JAKARTA (IndoTelko) – Telkomsel berhasil meraup laba sebesar Rp 7,7 triliun sepanjang tiga bulan pertama 2017 atau naik 17,8% dibandingkan periode sama tahun 2016 sebesar Rp 6,5 triliun.
Dikutip dari Info Memo laporan keuangan Telkom untuk triwulan pertama 2017 dinyatakan sepanjang periode tersebut, Telkomsel berhasil meraih pendapatan Rp 22,3 triliun atau naik 10,4% dibandingkan periode sama 2016 sebesar Rp Rp 20,19 triliun.
Net income margin sepanjang triwulan pertama 2017 sebesar 34,5%, sementara Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) margin di 59,2%.
Telkomsel di triwulan pertama 2017 mengeluarkan biaya-biaya diluar depresiasi sebesar Rp 12,2 trilun naik 5,3% dibandingkan periode sama 2016 sebesar Rp 11,6 triliun.
Hingga triwulan pertama 2017, pelanggan Telkomsel mencapai 169,4 juta nomor dengan membangun 7,060 BTS baru hanya dalam waktu tiga bulan. Hingga akhir Maret 2017 ada 136,093 BTS yang diperasikan anak usaha Telkom ini dimana 63.4% diantaranya adalah BTS 3G/4G.
Telkomsel sejak pekan lalu dalam sorotan Netizen pasca situs resminya di-hack oleh pihak tak bertanggungjawab. Netizen beranggapan tuntutan dari hacker hal yang wajar terkait mahalnya tarif Telkomsel. (
Baca:
Situs Telkomsel di hack)
Bahkan, beredar pula tulisan berupa analisa dengan judul “Kisah Hacker Melawan Telkomsel : Keserakahan Bisnis Bernilai 28 Triliun” yang diviralkan melalui aplikasi perpesanan pada Senin (1/5) kemarin.
Inti dari tulisan ini adalah mempertanyakan besarnya net profit margin yang diambil Telkomsel sejak beberapa tahun lalu. Net profit margin adalah perbandingan antara net profit dengan total pendapatan.
Keuntungan Telkomsel di angka Rp 28 triliun pada 2016 dengan net profit margin 32% dianggap hal yang tak wajar oleh artikel tersebut.
Pembandingnya salah satunya adalah Singapore Telecom (SingTel) yang hanya memiliki Net profit margin sebesar 21%. Singkatnya, profit margin Telkomsel dianggap jauh diatas rata-rata operator dunia.
Tak butuh lama, artikel ini langsung dijawab dengan viral juga konten yang menjelaskan harga paket Internet milik Telkomsel di Selasa (2/5) pagi melalui media sosial.
Dalam artikel berjudul “Mari kita melihat secara lebih jernih” itu dibandingkan Paket Singtel Combo di Singapura dipatok dengan harga Rp 259 ribu (US$ 19,9), dan mendapatkan kuota data sebesar 2 Giga dan bonus 2 Giga di jaringan Wifi. Sehingga rata-rata konsumen membeli paket data Rp 126,5 per mega. Globe di Philipina mengeluarkan paket kuota utama Rp 52,1 per mega, sedangkan Airtel India mengeluarkan paket data 2 Giga dengan harga Rp 95 ribu atau Rp 46,4 per mega.
Sementara Telkomsel. Jika seluruh bonus konten dihitung maka tarif internet Telkomsel hanya Rp 3,2 per mega.
Di artikel itu juga diungkap soal paket Telkomsel Maxplore sebesar 2 Giga dengan bonus sebesar 5 Giga di jaringan 4G dan 13 Giga untuk pemakaian di jam tertentu senilai total Rp 70 ribu. Artinya tarif efektif menjadi Rp. 3,4 per mega. Beberapa operator lain juga memiliki paket sejenis dan jika dihitung maka kisaran tarif terendah dan tertinggi berkisar Rp. 1,4 hingga Rp. 14,6 per mega.
Terkait dengan net profit margin dari Telkomsel yang dianggap tinggi, di artikel ini terungkap kuncinya adalah keberhasilan Telkomsel menekan biaya yang menghasilkan efisiensi di berbagai lini.
Selain itu, beban bunga dan hutang Telkomsel juga kecil sekali mengigat hutang perusahaan relatif kecil dibandingkan operator lain. Maka wajar jika biaya lain-lain Telkomsel pun kecil yang pada akhirnya membuat laba bersih Telkomsel menjadi lebih baik dari operator lain.(id)