JAKARTA (IndoTelko) – PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) berhasil meraup pendapatan yang siginifikan dari bisnis menara yang dijalankan anak usaha, PT Komet Infra Nusantara (KIN).
KIN hingga Sembilan bulan pertama 2015 meraih kinerja yang cemerlang dengan total pendapatan sebesar Rp 127,27 miliar.
Sampai dengan akhir September 2015 KIN memiliki portofolio lebih dari 850 menara telekomunikasi. Bisnis utama KIN meliputi penyewaan ruang pada menara untuk operator nirkabel di Indonesia berdasarkan kontrak jangka panjang.
Dari bisnis jalan tol, melalui PT Margautama Nusantara (MUN), Perseroan mendapatkan kontribusi pendapatan senilai Rp 246,65 miliar atau sebesar 62%. Sementara di bisnis pengelolaan air bersih mencatat peningkatan pendapatan dan penjualan sebesar Rp 25,68 miliar.
General Manager Corporate Affairs Nusantara Infrastructure Deden Rochmawaty mengungkapkan secara total perseroan meraih laba bersih Rp 164,19 miliar pada kuartal tiga tahun ini, atau meningkat 22% dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar Rp 134,73 miliar.
Kenaikan laba tersebut didorong bisnis perusahaan yang terus tumbuh secara konsisten khususnya di sektor pengelolaan jalan tol, tim yang solid, kontribusi anak-anak usaha yang meningkat, dan efisiensi serta inovasi yang dilakukan anak-anak usaha.
"Strategi pengembangan bisnis melalui merger & akuisisi telah memberikan hasil yang sangat siginifikan bagi peningkatan kinerja perusahaan. Untuk memperkuat fundamental perusahaan, ke depan strategi tersebut akan tetap dijalankan," kata Deden, kemarin.
Meningkatnya laba bersih Perseroan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan dan penjualan sebesar 4% yaitu menjadi Rp 397,79 miliar.
EBITDA Perseroan meningkat sebesar 22% dari Rp 194,34 miliar di kuartal III 2014 menjadi Rp 236,70 Miliar. Kinerja positif Perseroan ini juga tercermin dalam seluruh Operating Ratio seperti Net Profit Margin dan EBITDA Margin yaitu masing-masing meningkat menjadi 25,3% dan 59,5% pada kuartal III-2015. Sampai dengan akhir 30 September 2015 total aset Perseroan mencapai Rp 4,43 triliun.(ak)