telkomsel halo

Bidik 300 Ribu Pelanggan, Ini Strategi Telin Malaysia

10:58:48 | 08 Mar 2016
Bidik 300 Ribu Pelanggan, Ini Strategi Telin Malaysia
Oki Wiranto (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Telkom International (Sdn Bhd) atau Telin Malaysia masih berjuang untuk mendapatkan pasar yang siginifikan di Negeri Jiran sejak diperkenalkan ke publik Agustus 2013.

Telin Malaysia mulai mengkomersialkan layanan Mobile Virtual Network Operator (MVNO) dengan Kartu AS Malaysia pada November 2013. Pada September 2015, Telin Malaysia bermitra dengan UMobile menggantikan Maxis sebagai mitra penyelenggara jaringan.

Pergantian mitra jaringan ini berdampak siginifikan ke kinerja dari Telin Malaysia sepanjang 2015 lalu. Perseroan menjadi lebih fokus memindahkan pelanggan lama sembari berusaha meningkatkan penetrasi.

“Seperti makan obat, pahit banget. Itulah rasanya proses migrasi kemarin,” ungkap CEO Telin Malaysia Oki Wiranto kepada IndoTelko melalui aplikasi perpesanan, Selasa (8/3).

Diungkapkannya, dampak dari migrasi jaringan, pada 2015 Telin Malaysia hanya memiliki sekitar 18 ribu pelanggan.”Ini kita seperti mulai dari awal lagi. Tetapi langkah ini harus dilakukan kalau mau lebih agresif di pasar,” katanya.

Menurutnya, sejak bermitra dengan Umobile, produk Kartu AS 2 in 1 sekarang makin kompetitif dengan 2 in 1 nomor Malaysia dan Telkomsel dalam satu SIM Card. Saat ini pasar dari produk Kartu AS 2 in 1 juga menjadi meluas tak hanya Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia, tetapi ke orang Malaysia yang sering travelling ke Indonesia.

Dikatakannya, strategi yang disiapkan untuk tahun 2016 guna mencapai target yang dibebankan adalah meningkatkan penetrasi di pasar ritel dan mencoba masuk ke corporate partnership.

“Istilahnya meng-wholesale-kan retail. Selain itu product value prepositionnya di tingkatkan untuk bisa ambil traveller dari Malaysia ke Indonesia, begitu juga sebaliknya. Kita nempel dengan program Wonderful Indonesia dari pemerintah,” paparnya.

Salah satu bentuk implementasi corporate partnership itu adalah mengajak Traveloka dan Garuda Indonesia untuk bundling tiket dengan bonus kartu perdana AS 2 in 1 bagi wisatawan tujuan Malaysia atau Indonesia.  

“Kita juga ada bidik beberapa korporasi di sini untuk Closer User Group. Kekuatan Telkomsel di Indonesia menjadi unique selling bagi Telin Malaysia,” ulasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk meningkatkan keberadaan produk di pasar, Telin Malaysia juga mulai masuk ke modern channel, retail chain store yang non-competing product.(Baca juga: Revitalisasi kartu AS 2 in 1 di Malaysia

“Awal tahun ini kita masuk modern channel via ePay. Ini bisa membuat kita memiliki 4500 outlet untuk jualan Voucher. Kita juga gandeng Tranglo. Berkat kerjasama dengan Tranglo, sekarang pelanggan Kartu AS 2in1 sudah bisa transfer pulsa ke lima negara termasuk Indonesia,” katanya. (Baca juga: Delima di Malaysia)

Sekadar informasi, Telkom sebagai induk usaha dari Telin Malaysia dikabarkan menyiapkan investasi sekitar US$ 10 juta untuk mendukung bisnisnya di Negeri Jiran ini sejak didirikan. (Baca juga: Telin Malaysia Berjuang di negeri Jiran)

Telin Malaysia ini merupakan salah satu etalase dari program ekspansi internasional Telkom yang menerapkan strategi business follow the people. Pasalnya, keberadaan masyarakat Indonesia di Malaysia adalah yang terbesar di luar negeri yaitu tak kurang dari 3 juta warga Indonesia tinggal disana.

Di Malaysia, terdapat tiga pemain besar seluler yakni  Maxis, Celcom, dan Digi. Maxis dan Celcom disebut sebagai penguasa dengan pangsa pasar 32%-33% bagi keduanya.

Sedangkan pemain yang mendapatkan lisensi MVNO di Malaysia lebih dari 12, tetapi yang aktif beroperasi cuma enam. Di Malaysia juga ada operator MVNO yang memiliki lisensi Mobile Network Operator (MNO) yakni Umobile dengan fokus menggelar layanan data berbasis 3G dan 4G.

GCG BUMN
Dalam laporan keuangan Telkom untuk 2015, Telin Malaysia dinyatakan hanya memiliki pendapatan Rp 6 miliar dan rugi Rp 37 miliar.(id)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year