JAKARTA (IndoTelko) – Perusahaan teknologi informasi Fujitsu membidik pasar Bandar udara (bandara) untuk solusi Teknologi Informasi (TI) besutannya.
Beberapa solusi TI yang disiapkan untuk segmen bandara adalah Flight Information System (FIS), Boarding Pass and Baggage Tag Printer, dan Baggage Handling System (BHS).
Berikutnya, Baggage Reconsiliation System (BRS), Noise Monitoring System, Intruder Monitoring, Ramp Pass Management System, serta Network Equipment.
FIS merupakan sistem layanan informasi penerbangan yang disajikan secara cepat, akurat dan memadai untuk membantu pelanggan/penumpang mendapatkan informasi yang diperlukan dengan mudah bahkan via ponsel seketika.
Sedangkan Boarding Pass and Baggage Tag Printer adalah sistem koordinasi bagasi dengan boarding pass, dan Baggage Handling System berguna untuk mengoptimalkan proses penyortiran dan pengontrolan bagasi penumpang pada masing-masing pesawat.
Baggage Reconsiliation System merupakan sistem pengemasan bagasi ke kontainer. Setelah bagasi dipindahkan, sistem akan melakukan inspeksi untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam penandaan bagasi dan sistem ini akan terintegrasi dengan informasi jadwal penerbangan serta data bagasi penumpang ketika check in.
Sementara Noise Monitoring System merupakan sistem untuk memonitor tingkat kebisingan bandara, Ramp Pass Management System untuk memperketat pengontrolan dan perizinan bagi orang-orang untuk memasuki area terlarang bandara, dan untuk membangun jaringan komunikasi broadband, wireless LAN berskala besar di bandara, Fujitsu punya solusi Network Equipment.
“Kondisi bandara yang makin sibuk, lalu lintas pesawat kian padat, membuat bandara dituntut untuk memberikan layanan kualitas prima dengan sistem keamanan yang terus terjaga. Ini menjadi peluang bagi solusi TI dari Fujitsu,” papar Presiden Direktur Fujitsu Indonesia Achmad S Sofwan.
Sejauh ini solusi bandara Fujitsu sejauh ini sudah diterapkan di bandara-bandara besar dan tersibuk di dunia seperti Heathrow, Gatwick, Manchester, Dublin, Schiphol, Narita Tokyo.
Pakar industri dan pengelolaan penerbangan Gerry F Soejatman mengakui pengelola Bandara seperti di Soekarno Hatta, Tangerang perlu mengadopsi teknologi sistem pengelolaan bandara yang lebih modern untuk mengatasi hambatan-hambatan karena meningkatnya frekuensi penerbangan dan tuntutan peningkatan pelayanan. Pasalnya, pergerakan pesawat di bandara tersebut sudah terlalu sibuk--sekitar 1300 penerbangan per hari.
"Kalau kita pasang sistem yang bagus, artinya kita bisa memastikan itu tidak decline. Sekarang yang kita takutkan adalah karena terlalu padat, karena tidak continue terus orang menghindar dan terjadi penurunan. Itu akan parah dampaknya untuk Jakarta nanti," kata Gerry.(ak)