banyak fleksibilitas pengembangan usaha yang lebih pesat lagi, sejalan dengan visi menjadi penyedia jasa teknologi terkemuka,” papar Presiden Komisaris Multipolar Technology Prof. DR. H. Muladi, SH, dalma rilisnya, Senin (8/7).
Presiden Direktur Multipolar Technology Harijono Suwarno mengungkapkan, perseroan akan menggarap peluang besar di sektor telekomunikasi, natural resources dan komersial untuk menggenjot pendapatan.
Wakil Presiden Direktur Multipolar Technology Wellianto Halim menambahkan sektor Teknologi Informasi (TI) merupakan lahan prospektif dengan potensi pertumbuhan positif.
"Investasi TI sudah mulai diperhitungkan sebagai aset strategis untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan layanan berkualitas. Hal ini tentunya akan mendorong permintaan end-to-end solution, yang mencakup perangkat keras, sistem aplikasi, implementasi core application, IT Governance hingga IT Outsourcing,” jelas Wellianto.
Multipolar Technology adalah anak usaha dari PT Multipolar Tbk (MLPL). Selama ini kontribusi pendapatan Multipolar Technology ke induk usaha sekitar 10%.
Multipolar Technology memiliki tiga anak usaha yakni PT Visionet Internasional, PT Graha Teknologi Nusantara, dan PT Tecnoves International. Visionet memiliki anak usaha PT Artomoro Prima Internasional yang tengah mengembangkan bisnis mobile payment
Sebelumnya, dalam paparan publik Multipolar Technology berencana membidik dana segar sekitar Rp 159,37 miliar hingga Rp 187,5 miliar dari aksi penawaran saham umum perdana atau Initial Public Offering (IPO).
Alokasi dana IPO nantinya sekitar 28% digunakan untuk belanja modal pada 2013-2014. Berikutnya, sekitar Rp 46,50 miliar untuk membayar utang kepada pemegang saham perseroan, dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja untuk biaya operasional.
Perseroan pada tahun ini membidik gross sales tumbuh 10%-11% dengan target penjualan Rp 1,64 triliun. Sedangkan laba bersih di kisaran Rp 50,6 miliar.
Beberapa jam setelah melantai, harga saham perseroan menyentuh level tertinggi di Rp 610 dan naik 50 poin ke level Rp 720.(id)