JAKARTA (IndoTelko) – Zebra Technologies Corporation (Zebra), pemimpin global dalam solusi dan layanan yang menyediakan visibilitas secara real-time kepada perusahaan tentang kegiatan operasional mereka, mengumumkan hasil penelitian Retail Vision Study 2017.
Penelitian ini menganalisis tren-tren teknologi yang membentuk masa depan industri ritel global dan meningkatkan pengalaman berbelanja.
Studi ini mengungkapkan tantangan-tantangan terkini dan peluang-peluang yang belum dimanfaatkan oleh para pebisnis ritel, serta menjelaskan rencana industri ritel dalam mengadopsi lebih banyak teknologi Internet of Things (IoT).
Di kawasan Asia Pasifik (APAC), para pelaku industri ritel menilai bahwa penjualan akan semakin beralih dari gedung-gedung pertokoan ke toko-toko online, yang akan mengarah pada sinergi antara platform fisik dan online.
Dalam rangka menyempurnakan penelitian ini, Zebra juga mengumumkan ketersediaan komputer-komputer mobile layar sentuh Seri TC5 terbaru, serta pemindai 2D genggam seri DS2200 dan DS8100 di Indonesia.
Perangkat-perangkat baru ini akan membantu para pengecer dalam meningkatkan produktivitas di lini depan toko, lini belakang toko, pusat-pusat distribusi, pergudangan, dan dalam hal pengiriman, yang memberikan para pembeli peningkatan pengalaman berbelanja di beragam channel (omni-channel).
Vice President and General Manager, Asia Pasifik, Zebra Technologies Ryan Goh mengatakan industri ritel tengah mengalami konvergensi antara dunia nyata (physical) dan dunia maya (online/digital), yang kita sebut dengan ‘phygital’.
Para pembeli masa kini merupakan generasi yang melek teknologi dan memiliki harapan yang tinggi akan pengalaman belanja digital yang terhubung, sehingga menciptakan tantangan dan peluang bagi para pebisnis ritel yang berlomba-lomba meningkatkan penjualan di semua platform.
Seiring semakin populernya pendekatan omni-channel, menerapkan teknologi-teknologi visibilitas yang tepat mulai dari gudang hingga toko merupakan hal yang penting guna memenuhi pesanan, menjadwalkan pengiriman barang yang cepat, dan melakukan personalisasi terhadap pengalaman setiap pembeli yang berbeda.
“Zebra berkomitmen dalam membantu para pelanggan menghadapi lanskap ritel yang dinamis ini dengan menyediakan teknologi yang memfasilitasi transisi omni-channel yang sukses dan menawarkan peningkatan visibilitas ke dalam operasi, asosiasi, persediaan, dan pengiriman mereka,” katanya.
Adapun hasil temuan lainnya dari Retail Vision Study 2017 Asia Pasifik:
1. Lonjakan belanja online yang terus meningkat akan menjadi suatu momentum bagi format ritel omni-channel, yang menantang para pebisnis ritel untuk menghadirkan tingkat kenyamanan yang belum pernah ada sebelumnya guna mendorong loyalitas pelanggan. Di Asia Pasifik, 88% pebisnis ritel berencana menambah layanan pembelian secara online dengan pengambilan barang di toko (buy online, pick-up in store) dalam empat tahun ke depan guna semakin menambah pengalaman berbelanja omni-channel.
2. Sebelum tahun 2021, hampir 76% pebisnis ritel di wilayah Asia Pasifik akan dapat mengkustomisasi kunjungan ke toko bagi para pelanggan karena mayoritas pebisnis ritel tersebut akan mengetahui kapan seorang pelanggan tertentu sedang berada di toko tersebut. Kemampuan ini akan dimungkinkan melalui teknologi seperti micro-locationing, yang memungkinkan para pebisnis ritel untuk menangkap lebih banyak data, akurasi, serta informasi pelanggan.
3. Para pelaku industri ritel tengah berusaha menciptakan suatu pengalaman berbelanja yang lebih mudah, di mana 76% responden di wilayah Asia Pasifik menyatakan bahwa sangatlah penting atau kritis dari segi bisnis untuk mengintegrasikan pengalaman e-commerce dan kunjungan langsung ke toko.
4. Untuk mempersingkat antrian di kasir, para pelaku industri ritel berencana melakukan investasi dalam hal perangkat mobile, kios mobile, dan tablet guna menambah opsi pembayaran. Di Asia Pasifik, 86% pebisnis ritel akan menggunakan perangkat-perangkat mobile point-of-sale (MPOS) sebelum tahun 2021, yang memungkinkan mereka untuk memindai dan menerima pembayaran kredit atau debit di area mana pun di dalam toko.
5. Sebanyak 72% pebisnis ritel di wilayah Asia Pasifik menilai pengelolaan big data sangatlah penting atau kritis dari segi bisnis bagi kegiatan operasional mereka. Banyak pebisnis ritel ini bermaksud untuk berinvestasi di bidang analitik prediktif dan analitik software untuk mencegah kerugian dan optimalisasi harga, serta kamera dan video analitik untuk keperluan operasional dan pengalaman pelanggan.
6. Berdasarkan studi Zebra ini, sumber ketidakpuasan pembeli yang utama adalah harga yang tidak konsisten di berbagai toko dan ketidakmampuan untuk menemukan barang yang diinginkan, entah barang tersebut telah habis atau keliru diletakkan di dalam toko. 73% pebisnis ritel berencana untuk memperbaiki permasalahan ini dengan menciptakan ulang rantai pasokan mereka melalui visibilitas real-time yang dimungkinkan oleh otomatisasi, sensor-sensor dan analitik.(wn)