JAKARTA (IndoTelko) – Pemain Financial Technology (Fintech) keberadaannya tak bisa dinafikan lagi di industri keuangan.
Kehadiran Fintech menjadikan dunia Perbankan di Indonesia tidak bisa tidak mulai memikirkan bisnis model yang baru.
“Perbankan Indonesia, hanya masalah waktu saja harus memikirkan bisnis model yang baru terutama untuk consumer banking. Manajemen Perbankan harus memikirkan untuk menginterasikan dirinya terhadap gelombang teknologi perbankan yang baru, yakni financial technology (fintech),” jelas Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat menyampaikan sambutan pada acara Kerjasama Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dan Bank Bukopin di Kementerian Kominfo, Kamis (2/3).
Pria yang akrab disapa RA itu seperti dikabarkan laman resmi kementriannya menyatakan Fintech itu bermacam-macam, akan tetapi yang banyak berkembang adalah virtual landing yang berkaitan dengan consumer banking.
“Kenapa, orang lebih senang menggunakan fintech untuk meminjam uang daripada pergi ke bank. Pertama adalah dari sisi waktu, karena prosesnya cepat,” ujar Rudiantara.
Dalam catatannya, sekarang kurang lebih 140-an fintech yang sudah terdaftar. “Memamg cost atau bunganya lebih tinggi dari cost traditional banking, akan tetapi jauh lebih baik dari rentenir. Ini menunjukkan bahwa UKM yang meminjam bisa menghitung, walaupun mendapatkan bunga yang lebih besar akan tetapi ada kepastian bisa mendapatkan pinjaman secara lebih cepat untuk mengembangkan bisnis,” ulasnya.
Dikatakannya, ke depan, fintech juga akan digunakan sebaga financial inclustion. “Di Indonesia ada 170 juta orang yang minimal memiliki ponsel dan 130 juta orang yang akses ke internet dan ada 100 juta orang akses internet lewat ponsel. Akan tetapi jumlah orang Indonesia yang punya rekening bank, kalau dilihat ukuran Financial Inclution Rate dari BI, hanya sebanyak 90 juta. Artinya, ada 80 juta orang punya ponsel tetapi tidak diberi akses aplikasi yang berkaitan dengan keuangan dan perbankan. Luar biasa,” tandas Menkominfo.
Pada acara tersebut Rudiantara juga merilis kerjasama Gerakan Nasional 1000 Startup dan Bank Bukopin turut diluncurkan BNVLabs yang merupakan kerjasama Bank Bukopin dan KIBAR. BNVLabs merupakan sebuah program terintegrasi yang mendorong berkembangnya ekosistem fintech di Indonesia.
Asosiasi Fintech Indonesia mengungkapkan saat ini terdapat 157 startup di bidang P2P Lending yang beroperasi di Indonesia. Dalam Asosiasi ini sudah tergabung 70 perusahaan di berbagai sektor, 18 di antaranya telah dan tengah bersiap memproses izin sesuai dengan regulasi yang telah diterbitkan.
Asosiasi ini mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk segera membentuk badan lembaga khusus yang mengawasi kegiatan layanan peminjaman uang bermedium digital (P2P Lending).
Dalam riset yang dilakukan Statista dinyatakan nilai dari bisnis Fintech P2P tahun ini bisa tembus US$18,64 miliar, dengan sektor pinjaman dan pembiayaan personal mendominasi sebesar 25%.(ak)