JAKARTA (IndoTelko) – Bank pelat merah yang tergabung dalam Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) tetap memburu penuntasan akuisisi perusahaan switching yang nantinya akan mengelola transaksi ATM bersama.
Aksi akuisisi ini diharapkan kelar pada kuartal pertama 2016. Nantinya, perusahaan operator ini akan menjadi principal domestik dan interkoneksi di antara penyedia jasa sistem pembayaran.
Untuk diketahui, saat ini terdapat empat perusahaan operator jaringan ATM di Indonesia yaitu PT Artajasa Pembayaran Elektronis pengelola jaringan ATM Bersama, Rintis Sejahtera pengelola jaringan ATM Prima, PT Sigma Cipta Caraka yang mengelola ATM Link, dan PT Daya Network Lestari yang mengelola jaringan ATM Alto.
Anggota Himbara yang juga Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan adanya perusahaan switching lokal ini akan membuat settlement dan kliring transaksi bisa lebih independen. Diharapkan penentuan perusahaan switching ini bisa ditentukan sebelum adanya integrasi 800 ATM Himbara di tahun depan.
“Untuk cepat atau tidaknya membentuk perusahaan prinsipal domestik ini nanti tergantung perusahaan yang diambil apakah membeli perusahaan yang sudah ada atau membentuk sendiri,” ujar Budi, kemarin.
Himbara kemungkinan besar akan mengambil dari perusahaan yang sudah ada. Artajasa menjadi kandidat kuat yang akan dicaplok ikarenakan Artajasa mempunyai 80 bank anggota. Selain itu sebanyak 75% transaksi Artajasa juga dilakukan oleh bank anggota Himbara.
Sinyal Artajasa akan dicaplok juga pernah dikeluarkan Dirut Indosat Ooredoo Alexander Rusli. Anak usaha Ooredoo ini adalah salah satu pemegang saham Artajasa.(
Baca juga:
Indosat siap lepas Artajasa)
Pertimbangan mengakuisisi prinsipal lokal disebabkan karena jumlah transaksi ritel setiap harinya semakin besar. Dari data BI transaksi kliring pada Sistem Kliring nasional (SKN) dan juga pembayaran ritel di luar sistem kliring rata-rata mencapai Rp 13 triliun per hari.
Himbara sendiri sudah mempunyai perusahaan switching rekanan yaitu Telkomsigma. Namun jumlah bank yang menjadi anggota di perusahaan ini relatif sedikit.
Sebelumnya, empat bank pelat merah yang tergabung dalam Himbara, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) resmi meluncurkan Link Automatic Teller Machine (ATM) HIMBARA.
Pada tahap pertama, sekitar 50 jaringan mesin ATM rencananya akan mulai tersebar di seluruh wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Hingga Desember 2015, jaringan mesin ATM bank BUMN yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia jumlahnya telah mencapai 55.804 unit yang tersebar. Jumlah ATM tersebut merupakan porsi ATM terbesar di industri perbankan nasional sehingga konsolidasimenjadi bagian strategis dalam perkembangan perbankan nasional.
Dalam kalkulasi, bagi pihak bank, konsolidasi ini diperkirakan dapat menghemat biaya pengelolaan ATM hingga Rp 6,8 triliun per tahun. Sedangkan bagi masyarakat luas pengguna ATM, konsolidasi akan memangkas biaya transaksi ATM sekitar Rp 7,3 triliun per tahun.(wn)