JAKARTA (IndoTelko) - Malang nian nasib PT Kioson Komersial Tbk (KIOS). Baru saja melantai ke bursa, tetapi sahamnya sudah disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Irvan Susandy dalam pengumuman (17/10) menyatakan otoritas bursa terpaksa melakukan suspensi perdagangan saham PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) dan Waran Seri I PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS-W) setelah pada (12/10) memasukkannya dalam unusual market activity (UMA).
"Dalam rangka cooling down kita perlu melakukan suspensi terhadap saham dan waran dari Kioson. Suspensi dilakukan di
pasar reguler dan tunai untuk memberikan waktu bagi para investor terkait informasi yang dikeluarkan Kioson," tulis pengumuman itu.
Kala memasukkan saham Kioson dalam kategori UMA, terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham KIOS. Harga saham KIOS akhir pekan kemarin ditutup di level Rp 450 di hari perdagangan pertamanya pada 4 Oktober dan terus naik hingga ditutup di level Rp 2.120 pada 16 Oktober kemarin. Sementara KIOS-W ditutup di level Rp 1.690 pada Senin (16/10).
Meski terdapat kebijakan suspend dari BEI, Kioson melihat peningkatan harga kumulatif ini sebagai refleksi minat yang tinggi investor retail di Indonesia ke perusahaan startup teknologi.
“Kioson adalah emiten pertama dari startup teknologi yang sahamnya bisa dibeli investor retail di Indonesia. Artinya, minat investasi ke startup teknologi memang sangat tinggi selama ini, namun tidak tersalurkan. Kami berharap minat yang tinggi ini bisa memberikan motivasi bagi startup lain untuk mempertimbangkan untuk melantai di pasar modal Indonesia,” ujar Direktur Utama Kioson Komersial Indonesia Jasin Halim dalam keterangannya, Selasa (17/10).
Tak lama setelah mulai melantai di pasar modal, pada 12 Oktober lalu, Kioson juga mengumumkan akuisisi terhadap PT Narindo Solusi Komunikasi (Narindo). Hal ini pula yang tampaknya membuat pergerakan harga saham KIOS di pasar bergerak di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA) dan begitu juga warannya.
Jasin mengatakan bahwa akuisisi saham sebanyak 99% ini akan memperkuat bottom line perseroan. Kioson menargetkan pertumbuhan revenue sebanyak 1.900 persen (yoy), menjadi Rp 500 miliar pada akhir 2017.
“Akuisisi ini berperan strategis untuk memperkuat infrastruktur kami di daerah melalui aset yang sudah dimiliki Narindo. Dengan keberadaan Narindo yang fokus di agregator e-voucher, artinya Kioson telah menjaga bisnis perusahaan sejak dari hulu, sehingga kami harapkan dapat melihat ini akan mengamankan bottom line Kioson,” jelasnya.(wn)