telkomsel halo

BAKTI: 11% wilayah Indonesia masih blank spot seluler

14:55:48 | 25 Jul 2018
BAKTI: 11% wilayah Indonesia masih blank spot seluler
Direktur Utama BAKTI Anang Latif (berdiri) dalam media gathering di Jakarta, Rabu (25/7).(dok)
JAKARTA (IndoTelko) –  Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) mengungkapkan masih ada sekitar wilayah Indonesia yang mengalami blank spot wilayah seluler khususnya di area terdepan, terluar dan tertinggal (3T) serta perbatasan.

"Kami tahun lalu sudha bangun hampir 8.300 site untuk layanan seluler. Tahun ini kita butuh lima ribu site lagi agar blank spot itu tertutup semua oleh layanan seluler," ungkap Direktur Utama BAKTI Anang Latif dalam media gathering di Jakarta, Rabu (25/7).

Diungkapkannya, saat ini luas pemukiman di Indonesia sebesar 44.565 Km persegi dengan jumlah desa 83.218. Layanan 2G sudah menjangkau 88,28% desa atau 98,31% pemukiman, 3G (75,09% desa dan 92,91% pemukiman), dan 4G (50,88% desa dan 74,09% pemukiman).

BAKTI terus membangun prasarana telekomunikasi di wilayah tersebut. Prasarana yang dibangun menciptakan pemerataan untuk menjangkau yang belum terjangkau akses telekomunikasi dan informasi.

Salah satunya adalah pembangunan Palapa Ring yang terbagi dalam tiga paket yakni Palapa Ring Barat, Palapa Ring Timur dan Palapa Tengah merupakan solusi dari permasalahan telekomunikasi yang masih belum merdeka sinyal saat ini. Sehingga hadirnya Palapa Ring memecahkan permasalahan tersebut.

“Pembangunan fiber optik bawah laut ini berjalan sesuai rencana, bahkan untuk paket barat sudah beroperasi 100%, untuk paket tengah progress pembangunan sudah mencapai 89% dan paket timur sudah mencapai 57%. Akhir tahun ini kami targetkan semua pembangunan sudah mencapai 100% sehingga bisa on air pada 2019,” tuturnya.

Dikatakannya, sembari menunggu pengoperasiannya, BAKTI sudah mulai mengajak operator seluler untuk menggunakan fasilitas yang dibangun dengan menawarkan potongan harga khusus kepada operator yang mau membuka akses telekomunikasi menggunakan fasilitas yang telah dibangun.

Adapun untuk tarif yang ditetapkan haruslah yang terjangkau bagi masyarakat dengan mempertimbangkan kualitas pelayanan. Tarif layanan ini terdiri dari tarif penyediaan pita lebar atau bandwidth dan tariff penyediaan kabel serat optik atau dark fiber.

“Untuk menentukan tarif aktual harga sewa bulanan jaringan Palapa Ring, akan mempertimbangkan dua komponen utama yakni harga acuan dan jumlah operator yang akan menggunakan jaringan Palapa Ring. Semakin banyak operator yang masuk maka kami akan menaikkan potongan harga sewa. Palapa Ring berpotensi menjadi sumber pendapatan BAKTI,” terang Anang.

5.000 Lastmile
BAKTI juga telah memiliki program menuju Indonesia Merdeka Sinyal 2020 melalui pembangunan desa-desa yang belum terjangkau sinyal. Program tersebut untuk memperkuat integrasi jaringan yang telah lebih dulu ada melalui penyediaan akses internet, BTS, dan Backbone Fiber Optik Palapa Ring.

Pembangunan tersebut disambut baik oleh Pemerintah Daerah setempat yang mengeluhkan kesulitan sinyal di wilayahnya bahkan sinyal menjadi penghambat untuk menggali potensi alam di wilayah 3T yang sebenarnya memiliki peluang sebagai destinasi wisata dan potensi ekonomi lainnya.

Bupati Kepulauan Aru Johan Gonga menyampaikan terima kasihnya kepada Kemkominfo yang telah membangun akses internet di wilayahnya sehingga mereka kini bisa memanfaatkan jaringan telekomunikasi yang lebih baik, walaupun masih ada sebagian wilayah yang harus dibangun sarana dan prasaranan telekomunikasi dan informatika.

GCG BUMN
“Berdasarkan data kami, persebaran sarana dan prasarana TIK di Kepulauan Aru sudah mencapai 52 site BTS, dan Internet 59 site. Tahun ini kami juga mengusulkan sarana prasarana TIK yakni 25 site BTS dan 100 site Internet. Dengan penambahan tersebut, Kepulauan Aru akan terbebas dari wilayah blank spot,” tutup Johan.(id)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year