telkomsel halo

Kominfo selamatkan filing satelit Palapa PAC-C 146E dan Palapa PAC-KU 146E

11:01:43 | 10 Aug 2017
 Kominfo selamatkan filing satelit Palapa PAC-C 146E dan Palapa PAC-KU 146E
ilustrasi
JAKARTA (IndoTelko) – Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berhasil menyelamatkan filing satelit Palapa PAC-C 146E dan Palapa PAC-KU 146E dari penghapusan oleh International Telecommunication Union (ITU).

Dalam keterangannya, (9/8), Kominfo menyatakan ITU menyetujui permohonan  ekstensi filing satelit Palapa PAC-C 146E dan Palapa PAC-KU 146E yang diajukannya. Dengan demikian frekuensi yang ada pada filing Palapa PAC-C 146E dan Palapa PAC-KU 146E bisa beroperasi.

Sebagaimana diketahui Kominfo telah mengajukan ijin ke Radio Regulation Board (RRB) pada 17 – 21 Juli 2017. Pengajuan ijin dilakukan setelah ITU, pada bulan November 2016 menyatakan frekuensi 6665 – 6723MHz dan 12523 – 12679 MHz belum di-bringing back into use (bbiu), dan selanjutnya akan dihapus.

Kementerian Kominfo menyatakan keberatan. KemKominfo meminta ITU untuk tidak melakukan tindakan apapun. Selanjutnya, Kemkominfo bermaksud meminta ekstensi masa suspensi filing PALAPA PAC-C 146E dan PALAPA PAC-KU 146E.

Sejarah
Selama ini PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) mengelola filing Palapa PAC-C 146E dan Palapa PAC-KU 146E di slot orbit 146 BT. Pada Januari  2013, satelit Chinasat-5B yang beroperasi pada slot orbit 146BT itu, mengalami kerusakan pada salah satu solar panel, karena itu  harus di deorbit.

Selanjutnya, ominfo mendaftarkan permohonan suspensi filing satelit tersebut ke ITU dari Januari 2013 hingga Januari 2016.

Seiring dengan itu, pada Desember 2014, PSN menempatkan satelit floater (Palapa C2)  yang dikenal sebagai satelit PSN VR di slot orbit 146BT. Satelit ini untuk mem-bringing back into use (bbiu) filing Palapa PAC-C 146E dan Palapa  PAC-KU 146E di slot orbit 146BT.

Hanya saja, frekuensi onboard satelit PSN VR tidak mengcover semua frekuensi filing Palapa  PAC-C 146E dan Palapa PAC-KU 146E.  
Adanya ketidaksesuaian frekuensi tersebut, menyebabkan ITU menyatakan keberatan. ITU menanyakan kelanjutan penggunaan frekuensi yang tidak terdapat pada satelit Palapa C2 yaitu frekuensi 6665 – 6723MHz dan 12523 – 12679 MHz.

Terkait hal itu, Kominfo menyatakan bahwa frekuensi tersebut akan di-bbiu sebelum berakhirnya masa suspensi filing berakhir di bulan Januari 2016.
Namun ITU kembali mengingatkan, bahwa Januari 2016 merupakan batas waktu suspensi filing Palapa PAC-C 146E dan Palapa PAC-KU 146E.

Melalui website, ITU bahkan mempublikasikan kode TOTAL. Artinya, seluruh frekuensi filing PALAPA PAC-C 146E dan PALAPA PAC-KU 146E telah dibbiu dan diterima oleh ITU.
Pada sisi yang lain, Kominfo pun telah mengingatkan PSN untuk mem-bbiu frekuensi yang belum di bringing back into use (bbiu) oleh satelit PSN VR.

Menurut PSN, pihaknya telah berusaha mencari satelit yang dapat mem-bbiu frekuensi tersebut. Hanya saja, sampai tenggat waktu yang ditetapkan ITU, PSN belum mendapatkan satelit yang sesuai.

Proposal Kominfo
Terkait pembuatan proposal ke RRB, Kominfo melakukan 4 kali rapat persiapan; 3 kali rapat bersama antara Direktorat Penataan Sumber Daya dengan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) dan 1 kali rapat pleno antara PT Pasifik Satelit Nusantara, Kementerian Luar Negeri, Pusat Kelembagaan Internasional Kemkominfo dan Ditjen SDPPI.

