JAKARTA (IndoTelko) – PT Angkasa Pura II (AP 2) akan memacu jumlah pengguna aktif dari aplikasi Indonesia Airports sebagai ujung tombak layanan digital bagi pengguna bandara yang dikelola perusahaan pelat merah itu.
“Indonesia Airport Apps terus kami kembangkan. Sudah ada hampir 600 ribu pengguna, targetnya sampai akhir tahun 2017 lalu ada 1 juta downloaders. Kalau skalanya besar, ini membuat penumpang terbiasa ke digital services,” kata Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam sebuah diskusi beberapa waktu lalu.
Diungkapkannya, sekarang banyak traveller yang tidak mau dilayani, karena mereka bisa melayani dirinya sendiri. “Ini tren baru, yang harus dimengerti operator bandara. Para penumpang memiliki smartphone yang bisa membantu melayani dirinya sendiri di bandara. Indonesia Airports apps hadir memenuhi kebutuhan itu,” katanya.
Dalam aplikasi Indonesia Airports terdapat fitur tentang informasi seputar bandara, misalnya informasi penerbangan, lokasi toko dan café, airport care, nilai tukar mata uang, pemesanan taksi, serta informasi kedatangan bus, hingga check in online. (
Baca:
Aplikasi Indonesia Airports)
Menurutnya, jika pengguna nyaman di bandara, maka banyak aktifitas bisa dilakukan yang ujungnya bisa menambah pendapatan bagi pengelola. “Dwelling time bagi kami diperpanjang, dengan mempercepat proses sehingga mereka punya banyak waktu di bandara. Saat mereka lebih lama di terminal, maka banyak aktivitas yang bisa dilakukan penumpang di bandara, makan, ngopi, belanja yang menjadi revenue buat kami. Ini hanya bisa dilakukan dengan digitalisasi di bandara,” katanya.
Dikatakannya, dalam menjalankan konsep airport digital life experience dimulai dari hal-hal yang membuat penumpang menderita. Misalnya datang ke bandara masuk macet, menunggu taksi lama, hingga menunggu bagasi lama, dan lainnya.
“Jadi operator bandara nggak perlu banyak konsultan, karena konsultannya ya penumpang itu. Yang dirasakan oleh pelanggan itu yang harus di-improve langsung. Pola operasi kita itu yang harus dibenahi. Dalam 3-5 tahun terakhir AP 2 sangat intensif bangun infrastruktur, tetapi alokasi belanja modal sangat kecil untuk soft infrastructure. Sampai 2019 saya akan terus perbesar investasi kesana (digital),” pungkasnya.(ak)