JAKARTA (IndoTelko) – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp 143 miliar sepanjang semester I 2017 atau turun 36% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 225 miliar.
Dalam info memo laporan keuangan anak usaha Axiata itu dinyatakan pendapatan usaha sepanjang semester I 2017 sebesar Rp 10,95 triliun naik 1% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 10,88 triliun.
Jika dilihat hanya kinerja di kuartal kedua, XL Axiata berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja yang menggembirakan di kuartal 2 tahun 2017. Pendapatan terus tumbuh menjadi Rp 5,7 triliun, dan ini merupakan pertumbuhan yang terjadi secara beruntun dalam 3 kuartal terakhir. Pertumbuhan pendapatan jasa yang kuat ini ikut mendorong diraihnya laba bersih sebesar Rp 95 miliar di kuartal kedua 2017.
XL Axiata mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 8% QoQ atau meningkat 8% YoY. Sementara itu pada laba bersih tercatat meningkat 71% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pendapatan jasa antara lain didorong oleh semakin kuatnya pertumbuhan pendapatan dari layanan Data, yaitu sebesar 18% QoQ dan 72% YoY, dan memberikan kontribusi sebesar 67% pada total pendapatan jasa XL Axiata.
“Sepanjang semester 1 2017 kami telah meluncurkan sejumlah inisiatif secara menyeluruh di setiap lini bisnis kami untuk benar-benar mampu menghadirkan kualitas layanan sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Seiring dengan peningkatan kualitas jaringan data, kami meluncurkan sejumlah program layanan data yang menawarkan manfaat lebih banyak kepada pelanggan, serta memperkuat penerapan dual brand “XL” dan “AXIS” untuk bisa secara efektif meraih pelanggan yang tepat,” kata Presiden Direktur/CEO XL Axiata, Dian Siswarini dalam keterangannya, Senin (31/7).
Dian menyebutkan, sesuai dengan komitmen untuk berfokus pada penyediaan layanan data berkualitas, XL Axiata telah membangun 93.507 unit BTS per akhir semester 1 2017, dengan lebih 42.000 unit di antaranya adalah BTS 3G dan hampir 14.000 unit adalah BTS 4G LTE. Sebagai hasilnya, kini wilayah cakupan layanan data terus semakin luas, yaitu total 400 kota/kabupaten terjangkau layanan 3G dan U900, termasuk kota-kota kecil di luar Jawa.
Perluasan jaringan 4G LTE juga berlangsung secara massif. Hingga Juni 2017 sebanyak 288 kota/kabupaten telah terjangkau layanan internet cepat ini, termasuk di antaranya puluhan kota di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Untuk wilayah Jawa, hampir seluruh kota-kabupaten di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, telah terlayani 4G LTE. Peningkatan kualitas jaringan data yang berkesinambungan tersebut termasuk juga perluasan jaringan 4G LTE, telah mendorong tingkat kenyamanan pelanggan dalam mengakses layanan-layanan data.
XL Axiata telah meningkatkan jumlah jaringan di wilayah luar Jawa dan mempersempit kesenjangan dengan kompetitor dalam setahun terakhir ini.
Sebagai hasil perluasan dan peningkatan kualitas layanan data tersebut, tercatat peningkatan trafik layanan data hingga hampir 3x lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Khusus untuk trafik layanan 4G, tercatat peningkatan hingga 13x lipat dibandingkan semester 1 tahun 2016.
Bahkan pada liburan Lebaran 2017 lalu, trafik layanan data XL Axiata melonjak hingga 218% YoY, yang berarti tertinggi dibandingkan operator lainnya. Jumlah pelanggan layanan data juga terus meningkat, dan saat ini mencapai 35,3 juta pelanggan atau sekitar 70% dari total pelanggan XL Axiata.
Hingga akhir Juni 2017, jumlah pelanggan yang menggunakan smartphone juga terus meningkat dan menjadi sekitar 67% dari total pelanggan. Sementara itu, pelanggan layanan XL 4G LTE juga terus tumbuh dan telah mencapai sekitar 40% dari total pelanggan.
Selain itu, upaya XL Axiata untuk lebih memenuhi permintaan atas layanan internet berkecepatan tinggi melalui layanan mobile broadband (MBB) “XL GO” juga terus mendapatkan respon yang menjanjikan dari masyarakat. Pelanggan layanan “XL Go” telah mencapai lebih dari 120.000 pelanggan atau meningkat 284% dari pertama kali diluncurkan pada paruh kedua tahun 2016 lalu.
XL per Juni 2017 memiliki 50,5 juta pelanggan naik 15% dibandingkan periode sama tahun lalu 44 juta pelanggan dengan Average Revenue Per User (ARPU) blended Rp 34 ribu alias turun dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 37 ribu.
XL mencetak laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) yang meningkat 12% QoQ menjadi Rp 2,1 triliun. EBITDA margin juga meningkat 1,5% QoQ menjadi 36,5%.
Tetapi jika dilihat periode semester I 2017 EBITDA yang dihasilkan Rp 3,92 triliun turun 8% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 4,25 triliun. EBITDA marjin di semester I 2017 hanya 36% turun dibandingkan periode sama tahun lalu 39%.
Naiknya biaya interkoneksi dan biaya langsung yakni 1,28 triliun di semester I 2017 dibandingkan Rp 822 miliar di periode semester I 2016 dan biaya infrastruktur di semester I 2017 sebesar Rp 4,2 triliun salah satu pemicu tertekannya operasional anak usaha Axiata ini.
XL Axiata juga terus berusaha memperkuat Neraca Keuangan (Balance Sheet Management). Salah satu aksi korporasi yang telah dilakukan adalah meluncurkan penawaran Sukuk Ijarah tahap kedua pada April 2017 lalu.
Dana dari penawaran umum tersebut terutama digunakan untuk pembiayaan kembali dan memperpanjang pinjaman XL Axiata yang berdenominasi Rupiah. Hal ini akan semakin memperkuat portofolio utang XL Axiata yang akan berdampak pada rasio utang bersih Perseroan terhadap EBITDA tetap terjaga di tingkat yang sehat, yaitu di bawah 2x.(id)