telkomsel halo

Kinerja Tower Bersama Ditopang Operator Tier I

12:01:43 | 17 May 2014
Kinerja Tower Bersama Ditopang Operator Tier I
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Kinerja PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) selama kuartal pertama 2014 masih ditopang oleh operator Tier I sehingga bisa menikmati pertumbuhan usaha dobel digit.

CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong mengungkapkan perseroan sepanjang kuartal pertama 2014 mencatat pendapatan sebesar Rp 781 miliar atau naik 26%  dibandingkan periode sama 2013 sebesar Rp 617,634 miliar.

Pemasok pendapatan di kuartal pertama masih dominan dari penyewaan site oleh pemain Tier-I seperti Telkomsel sebesar Rp 256,732 miliar, Indosat (Rp 181,340 miliar), XL (Rp 86,809 miliar), Tri Indonesia (Rp80,117 miliar), dan Telkom (Rp 72,335 miliar).

Laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 640,278 miliar rupiah melesat dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 282,802 miliar.

Laba bersih selama kuartal pertama 2014 sebesar Rp 555,281 miliar atau naik 83% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 302,657 miliar.

Per 31 Maret 2014, total pinjaman Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang Dollar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp 12,057 triliun   dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp 8,199 triliun.

Saldo kas  mencapai Rp 668 miliar  maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 11,389 triliun  dan total pinjaman senior bersih (net senior debt)  menjadi Rp 7,531 triliun.

Rasio pinjaman senior bersih (net senior debt) terhadap EBITDA triwulan pertama 2014 yang disetahunkan adalah 2,93x, dan rasio pinjaman bersih (net debt) terhadap EBITDA triwulan pertama yang disetahunkan adalah 4,44x.

Ini berarti TBIG masih mempunyai ruang untuk pendanaan lebih lanjut berdasarkan rasio yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman perseroan serta obligasi beredenominasi Dollar AS  dan Rupiah.

TBIG memiliki 17.222 penyewaan dan 10.572 site telekomunikasi per 31 Maret 2014. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 9.382 menara telekomunikasi, 1.040 shelter-only, dan 150 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 16.032, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,71.

“Dalam triwulan pertama 2014, kami terus menunjukkan kemampuan dan kapabilitas eksekusi yang dibuktikan dengan penambahan organik sebanyak 516 site menara build-to-suit. Kami berkerja sama dengan operator pelanggan kami dalam pengembangan jaringan mereka dan kami melihat adanya permintaan yang kuat untuk pembangunan site build-to-suit dan juga kolokasi,” katanya.

GCG BUMN
Direktur Tower Bersama Helmy Yusman Santoso menambahkan, perseroan menikmati untung kurs sepanjang kuartal pertama 2014 sebesar Rp 266,234 miliar. “Strategi hedging kita berjalan dengan baik,” pungkasnya.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year