telkomsel halo

Indosat Ooredoo: Ada monopoli di pasar luar Jawa

09:43:13 | 19 Jun 2016
Indosat Ooredoo: Ada monopoli di pasar luar Jawa
Salah satu foto kampanye Rp1 dari Indosat Ooredoo yang beredar di media sosial (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Pertempuran antara Telkomsel dan Indosat Ooredoo kian sengit dan panas.

Ibarat pertandingan sepakbola, Indosat Ooredoo menerapkan strategi full attacking football ke jantung pertahanan Telkomsel yang lebih memilih bertahan ala Cattenacio.

Jika tadinya Indosat Ooredoo hanya melakukan aksi kampanye below the line dengan menyindir tarif milik Telkomsel, kali ini anak usaha Ooredoo itu mengangkat adanya isu monopoli di pasar luar Jawa oleh operator dominan.

Bicara operator dominan tentu asosiasi pada Telkomsel karena pemain yang identik dengan warna merah ini adalah penguasa pasar seluler nasional sekitar 45%, setelah itu disusul Indosat (21,6%), Tri Indonesia (14,4%), dan XL Axiata (14%).

“Pasar di luar Jawa, saat ini dikuasai oleh satu penyelenggara yang menguasai lebih dari 80% pasar telekomunikasi. Menurut ketentuan UU tentang persaingan usaha, jika terjadi penguasaan pasar lebih dari 50%, maka patut dianggap telah terjadi praktek monopoli sehingga negara harus hadir untuk menciptakan persaingan usaha yang sehat,” ungkap Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo Deva Rachman dalam keterangan tertulisnya ke IndoTelko, Sabtu (18/6) malam.

Menurutnya, kondisi ini menjadikan  program pemerintah Indonesia untuk membangun negara melalui dunia digital dan antusiasme masyarakat untuk memajukan diri melalui kegiatan online, belum bisa   segera dijalankan dengan mulus karena penyediaan layanan komunikasi dan akses informasi, utamanya di luar Jawa, belum kompetitif.

“Penguasaan pasar luar Jawa yang sangat besar oleh satu penyedia jasa telekomunikasi mengakibatkan turunnya affordability masyarakat. Hal ini berarti akan menghambat laju penetrasi pengguna atau menghambat peningkatan jumlah masyarakat yang bisa masuk ke dunia digital dan melakukan kegiatan online,” katanya.

Ditambahkannya,  Kehadiran penyelenggara lain secara seimbang sangat penting untuk menjamin tersedianya layanan komunikasi dan akses informasi yang kompetitif sehingga lebih terjangkau (affordable) oleh masyarakat.

“Penguasaan pasar telekomunikasi di luar Jawa oleh satu penyedia layanan yang bersifat monopolistik membuat masyarakat menjadi rentan terhadap kenaikan tarif layanan yang terang-terangan ataupun yang diam-diam,” ulasnya.

Dikatakannya, melihat kondisi ini, Indosat Ooredoo berusaha memasuki pasar luar Jawa dengan misi untuk memberi pilihan kepada masyarakat. Semua paham bahwa tidak mudah menembus pasar yang sudah monopolistik. Karena itu, Indosat Ooredoo mencoba menjalankan gagasan program tarif telepon Rp.1 per detik ke semua operator yang diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat luas di luar jawa. Program ini telah dijalankan sejak 10 Juni 2016 dengan tagline #buktikanRp1, dan tarif tersebut telah beredar di beberapa tempat sejak Desember 2015.

“Indosat Ooredoo selalu berupaya untuk hadir di luar Jawa agar dapat memberikan alternatif pilihan layanan kepada saudara-saudara kita disana. Namun terkendala beberapa hal seperti perilaku persaingan yang tidak sehat serta biaya interkoneksi yang masih terlalu tinggi. Banyak produk-produk kami diborong di pasar oleh pihak kompetitor, shop sign kami dipaksa untuk diganti dengan shop sign kompetitor serta outlet-outlet yang menjual produk kami banyak mendapatkan ancaman oleh pihak kompetitor dan diminta agar tidak menjual Kartu Perdana kami,” keluhnya. (Baca juga: Indosat serang Telkomsel)

Diharapkannya,  semua pihak yang terkait dengan kondisi tak sehat itu bisa membenahi. “Kami berharap pemerintah dan semua pihak yang berwenang melakukan penegakan regulasi untuk mewujudkan persaingan usaha yang sehat. Dengan kita bersaing sehat, masyarakat bisa menikmati layanan komunikasi dan akses informasi yang terbaik bagi peningkatan kualitas masyarakat dan perekonomian nasional,” katanya. (Baca juga: BRTI akan panggil Indosat)

Pernyataan terbaru dari Indosat Ooredoo ini seperti tendangan langsung dari luar kotak penalti ke gawang Telkomsel. Sejauh ini belum ada respons Telkomsel untuk memblokir pernyataan ini. Telkomsel baru merespons aksi Indosat di media sosial dimana beredar foto-foto spanduk menyindir tarif miliknya. (Baca juga: Telkomsel balas sindiran Indosat)

GCG BUMN
Menarik tentu ditunggu menanti reaksi Telkomsel berikutnya. (dn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year