telkomsel halo

MangoStar Hadir, Bagaimana Nasib IndiHome Sky?

13:31:27 | 05 Apr 2016
MangoStar Hadir, Bagaimana Nasib IndiHome Sky?
Suasana peluncuran produk MangoSTAR (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) baru saja melansir inovasi penyediaan akses internet untuk daerah pelosok (remote area) dengan merek dagang MangoSTAR.

MangoStar adalah layanan broadband via satelit (Very Small Aperture Terminal/VSAT) dengan kecepatan Download up to 2 Mbps dan Upload 0.5 Mbps.

Produk ini adalah rangkaian STAR Series yang dikelola Divisi Business Service (DBS) dari Telkom.  STAR sendiri akronim dari Smart Solution for SME. Trusted dengan layanan yang terpercaya dari Telkom. (Baca juga: STAR Series)

Affordable dengan penawaran harga yang sangat kompetitif dan sesuai dengan alokasi budget UKM. Terakhir, Reliable yang dapat diperoleh dengan mudah.

MangoSTAR  menyediakan berbagai paket layanan dengan biaya bulanan terjangkau mulai dari abonemen Rp 500 ribu per bulan serta delivery dan layanan terjamin. Telkom juga menyediakan berbagai kemudahan top-up melalui www.blanja.com untuk penambahan kuota akses internet.

Aspek teknis dari MangoStar dikelola oleh anak usaha emiten pelat merah ini yaitu Metrasat yang selama ini berbisnis satelit di segmen downstream.

Hal yang menggelitik dari kehadiran MangoStar adalah mempertanyakan nasib dari layanan IndiHome Sky ke para punggawa Telkom.

Layanan IndiHome Sky lebih dulu hadir dengan menggunakan teknologi satelit berkapasitas besar (High Throughput Satellite).

IndiHome Sky memberikan layanan akses internet dengan kecepatan downstream 2 Mbps (kecepatan upstream 512 kbps) dengan kuota 3 GB. Selain akses internet, IndiHome Sky juga dilengkapi dengan layanan TV satelit sebanyak 13 channel. (Baca juga: IndiHome Sky)

Sekilas, IndiHome Sky dan MangoStar bak pinang dibelah dua dari ibu yang sama yakni Metrasat dan Telkom.

Tak Kanibal
Direktur Enterprise dan Business Service Telkom Muhammad Awaluddin menegaskan tidak akan terjadi kanibalisasi antara kedua produk karena target pasarnya jelas berbeda.

“MangoStar bagian dari STAR Series Product yang selama ini dipasarkan Telkom DBS. Target pasar jelas, segmen UKM atau komunitas yang berada di sub urban atau remote area. IndiHome Sky itu kan entertainment atau hiburan segmennya,” tegas Awaluddin, kemarin.

Dikatakannya, jika dilihat lebih teliti, MangoStar memiliki sejumlah aplikasi yang by default tersedia untuk menunjang bisnis pelaku UKM seperti koneksi ke portal smartbisnis.co.id, aplikasi www.jarvis-store.com, dan lainnya.

“Filosofi dari produk ini lahir karena kami melihat UKM di sub urban itu kesulitan Goes Digital karena tak ada konektifitas. Jadi, kita penuhi kebutuhan dasarnya yakni koneksi ke internet, setelah itu disediakan aplikasi. Soal ada layanan channel televisi, itu hanya add on,” ulasnya.

EGM Telkom DBS Yusron Hariyadi menambahkan jika dilihat dari sisi positioning juga terlihat perbedaan yang jelas antara IndiHome Sky dan MangoStar yakni harga dimulai Rp 500 ribu per bulan.

“Itu ada skema kontrak setahun hingga dua tahun. Jadi, angka Rp 500 ribu itu untuk paket basic,” katanya.

Bentuk Sinergi
Lebih lanjut Awaluddin memaparkan MangoStar adalah produk pertama hasil transformasi dengan pola parenting strategy terhadap anak perusahaannya melalui implementasi organisasi berbasis Enterprise Customer Facing Unit (CFU).

Strategi Enterprise CFU memungkinkan perseroan bisa melakukan sinergi pendekatan ke pelanggan menjadi single channel focus dari yang sebelumnya multi channel focus. (Baca juga: Target Telkom di High end Market)

“Kalau Anda lihat teliti lagi, di MangoSTAR ini anak-anak usaha Telkom bersinergi dengan baik sekali. Blanja.com sediakan fasilitas top up, Finnet Indonesia untuk payment, Infomedia untuk contact center, Metrasat untuk konektifitas. Nanti akan ada produk-produk lain yang memanfaatkan kekuatan sebagai  Grup untuk men-disrupt pasar dan mendukung perseroan tumbuh triple doble digit growth secara kinerja keuangan,” ungkapnya.

Sementara CEO Blanja.com Aulia E Marinto mengakui isu konektifitas masih menjadi hal utama bagi pelaku UKM untuk Goes Digital di daerah.

“Kala kami blusukan ke pelosok, memang isu konektifitas ini menjadi masalah utama. Bagaimana mau transaksi online kalau internet tak ada? MangoSTAR menjawab esensi dari Goes Digital,” ulasnya.

GCG BUMN
Direktur Utama Finnet Indonesia Niam Dzikri menambahkan, sudah menyiapkan sejumlah layanan keuangan seperti electronic invoicing bagi pelaku UKM dan lainnya walau bisnis yang dijalani ada di sub urban. “Kuncinya memang internet dulu ada. Aplikasi kan jalan diatasnya,” jelasnya.(dn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year