JAKARTA (IndoTelko) – Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengharapkan pengguna internet (Netizen) mengoptimalkan fitur-fitur anti hoax yang mulai dikembangkan pemilik platform dimedia sosial atau mesin pencari.
“Pemain seperti Google ada tools anti Hoax. Ini bisa dimanfaatkan oleh komunitas untuk melawan hoax,” ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam workshop News Lab Training for Indonesian Journalist, seperti dilansir Laman Kominfo, (2/2).
Dikatakannya, langkah pemerintah dalam menangani konten yang berkembang yaitu bukan lagi fokus pada pemblokiran, namun mendorong litrasi, sosialiasi maupun edukasi. Hal tersebut dilakukan tanpa bermaksud intervensi kepada organisasi atau komunitas.
Menurutnya, pemblokiran situs bukan prestasi pemerintah. “Kita pilih fokus di hulu, agar masyarakat sehat bersikap di dunia maya. Kita akan gandeng berbagai organisasi untuk melakukan sosialisasi dan edukasi masyarakat terkait konten di dunia maya. Sebenarnya ukuran literasi itu berhasil kalau bisa mengurangi konten-konten yang diblokir," kata Rudiantara.
Pada kesempatan sama, Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintahan Google Indonesia Shinto Nugroho menyatakan terbuka terhadap kerja sama untuk menananggulangi peredaran hoax di dunia maya.
Shinto menyatakan Google Search selaku platform pencarian, bukan pembuat berita, sehingga mereka harus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyaring informasi yang masuk.
Di beberapa negara, Google bekerja sama dengan komunitas di sana, juga situs pengecek fakta (fact checking) untuk mengatasi masalah peredaran hoax. “Kami juga ingin melakukannya di Indonesia,” tutupnya.(id)