JAKARTA (IndoTelko) – PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan laba bersih sebesar Rp 226,3 miliar sepanjang semester I 2014 berbanding terbalik dengan kondisi sama tahun lalu dimana mengalami kerugian sebesar Rp 231,2 miliar.
Sayangnya, keuntungan ini bukan didapat karena pertumbuhan usaha yang kinclong tetapi lebih didorong meningkatnya laba selisih kurs dan keuntungan dari penjualan saham Tower Bersama yang dikempit anak usaha Ooredoo itu.
Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), terlihat perseroan memiliki keuntungan kurs di periode semester I 2014 sebesar Rp 133,6 miliar berbanding terbalik dengan kondisi sama tahun lalu yang mengalami kerugian kurs sebesar Rp 322,7 miliar.
“Kami menyadari kinerja terimbas proses modernisasi jaringa, namun secara profitabilitas keseluruhan menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” ungkap President Director Indosat Alexander Rusli dalam keterbukaan informasi itu.
Kinerja Operasional
Jika dilihat kinerja operasional Indosat selama semester I 2014 lumayan membuat miris dibandingkan dengan yang terjadi di Telkomsel dan XL.
Indosat mencatat pendapatan sebesar Rp 11,613 triliun sepanjang semester I 2014 atau turun 0,8% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 11,708 triliun.
Pemicunya, pendapatan selular hanya memiliki kinerja omzet Rp 9,36 triliun atau turun 2,2% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 9,57 triliun. Pendapatan non selular omzetnya sebesar Rp 2,247 triliun atau naik 5,2% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 2,13 triliun.
Bandingkan dengan Telkomsel dimana penguasa seluler nasional ini berhasil mendapatkan pendapatan sebesar Rp 31,3 triliun sepanjang semester pertama 2014 atau naik 10% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 28,47 triliun.
Bahkan,
XL mampu membuat pendapatannya meningkat sebesar 12% dari tahun lalu menjadi Rp 11,6 triliun di semester I 2014 dari Rp 10,3 triliun periode sama 2013.
Indosat juga kehilangan pelanggan di semester I 2014 dimana hanya memiliki 54,9 juta nomor turun 2,7% dibandingkan posisi sama 2013 sebesar 56,5 juta nomor. Average Revenue Per User (ARPU) hanya Rp 26,2 ribu atau turun 2,7% dibandingkan posisi sama tahun lalu sebesar Rp 26,9 ribu. Indosat melayani pelanggan seluler dengan dukungan 28.439 ribu BTS sepanjang semester I 2014.
Di pos EBITDA juga menunjukkan penurunan sepanjang semester I 2014 dimana dibukukan sebesar Rp 5,031 triliun atau turun 5,3% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 5,311 triliun. EBITDA marjin juga hanya 43,% turun 2,1% dibandingkan periode sama tahun lalu 45,4%.
Sedangkan total hutang yang dimiliki sepanjang semester I 2014 sebesar 21,6 triliun naik 6,4% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 20,29 triliun.
Indosat hingga semester I 2014 sudah mengeluarkan dana dari kas untuk pengeluaran barnag modal sekitar Rp 3,259 triliun. Sekitar 86,8% dialokasikan untuk penguatan jasa data di layanan seluler. Sementara posisi kas bersih yang diperoleh dari kegiatan usaha di semester I 2014 Rp 4,04 triliun turun 21,3% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 5,13 triliun.
Sekadar diketahui, Indosat belakangan menjadi andalan bagi Ooredoo Group dimana 50% pelanggan Ooredoo dipasok Indosat. Saat ini total pelanggan Ooredoo mencapai 90 juta. Indosat juga berkontribusi lebih dari 25% terhadap pendapatan Ooredoo Group yang beroperasi di 16 negara.(id)