JAKARTA (IndoTelko) - Aksi konsolidasi antar pemain dan restrukturisasi tarif membuat industri seluler menjadi lebih segar di tahun 2015. (
Baca juga:
Industri perlu normalisasi tarif)
"Kompetisi yang lebih rasional akan terjadi di sektor seluler. Aksi itu telah dimulai dengan konsolidasi Axis-XL, migrasi pelanggan Flexi ke Telkomsel, dan keinginan pemerintah untuk memberikan slot tiga atau empat operator bermain di pasar seluler," ungkap Analis dari Bahana Sekuritas Leonardo Henry Gavaza dalam kajian terbarunya untuk Januari 2015.
Menurutnya, pada tahun 2014 tiga operator besar yakni Telkom dan anak usahanya Telkomsel, Indosat, serta XL telah berhasil memperbaiki struktur tarifnya sehingga Average Revenue Per User (ARPU) masing-masing meningkat.
Dalam kajian itu terlihat posisi ARPU dari masing-masing pemain di kuartal pertama 2014 berada di Rp 34 ribuan untuk XL, Rp 36 ribuan untuk Indosat, dan Rp 37 ribu untuk Telkomsel.
Namun, di posisi kuartal ketiga 2014, posisi ARPU XL berhasil menyentuh level Rp 36 ribu, Indosat (Rp 37 ribu), dan Telkomsel sekitar Rp 39 ribu.
"Telkomsel bisa dikatakan yang paling bisa menjaga pangsa pasar dengan adanya tambahan sekitar 7,8 juta pelanggan dan ARPU yang naik 3% secara tahunan," katanya.
Dikatakannya, makin sehatnya pola struktur tarif dan tetap ekspansifnya operator membangun jaringan, di tahun 2015 ini layanan data bisa menjadi salah satu andalan sebagai sumber pendapatan.
"Walau segmen data memberikan margin keuntungan lebih rendah ketimbang suara dan SMS, namun perbaikan pola pentarifannya akan memberikan dampak positif di jangka panjang," jelasnya.
Bahana memberikan rekomendasi kepada investor untuk memperhatikan saham milik Telkom dan Indosat. Telkom diperkirakan bisa memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$ 22,6 miliar di 2015. Sedangkan target harga saham dipatok di kisaran Rp 3.350 per lembar didukung EV/EBITDA sekitar 6.8x alias sama dengan pemain regional.
Telkom pada 2015 diprediksi memiliki belanja modal sekitar Rp 24 triliun dengan pendapatan Rp 98,55 triliun dan keuntungan Rp 17,39 triliun.
Saham Indosat juga dianggap layak dikoleksi setelah selesainya modernisasi jaringan dimana target harga sahamnya sekitar Rp 5,150 dengan EV/EBITDA sekitar 4.5x. (
Baca juga:
Indosat Normalisasi Tarif)
Indosat diperkirakan memiliki pendapatan sebesar Rp 24,67 triliun di 2015 dengan keuntungan Rp 63 miliar. Sedangkan belanja modal sekitar Rp 8 triliun.
Sedangkan XL diperkirakan sepanjang 2015 memiliki pendapatan Rp 23,64 triliun dengan keuntungan Rp 1,61 triliun. Belanja modal dari anak usaha Axiata ini diperkirakan sekitar Rp 6 triliun. (
Baca juga:
XL akali margin data)
Jika tiga pemain besar ini digabung nilai kapitalisasi pasarnya mencapai US$ 27,4 miliar melewati gabungan dua pemain Malaysia (Digicom dan Telekom Malaysia) yang hanya US$ 20,3 miliar namun masih kalah dari nilai kapitalisasi gabungan dari ADV.Info Service dan Total Access Comm di Thailand yang sebesar US$ 29 miliar. (id)