JAKARTA (IndoTelko) - Proyek kripto berbasis Artificial Intelligence (AI) yang menggabungkan teknologi blockchain dengan kecerdasan buatan dinilai memiliki resiko tinggi walau menawarkan peluang invetsasi yang besar.
Biasanya proyek kripto berbasis AI yujuan utamanya adalah untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan otomatisasi dalam berbagai aspek ekosistem kripto dan blockchain. Proyek-proyek ini sering berfokus pada analisis data, prediksi harga, perdagangan otomatis (trading bot), dan pengelolaan aset digital.
Beberapa contohnya Fetch.ai (FET), Ocean Protocol (OCEAN), atau Cortex (CTXC).
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur melihat proyek berbasis AI sebagai area investasi dengan potensi pertumbuhan yang besar. "Integrasi AI dengan blockchain menciptakan solusi inovatif yang mengoptimalkan efisiensi dan analisis data onchain," jelas Fyqieh.
Namun, ia menambahkan bahwa investasi di sektor ini memerlukan analisis risiko yang matang, mengingat sifatnya yang masih spekulatif.
Data menunjukkan bahwa agen AI onchain berhasil menghasilkan pendapatan kumulatif senilai $8,7 juta hanya dalam lima minggu pada tahun 2024.
Fyqieh percaya bahwa sektor ini akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang, didukung oleh adopsi teknologi yang lebih luas.
Fyqieh juga menyebut tokenisasi RWA sebagai salah satu tren utama yang akan mendominasi pasar kripto di tahun 2025. Tokenisasi memungkinkan aset tradisional seperti real estat, utang, dan ekuitas menjadi lebih likuid dan dapat diakses oleh lebih banyak investor.
"Tokenisasi adalah solusi untuk inefisiensi pasar keuangan tradisional," kata Fyqieh.
Prediksi dari laporan Tren Finance menunjukkan bahwa sektor RWA dapat tumbuh lebih dari 50 kali lipat pada tahun 2030, dengan ukuran pasar mencapai $10 triliun. Fyqieh menilai bahwa pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan transparansi, efisiensi, dan aksesibilitas yang ditawarkan oleh teknologi blockchain.
Dengan perubahan regulasi yang menguntungkan dan kebijakan ekonomi pro-kripto di bawah pemerintahan baru AS, tahun 2025 menjanjikan peluang yang signifikan bagi para investor. "Kombinasi antara makroekonomi yang membaik dan inovasi teknologi akan mendorong pasar kripto ke level berikutnya," kata Fyqieh.
Ia juga mengingatkan investor untuk selalu berhati-hati dan melakukan diversifikasi portofolio. "Meski peluang besar terbuka lebar, kita harus tetap mengutamakan manajemen risiko dan memahami fundamental setiap aset sebelum berinvestasi. Dengan pandangan seperti ini, para investor dapat lebih siap menghadapi tantangan dan peluang yang ditawarkan pasar kripto di tahun 2025," tutup Fyqieh.
Asal tahu saja, tahun 2024 telah menjadi periode pemulihan pasar kripto yang penuh peluang. Dari lonjakan harga Bitcoin yang mencapai lebih dari $100.000 hingga perkembangan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan tokenisasi aset dunia nyata (RWA), lanskap investasi kripto telah berubah secara signifikan.
BlackRock melaporkan bahwa Bitcoin menghasilkan laba atas investasi sebesar 110% pada tahun 2024, jauh melampaui kinerja kelas aset utama lainnya seperti ekuitas AS dan Tiongkok. Proyeksi dari berbagai analis juga menunjukkan potensi Bitcoin mencapai US$160.000 pada tahun 2025, meskipun potensi koreksi di paruh pertama tahun tersebut tetap menjadi perhatian.(wn)