Poin penting proposal yang diajukan ke RRB:

Sebagai negara kepulauan, Indonesia mememerlukan satelit untuk menunjang komunikasi di daerah-daerah yang sulit terjangkau oleh terrestrial;

Filing PALAPA PAC-C 146E dan PALAPA PAC-KU 146E telah beroperasi sejak tahun 1999

Kerusakan satelit yang terjadi di tahun 2013 adalah karena force majeure. Padahal satelit tersebut masih dapat beroperasi hingga tahun 2016;

PSN sebagai operator satelit telah berusaha untuk pengadaan satelit baru, satelit PSN VI. Untuk itu, pada Desember 2013, PSN menandatangani kontrak dengan manufaktur satelit Boeing. Namun kontrak tersebut harus berakhir di tahun berikutnya karena ketidakmampuan Boeing mendapatkan co-passenger.

Tahun 2014, PSN menyewa satelit untuk operasional di slot orbit 146BT. Satelit tersebut dikenal sebagai satelit PSN VR (satelit Palapa C2). Namun satelit tersebut tidak mengcover semua frekuensi PALAPA PAC-C 146E dan PALAPA PAC-KU 146E, sehingga PSN berusaha mencari satelit yang dapat mengcover semua frekuensi. Pada saat yang sama, PSN melakukan kontrak baru dengan SS/L untuk pengadaan satelit PSN VI;

Pencarian satelit pengganti PSN VR baru dapat terlaksana pada November tahun 2016 dengan satelit PSN VR2 (satelit Asiasat-3S), namun frekuensi yang tercover hanya semua frekuensi pada filing PALAPA PAC-KU 146E namun tidak semua frekuensi pada filing PALAPA PAC-C 146E;

Awal kontrak pengadaan satelit PSN VI dengan SS/L PSN mendapat pinjaman dari Bank US Ex-Im. Namun di tahun 2015 terjadi perubahan kebijakan di Amerika. Kala itu kongres memutuskan Bank Ex-Im tidak diperbolehkan mengeluarkan dana pinjaman baru untuk negara lain, sehingga pinjaman dari PSN tersebut pun tidak dilanjutkan. PSN kemudian berusaha untuk mencari pinjaman dari Bank Asing lainnya, sampai akhirnya mendapatkan pinjaman dari Bank Export Development Canada (EDC). (baca: Slot PSN)

Adanya perubahan pinjaman dari Bank Ex-Im ke Bank EDC, maka proyek satelit PSN VI sempat tertunda. Satelit baru kembali berjalan di bulan Mei 2017 dengan masa penyelesaian pembuatan satelit selama 19 bulan. Satelit PSN VI dijadwalkan dapat meluncur di bulan Desember 2018, dan perkiraan operasional di slot orbit 146BT pada Juni 2019. (Baca: Satelit PSN)

Permohonan ke RRB agar bbiu frekuensi Ku band filing PALAPA PAC-KU 146E dapat diperpanjang hingga beroperasinya satelit PSN VR2 di bulan November 2016 dan bbiu frekuensi filing PALAPA PAC-C 146E dapat diperpanjang hingga beroperasinya satelit PSN VI di bulan Juni 2019.

Sidang RRB
Pada tanggal 13 Juli 2017 sebelum pelaksanaan sidang RRB, Kementerian Kominfo yang terdiri dari Dirjen SDPPI, Kepala Pusat Kelembagaan Internasional. Kasubdit Pengelolaan Orbit Satelit, staf Subdit Pengelolaan Orbit Satelit, PTRI Jenewa, bersama dengan PSN melakukan kunjungan ke ITU. Mereka bertemu manajemen ITU dan memberikan penjelasan komprehensif terkait permasalahan yang dihadapi Indonesia, serta meminta saran dan masukan jika ada hal-hal yang masih dianggap kurang terkait proposal dan dokumen pendukung yang telah disampaikan sebelumnya.

Pada pertemuan itu, Kementerian Kominfo menjelaskan tentang pentingnya satelit bagi Indonesia. Kominfo juga menjelaskan kronologis permasalahan dalam pengadaan satelit di slot orbit 146BT yang menyebabkan tertundanya pengadaan satelit PSN VI. Sementara itu, PSN menjelaskan bahwa satelit interim yang digunakan adalah benar-benar untuk operasional dan bukan hanya untuk memperpanjang umur filing saja.

GCG BUMN
Pada tanggal 17- 21 Juli 2017 diadakan sidang RRB ke-78 di Jenewa, Swiss. Hasil sidang memutuskan menyetujui permohonan Indonesia. Dengan demikian, frekuensi yang ada pada filing PALAPA PAC-C 146E dan PALAPA PAC-KU 146E dapat beroperasi sesuai dengan filing yang telah didaftarkan ke ITU.(id)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories