JAKARTA (IndoTelko) – Aplikasi Qlue yang diharapkan menjadi wadah menampung aspirasi segala kepentingan warga Jakarta ternyata sepi peminat.
Aplikasi yang digadang-gadang sebagai salah satu ciri kota cerdas ini ternyata baru mencapai pengguna aktif 0,1% dari total warga Jakarta sejak diluncurkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Desember 2014.
"Saat ini sudah ada sekitar 120.000 pengunduh dan 60% diantaranya yang aktif. Berarti baru 0,1% dari total warga Jakarta. Tetapi ini perkembangan penggunanya cukup cepat sejak diluncurkan," kata Chief Marketing Officer Qlue Ivan Tigana di Jakarta, kemarin.
Aplikasi yang dibesut developer lokal Terralogic ini memungkinkan warga Jakarta bisa melaporkan peristiwa yang berhubungan dengan infrastruktur ataupun masalah sosial.
"Qlue langsung terkoneksi dengan sistem pemerintah karena terintegrasi dengan Smart City Program. Pemerintah bisa memetakan data-data yang masuk melalui Qlue sehingga bisa melakukan penanganan langsung, secara real time dan berkoordinasi dengan pihak terkait," jelas Ivan.
Dalam aplikasi tersebut, terdapat status yang bisa selalu dipantau oleh pelapor apakah masih status menunggu, sedang ditindaklanjuti atau sudah diproses.
"Pengguna bisa tahu pelaporannya sudah sampai mana. Nanti ada poin dan akumulasi rangking setiap kelurahan. Kita juga bisa lihat ketanggapan dari perangkat daerah atau petugas terkait. Mereka malu kalau laporan tidak langsung ditindak. Pernah ada salah satu lurah yang digeser, indikatornya dari Qlue, karena dia tidak tanggap atas laporan warga,” ulasnya.
Ditambahkannya, Qlue bahkan kerap mendapat laporan yang tidak terkait dengan pemerintah provinsi DKI Jakarta misal keluhan listrik kepada PLN atau laporan untuk Telkom.
"Kalau itu belum bisa langsung terkoneksi ke yang bersangkutan, tetapi Qlue sebagai tempat aspirasi masyarakat. Namun, nanti arahnya mau ke sana juga," kata Ivan.
Diharapkannya, semakin banyak warga DKI yang memanfaatkan aplikasi Qlue untuk menciptakan kondisi Jakarta yang lebih baik.
"Penggunaan sosial media sangat tinggi. Aplikasi ini mengajak masyarakat agar tidak hanya mengeluh di sosial media tetapi berubah menjadi ikut berpartisipasi aktif. Pemerintah tidak bisa kerja sendiri dan butuh dukungan dari masyarakat," tutupnya.(ak)