JAKARTA (IndoTelko) – Nokia mengumumkan ketersediaan ‘Smart City Playbook’, sebuah laporan strategi yang mendokumentasikan praktik-praktik terbaik untuk kota pintar.
Playbook ini menghadirkan panduan konkrit untuk para pemimpin kota tentang strategi yang digunakan oleh pemerintah kota lain untuk menjadikan kota mereka lebih pintar, lebih aman dan semakin berkelanjutan.
Ditugaskan oleh Nokia dan dikembangkan oleh Machina Research, penyedia informasi pasar strategis terkemuka dalam bidang Internet of Things (IoT), playbook ini dibuat melalui penelitian dasar mengenai strategi dan kemajuan dari 22 kota di seluruh dunia.
Penelitian ini menemukan keragaman yang signifikan dalam strategi kota pintar dari masing-masing kota, namun mengidentifikasi tiga ‘rute’ berbeda yang diambil masing-masing kota-kota tersebut untuk menjadikan kota mereka semakin cerdas.
Rute ‘jangkar’ melibatkan kota yang menggunakan aplikasi tunggal untuk mengatasi masalah utama seperti kemacetan lalu lintas, kemudian menambahkan aplikasi-aplikasi lain seiring waktu.
Rute ‘platform’ melibatkan pembangunan infrastruktur dasar yang diperlukan untuk mendukung berbagai aplikasi dan layanan pintar. ‘Beta Cities’, sebaliknya, mencoba beberapa aplikasi sebagai proyek awal untuk melihat performa mereka sebelum mengambil keputusan mengenai penerapan dalam jangka panjang.
Walaupun penelitian ini menemukan perbedaan yang signifikan antar kota, bahkan di kota-kota yang mengikuti rute yang sama, juga disimpulkan bahwa ada beberapa praktik khusus yang digunakan oleh kota-kota pintar yang berhasil membawa manfaat universal, seperti:
Kota-kota yang maju telah memberlakukan aturan terbuka dan transparan untuk penggunaan data (semua kota pintar tergantung padanya) oleh pemerintah dan pihak ketiga, baik dibagikan secara gratis atau berbayar untuk menutup biaya pengelolaan data.
Banyak kota yang maju dalam pelaksanaan kota pintar berkomitmen untuk menjadikan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dan infrastruktur IoT bisa diakses oleh pengguna baik di dalam dan di luar pemerintah, dan menghindari penciptaan ‘silo’ antara departemen pemerintah.
Pemerintah (dan mitra pihak ketiga mereka) yang bekerja untuk secara aktif melibatkan masyarakat dalam inisiatif kota pintar menjadi sangat efektif, terutama ketika manfaatnya sangat terlihat seperti pencahayaan pintar dan parkir pintar.
Infrastruktur kota pintar harus skalabel sehingga dapat tumbuh dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan di masa depan, dan aman untuk memberikan kepastian bahwa data pemerintah maupun swasta terlindungi.
Kota-kota yang memilih mitra teknologi yang dapat menghadirkan kapasitas inovasi, kemampuan untuk berinvestasi dan pengalaman dunia nyata, juga dengan platform teknologi yang terbuka untuk menghindari ketergantungan pada vendor, akan mendapatkan keuntungan.
Penelitian ini juga menawarkan berbagai contoh-contoh nyata tentang cara yang dilakukan berbagai kota dalam menjawab berbagai tantangan termasuk yang terdentifikasi di atas.
“Proses pengembangan kota pintar sangat kompleks, dan begitu banyak strategi yang berbeda yang ditawarkan di pasar untuk memilih alur yang tepat bagi kota Anda bisa menjadi sebuah tantangan besar. Tujuan kami dalam laporan yang dilakukan oleh Machina Research ini adalah mengidentifikasi strategi yang jelas berhasil di kota-kota tersebut. Sebagai pemimpin global dalam bidang teknologi yang menghubungkan orang dengan banyak hal, Nokia jelas memiliki minat yang besar dalam membantu menghadirkan kejelasan ke pasar, dan untuk mengidentifikasi area fokus utama. Di Indonesia kami menantikan untuk bekerja sama dengan pihak pemerintah dan private sector untuk mewujudkan inisiatif kota pintar dan memberdayakan warganyanya melalui teknologi untuk memiliki hidup yang bermakna," kata Head of Marketing & Corporate Affairs Nokia untuk Asia Pasifik dan Jepang Nokia Danial Mausoof dalam rilisnya, kemarin.
“Tidak ada yang mengatakan bahwa menciptakan kota pintar itu mudah. Ada banyak pilihan yang harus diambil. Teknologi dan model bisnis berkembang pesat, sehingga ada banyak ketidakpastian. Standar-standar bermunculan tetapi sama sekali tidak terfinalisasi. Sehingga tidak ada istilah untuk ‘alur kelas bangsawan’ menuju kecerdasan. Namun, ada cara yang tepat untuk menuju kesana – dengan pandangan terbuka, ekspektasi yang realistis, dan kemauan untuk belajar dari orang lain. Ini termasuk kota-kota lain yang mungkin menghadapi masalah yang sama seperti Anda, bahkan jika dalam konteks yang berbeda. Hal ini termasuk para pemasok yang belajar dari pengalaman di tempat lain, juga di pasar lain. Juga termasuk start-up yang bisa menjadi inovator yang hebat, namun yang paling penting adalah penduduk kota itu sendiri yang merupakan mitra Anda sesungguhnya dalam menuju kota pintar," tambah Principal Analyst Machina Research dan penulis Smart City Playbook Jeremy Green.(wn)