telkomsel halo

Kinerja Operasional Google dan Line Kinclong

14:55:25 | 31 Jan 2015
Kinerja Operasional Google dan Line Kinclong
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Kinerja operasional dua pemain Over The Top (OTT), Google dan Line, lumayan kinclong di 2014.

Dikutip dari Reuters (30/1), Google sepanjang kuartal keempat 2014 mencatatkan pendapatan US$ 14,5 miliar atau naik 17% dibandingkan periode sama 2013 sebesar US$ 12,4 miliar.  

Meski dari sisi pertumbuhan dobel digit, tetapi Google tengah menghadapi tantangan yakni  penurunan tarif pemasangan iklan online, serta fluktuasi nilai mata uang asing yang terlalu besar.

Turunnya pendapatan Google dari iklan juga dipicu banyaknya pengakses layanan online melalui perangkat mobile seperti ponsel dan tablet. Tarif pemasangan iklan di perangkat seperti itu memang lebih murah jika dibanding perangkat lainnya.

Menurut Google, tarif rata-rata untuk iklan online atau sering disebut dengan cost per click menurun 3% dibanding 2013, sementara jumlah konsumen yang mengklik iklan meningkat 14%.

Tingginya pamor mobile disinyalir juga membuat operasional Line kinclong. Dikutip dari Tech in Asia,   pendapatan dari aplikasi ini di 2014 sebesar US$656 juta naik 126% dari tahun 2013 yang hanya US$338 juta.

Pada kuartal ketiga 2014, Line meraup US$177 juta. Sementara pada kuartal keempat terjadi kenaikan 10% dari kuartal sebelumnya menjadi US$200 juta.

Line juga melaporkan terjadi peningkatan pada pengguna aktif bulanannya saat ini. Pada Oktober 2014 Line memiliki pengguna aktif sebanyak 170 juta orang, sementara saat ini mencapai 181 juta pengguna.

Menurut Chief Executive Officer (CEO) Line Akira Morikawa aplikasinya telah menguasai pangsa pasar di Jepang, Thailand, dan Taiwan. Di  tiga negara tersebut terdapat 91 juta pengguna aktif bulanan.

“Sejak kuartal keempat 2014 kami memiliki strategi baru, yakni fokus pada peningkatan pengguna secara global. Fokusnya di  Jepang, Taiwan, di Thailand,” kata Akira.

GCG BUMN
Ditambahkannya, perseroan tengah mengincar pasar  Indonesia dan Filipina. “Lokasi-lokasi itu terdapat persaingan yang sangat ketat. Selain itu juga negara-negara Amerika Selatan seperti Kolombia dan Meksiko,” tutupnya.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year