JAKARTA (IndoTelko) - PT Indosat Tbk (ISAT) memantapkan niatnya untuk melepas 5% saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang dipegangnya.
Anak usaha Ooredoo ini telah menunjuk Bank of America Merrill Lynch sebagai penasihat keuangan untuk mendukung aksi korporasi itu yang diharapkan bisa dituntaskan pada kuartal I-2014.
“Kita sudah tunjuk Bank of America Merrill Lynch sebagai penasihat keuangan guna membantu aksi korporasi ini. Bagi Indosat ini
keputusan strategis terkait keuangan yang harus dilakukan. Soalnya kami ada utang jatuh tempo Rp 4,77 triliun pada Juni 2014,” ungkap President Director & CEO Indosat Alexander Rusli di Jakarta, kemarin.
Diungkapkannya, pelepasan saham nantinya bisa saja ke investor strategis atau retail. “Besaran yang akan dilepas juga dikaji. Bisa semuanya kita lepas atau sebagian. Investor strategisnya pun kita mau lihat dulu, jangan sampai dilepas ke pihak yang bisa bikin lanskap industri penyewaan menara berubah. Nanti harga sewa menara makin tinggi karena ada yang dominan,” jelasnya.
Ditegaskannya, perseroan pun tak ingin mengaitkan rencana pelepasan saham tersebut menunggu divestasi anak usaha Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).
"Tidak ada kaitannya antara tertundanya pelepasan sebagian saham Mitratel oleh Telkom dengan aksi korporasi Indosat. Bagi kami ini adalah aksi strategis secara finansial yang harus dilakukan. Kita berharap kuartal pertama 2014 ini bisa ada sinyal dilepas atau tidak," tegasnya.
Sekadar diketahui, Indosat memiliki 5% saham Tower Bersama sebagai salah satu kompensasi pelepasan 2.500 menara beberapa pada 2012. Diprediksi jika saham itu dilepas, Indosat bisa mendapatkan uang segar sekitar US$ 130 juta.
Saat ini harga saham dari Tower Bersama yang bermain di kisaran Rp 6 ribu per lembar. Tower Bersama sendiri salah satu kandidat pemilik 49% saham Mitratel jika Telkom melepas kepemilikan di anak usahanya itu.
Sayangnya, Telkom memutuskan
menunda melepas kepemilikan karena masih ingin menaikkan valuasi anak usahanya itu. Banyak analis memprediksi Tower Bersama jika berhasil menguasai sekitar 3 ribu menara Mitratel, maka perusahaan ini akan menjadi raja di bisnis menara di pasar Indonesia.
Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Corporate Secretary Tower Bersama Helmy Yusman Santoso mengatakan
belum tertarik melakukan buyback terhadap sahamnya yang dimiliki Indosat. "Kita belum tertarik. Kami kalau buyback melalui mekanisme pasar saja,"jelasnya.
Tower Bersama memiliki program buyback membeli sahamnya di pasar sebanyak-banyaknya lima persen dari jumlah modal yang ditempatkan atau setara 239.800.000 lembar saham.
Alokasi dana yang disiapkan sekitar Rp 1,4 triliun rupiah dari kas internal untuk periode 18 bulan. "Dana itu belum dimaksimalkan karena harga saham TBIG sedang bagus yakni di Rp 6 ribu. Kita masuk ke pasar kalau harga di bawah Rp 6 ribu per lembar," jelasnya.
Alex pun mengakui telah menawarkan ke Tower Bersama untuk melakukan buyback namun tidak ada sinyal ketertarikan dari perusahaan itu."Kita sudah tawarkan ke Tower Bersama kala wacana penjualan ini muncul. Sudah ditawarkan, tetapi tidak tertarik," pungkasnya.(id)