JAKARTA (IndoTelko) – Riset yang dilakukan Mason menyatakan pasar layanan analitik memiliki pertumbuhan tahynan 7% hingga 2020 dengan nilai bisnis US$1,613 miliar.
Sementara Gartner mencatat pada tahun 2018, lebih dari separuh perusahaan kelas enterprise di dunia akan meningkatkan daya saing melalui implementasi advanced analytics dan algoritma yang nantinya mampu mendisrupsi seluruh industri.
Pertumbuhan kecerdasan buatan juga diprediksi akan mengalami peningkatan dalam sisi layanan dari US$ 613,4 juta pada 2016 menjadi US$3,755 miliar dolar AS pada 2021, dengan CAGR sebesar 43,7%.
Angka-angka ini menasbihkan era big data melahirkan peluang bisnis perangkat keras, big data ditribusi, data manajemen, analitik dan virtualisasi, serta servis. Hal ini salah satunya karena data besar ini tidak mungkin lagi dikelola secara manual.
Hadirnya Kecerdasan buatan (artificial intelligence) membuat big data mudah dikelola. Bagi dunia bisnis, analitik big data mampu memecahkan masalah layanan pelanggan yang rumit.
Dibutuhkan mesin analitik yang memimiliki kemampuan otonom yang kemudian disebut dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang ditunjang alat berupa machine learning (ML).
Dengan AI manusia mendapatkan wawasan (insight) terkait big data. Dan bahkan pada tahap tertentu mesin ini bisa mengambil keputusan sendiri.
“Pada 2017, big data akan terus memainkan peran besarnya dalam mengembangkan algoritma yang akan menjadi kekuatan pendukung kemampuan otonom,” ujar Senior Director, APAC, Cloudera Daniel Ng, belum lama ini.(ak)