JAKARTA (IndoTelko) – PT Infomedia Nusantara (Infomedia) membidik pendapatan pada akhir 2014 sebesar Rp 1,3 triliun dengan mengandalkan layanan Business process outsourcing (BPO).
BPO merupakan perusahaan yang mengambil alih moda interaksi perusahaan dengan customer. Sejak awal 2000 Infomedia telah menjadi perusahaan penyedia layanan customer relationship management (CRM) atau biasa dikenal sebagai layanan contact center. Selain CRM, Infomedia menggarap service operational management.
“Kita tahun ini membidik pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun atau tumbuh 16% dibanding tahun lalu. Harapannya jika itu tercapai, kita bidik 12% dari pendapatan itu menjadi laba usaha atau sebesar Rp 156 miliar,” papar Direktur Utama Infomedia Nusantara Joni Santoso di Jakarta, belum lama ini.
Diungkapkannya, untuk mencapai target tersebut anak usaha Telkom ini menyiapkan belanja modal sebesar Rp 230 miliar dimana alokasinya banyak digunakan untuk membangun sistem dan aplikasi cloud computing. Vendor yang diandalkan adalah Avaya dan Cisco.
“Saat ini contact center itu banyak mengandalkan Time Division Multiplexing (TDM) dan Cloud. Kita beradaptasi. Hingga kuartal ketiga ini kita sudah realisasikan 75% dari target pendapatan. Backbone omzet dari layanan Contact center, bisnis analitic, bisnis operation, dan help desk,” jelasnya.
Ditambahkannya, perseroan tengah mengoptimalkan sinergi bersama induk usaha, Telkom, dan anak usaha lainnya, Telkom International Indonesia (Telin) dan Telkom Australia dalam menggarap bisnis contact center.
“Kami mencari bisnis juga dari pasar Australia. Bisnis contact center ini borderless, Anda pasti kaget kami punya pelanggan dari Australia yang memanfaatkan Telemarketing Infomedia. Ada empat pelanggan dari Australia yang kita pasarkan produknya secara Telemarketing ke Australia, Inggris, dan negara persemakmuran lainnya,” paparnya.
Dikatakannya, langkah Infomedia untuk bermain di regional semakin lapang karena adanya Telkom Australia dan Contact Centres Australia Pty. Ltd (CCA) yang baru saja diakuisisi Telin dengan nilai transaksi sekitar Rp 120 miliar belum lama ini.
“Kami sedang bangun model bisnis dengan Telkom Australia dan CCA. Saat ini baru tahap mereka mencari proyek di Australia, terus kita jalankan. Salah satu produknya solar panel dimana kita dapatkan fee per deal,” paparnya.
Sekadar diketahui, anak usaha Telkom ini menjadi
penguasa pasar di industri contact center dengan penguasaan pasar 48% berkat pertumbuhan double digit di 2013.(id)