telkomsel halo

Smartfren Rugi Rp 551,48 miliar di Kuartal I 2015

11:44:00 | 09 May 2015
Smartfren Rugi Rp 551,48 miliar di Kuartal I 2015
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mengalami kerugian sebesar Rp 551,482 miliar di kuartal I 2015 berbanding terbalik dengan periode sama tahun 2014 yang menikmati laba Rp 235,56 miliar.

Dikutip dari laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia untuk periode Januari-Maret 2015, emiten dengan kode saham Fren ini memiliki pendapatan usaha sebesar Rp 748,3 miliar di periode tersebut atau hanya naik tipis 3,5% dibandingkan periode sama 2014 sebesar Rp 722,8 miliar.

Selama periode triwulan I 2015 pasokan omzet berasal dari layanan data sebesar Rp 606,107 miliar, suara (Rp 71,9 miliar), dan SMS sebesar Rp 33,4 miliar).

Rugi usaha di kuartal I 2015 sebesar Rp 2263,68 miliar turun tipis dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 288,6 miliar. Sedangkan rugi sebelum pajak  di kuartal I 2015 sebesar Rp 712,2 miliar melesat dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 11,35 miliar.

Kontrak LTE
Dalam laporan keuangan itu juga terungkap nilai kontrak pengerjaan jaringan 4G atau LTE dari Smartfren dengan ZTE dan Nokia. (baca juga: Menguak Rencana Smartfren dengan 4G)

Pada  tanggal 20 Desember 2014, Smartfren bersama ZTE Corporation dan PT ZTE Indonesia  menandatangani Master Agreement sehubungan dengan desain, pengadaan, instalasi, peningkatan (upgrade), pengujian, integrasi, commissioning, optimisasi, garansi, suku cadang dan  pemeliharaan  jaringan  LTE  dan  LTE-A  di  Indonesia dengan nilai kontrak US$ 401.977.596.

Sedangkan pada tanggal 8 Desember 2014, Smartel, entitas anak dari Smartfren, bersama Nokia  OY  dan  PT  Nokia  menandatangani   Master  Agreement sehubungan  dengan  desain, pengadaan, instalasi,   peningkatan   (upgrade), pengujian,  integrasi, commissioning,  optimisasi, garansi, suku cadang dan pemeliharaan jaringan  LTE dan LTE-A di Indonesia dengan nilai kontrak sebesar US$ 383.584.706.

Tak hanya itu, dalam laporan keuangan juga terungkap nilai kontrak jaringan Smartfren dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)  pada  pita  frekuensi  800  Mhz,  sebesar satu  kanal, dengan biaya sewa sebesar  Rp 30 miliar per bulan untuk jangka waktu sewa tiga tahun dan dapat diperpanjang  berdasarkan kesepakatan bersama.

Perseroan sendiri pada  15 Juni mendatang harus membayar Biaya Hak Penggunaan Frekuensi (BHP) ke negara sekitar Rp 78,5 miliar. (baca juga: Smartfren ingin gelar 4G)

GCG BUMN
Smartfren pada tanggal 17 April 2015 juga  menerbitkan  delapan  opsi  Obligasi Wajib Konversi (OWK)  II  dengan total  nilai  sebesar  RP  800 miliar kepada  Cascade Gold Limited.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year