JAKARTA (IndoTelko) - PT Angkasa Pura II (AP II) mempersiapkan platform artificial intelligence (AI) untuk meningkatkan efisiensi operasional bandara dan penerbangan.
Platform AI yang diberi nama AeroBuddy itu mengintegrasikan seluruh data-data operasional bandara yang dimiliki AP II. Dengan kata lain, AeroBuddy memiliki basis pengetahuan (knowledge) Big Data AP II, sehingga dapat menjadi asisten pintar terbaik bagi personel AP II.
AeroBuddy akan melakukan analisis data tingkat lanjut (advanced data analytics) terhadap Big Data AP II, untuk kemudian memberikan masukan kepada personel AP II.
AeroBuddy ini nantinya hadir dengan format percakapan melalui teks, di mana penggunaannya seperti halnya platform AI ChatGPT, namun memiliki pengetahuan yang lebih baik terkait bandara. Penggunaan AeroBuddy juga mencakup notifikasi otomatis yang dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.
President Director AP II Muhammad Awaluddin mengatakan hasil advanced data analytics berbasis Big Data AP II yang dilakukan AeroBuddy tentunya akan sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan analisis secara manual.
Dengan demikian, lanjut Muhammad Awaluddin, AeroBuddy dapat mendukung personel AP II dalam mengambil keputusan atau merancang rencana operasi secara cepat dan tepat sesuai kondisi real time.
“Platform AI AeroBuddy memiliki kemampuan melakukan advanced data analytics terhadap Big Data operasional AP II. Manfaatnya bagi internal AP II, personel di lapangan dapat merumuskan rencana operasi hanya dalam 1 menit. Para personel bisa bertanya apa saja ke AeroBuddy, misalnya apa potensi kendala operasional di bandara hari ini, maka AeroBuddy akan memberikan jawaban komprehensif agar potensi kendala tersebut dapat dihilangkan,” jelas Muhammad Awaluddin.
Muhammad Awaluddin mengatakan AeroBuddy tentunya diposisikan juga untuk mendukung Airport Operation Control Center (AOCC) sebagai pusat pengendali operasi di Bandara Soekarno-Hatta.
“AOCC merupakan wadah kolaborasi bagi seluruh stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta untuk memastikan kelancaran operasional bandara dan penerbangan. Di sana banyak terjadi pertukaran data. AeroBuddy juga akan dilibatkan dalam operasional AOCC sehingga keputusan yang diambil dapat lebih tepat dan cepat untuk efisiensi di bandara dan penerbangan,” ujar Muhammad Awaluddin.
Langkah AP II menghadirkan Platform AI AeroBuddy ini mendapat apresiasi dari Prof. Dr. Ahmad M. Ramli yang merupakan Guru Besar Cyber Law & Regulasi Digital Universitas Padjadjaran.
“PT Angkasa Pura II menjadi pelopor di Indonesia dalam mengeksplorasi pemanfaatan AI di bandara. Upaya ini diwujudkan melalui AeroBuddy yang berfungsi sebagai Engine dan Platform AI di bandara,” ujar Prof. Ramli.
Prof. Ramli mengatakan platform AeroBuddy yang dimiliki AP II berperan menganalisis berbagai kasus secara komprehensif termasuk analisis deskriptis, prediktif bahkan preskriptif dengan cepat dan mudah.
“Berbagai inovasi dan terobosan berbasis AI di berbagai sektor perlu terus mendapat dukungan regulator dan pemangku kepentingan. Karena, penggunaan AI untuk optimasi layanan publik penerbangan saat ini adalah keniscayaan. Pilihannya memang bertransformasi atau terdisrupsi,” ujar Prof. Ramli.(ak)