telkomsel halo

Telin Hong Kong Mencari Kurva Kedua

07:15:45 | 11 Jun 2014
Telin Hong Kong Mencari Kurva Kedua
Dian Rachmawan (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) –  PT Telekomunikasi Indonesia International Hongkong (Telin Hong Kong) terus melanjutkan petualangannya di pasar Asia Timur setelah berhasil mencicipi keuntungan pada tahun lalu.

Andalan Telkom di bisnis Mobile Virtual Network Operator (MVNO) ini pada tahun lalu diperkirakan mereguk keuntungan US$ 2,167 juta dengan Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) US$ 2,945 juta dan pendapatan US$ 24,932 juta.

Ini adalah catatan keuntungan pertama di reguk Telin Hong Kong karena pada 2012 masih rugi di US$ 1,311 juta dengan EBITDA minus US$ 1,033 juta dan pendapatan US$ 18,079 juta.

Telin Hong Kong beroperasi mengandalkan lisensi full MVNO hasil kerjasama dengan operator setempat, CSL. Selain bisnis ritel ini, Telin Hong Kong juga bermain di segmen enterprise yakni menjual wholesale suara dan SMS, serta data. Kontribusi bisnis ritel sekitar 35% bagi total omzet.

Di Hong Kong terdapat sekitar 17 pemain yang mengantongi lisensi MVNO. Pasar buruh migran Indonesia dan WNI ada sekitar 170 ribu jiwa yang diperebutkan beberapa pemain seperti China Mobile dengan produk Rekanan, Smartone dengan sahabat, dan Telin Hong Kong.

Pemain asal Indonesia ini menguasai sekitar 28% pangsa pasar dan bertengger di nomor dua. Pemain nomor satu adalah Smartone dengan menguasai pangsa pasar sekitar 30%, dan China Mobile di nomor tiga.

Di Hong Kong, Average Revenue Per User (ARPU) para penduduk Indonesia per bulannya sekitar  Rp 250 ribu- Rp 300 ribu.

Kurva Kedua
“Tahun lalu kami mendapatkan sekitar 65 ribu pelanggan. Sekarang posisinya sekitar 70 ribu pelanggan. Kita banyak tertekan oleh perang harga sehingga belum menembus 100 ribu pelanggan,” ungkap CEO Telin Hongkong Dian Rachmawan, belum lama ini.

Diungkapkannya, perseroan tahun ini tengah mencari lonjakan kurva kedua dari pertumbuhan dengan mulai bermain di pasar data melalui produk Kartu As Internet. “Saya lempar produk ini karena melihat di pasar ada kebutuhan untuk layanan data. Ini melengkapi produk sebelumnya, Kartu AS 2 in 1,” jelasnya.

Dijelaskannya, Kartu As Internet sangat cocok menyasar pengguna yang menghabiskan uang untuk pulsa sesuai kebutuhan mengakses aplikasi.

“Kita bidik sekitar 120 ribu pelanggan diakhir tahun ini. Sumbangan dari produk Kartu As Internet diharapkan bisa mencapai 50 ribu pelanggan, sementara kartu AS 2 in 1 sekitar 75 ribu pelanggan. Topline sendiri kita bidik tumbuh 20% dibandingkan tahun lalu,” jelasnya.

Dikalkulasinya, jika target akhir tahun 2014 ini terealisasi, Telin Hong Kong bisa menjadi juara di negeri pulau itu. “Kami sendiri memberikan dampak bagi Telkomsel dimana ada pendapatan senilai Rp 8 miliar hingga Rp 10 miliar untuk panggilan SLI ke Hong Kong per bulannya,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, perseroan pun akan melakukan diversifikasi produk dengan menawarkan kartu Speedy Instant (SPIN) yang menawarkan pengguna harga khusus dalam mengakses layanan digital milik Telkom seperti musik dari Melon atau streaming TV dan Video on Demand dari UseeTV.

GCG BUMN
“Semester kedua kita rencananya akan lepas SPIN Card, tetapi nanti elektronik biar lebih murah dan efisien. Saya optimistis pelanggan suka dengan layanan digital karena sekitar 10% dari pelanggan yang ada suka layanan nilai tambah,” pungkasnya.(id)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year