telkomsel halo

Ini prediksi Lenovo untuk tren teknologi 2019

13:53:00 | 23 Dec 2018
Ini prediksi Lenovo untuk tren teknologi 2019
JAKARTA (IndoTelko) - Lenovo memprediksi di tahun 2019, konektivitas tanpa batas, otomatisasi sepenuhnya, dan realitas yang diperluas, akan terasa semakin dekat, memperluas cakrawala dan membentuk cara manusia memanfatkan teknologi cerdas saat terjadinya intelligent transformation.

Dalam prediksi yang dikeluarkan Lenovo dinyatakan semuanya menjadi lebih cerdas. 

Ruang yang cerdas, baik itu fisik ataupun digital, adalah lingkungan di mana manusia, perangkat, dan sistem berinteraksi secara terbuka, terkoneksi, dan efisien. Entah itu kota cerdas, ruang kerja digital, atau rumah cerdas, ekosistem ini selalu berkembang.

“Jadi di mana celahnya? Berdasarkan riset baru-baru ini, tim kami yang mengurus pengalaman pengguna menemukan bahwa menghemat waktu, menciptakan kenyamanan, dan memungkinkan terwujudnya koneksi manusia, merupakan hal-hal yang paling dihargai manusia dari teknologi mereka. Jika teknologi itu tidak memenuhi kebutuhan dasar manusia tersebut, maka pengguna akan segera meninggalkannya," katanya.

Ini bisa berarti pengalaman yang tidak begitu membingungkan dan memakan waktu saat konsumen mempersiapkan rumah cerdas dengan berbagai produk dari beragam manufaktur, tanpa terjadinya integrasi. Kategori rumah cerdas akan terus berkembang saat ada solusi yang menawarkan konfigurasi cepat, pengalaman pengguna yang mulus, dan interoperasional antar perangkat serta ekosistem. Pengadopsial PC dengan fitur-fitur yang lebih cerdas dan terkoneksi, seperti voice recognition, otentifikasi biometrik, dan konektivitas yang always-on, bersamaan dengan smart display yang menggabungkan visual (display layar sentuh) dengan audio (voice assistant) juga akan mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi untuk mendapatkan informasi yang lebih cepat dan koneksi yang lebih nyaman.

Di tempat kerja, yang penting adalah pengalaman pegawai, bukan hanya tentang teknologi atau ruang kerja, tapi juga tentang budaya dan bagaimana ketiga unsur ini menyatu. Untuk menarik calon pegawai terbaik dan juga menciptakan perusahaan yang inovatif serta menguntungkan, perusahaan harus menyadari dan mengakomodasi perubahan tentang bagaimana millenial serta post-millenial bekerja. Apa yang mereka harapkan di tempat kerja, serta menghargai kebutuhan pribadi mereka. 

Ruang-ruang yang diperkaya dengan teknologi, yang dapat dikonfigurasi dan fleksibel, sekarang memang sedang digemari, tapi semuanya masih butuh kenyamanan dan rasa memiliki. Perusahaan yang berpikir ke depan akan mulai mengalihkan perhatian mereka ke konsep tempat kerja yang transisional dan mobile, yang mendukung kolaborasi serta koneksi manusia. 

Baik itu di lorong, kafetaria, ataupun huddle room. Ruang bersama ini akan membutuhkan perangkat yang lebih cerdas untuk kolaborasi instan dan kreasi bersama-sama, termasuk solusi ruang rapat cerdas, display interaktif, dan masih banyak lagi. Selain itu, saat Generasi Z yang fasih teknologi memasuki dunia kerja, mereka mengharapkan bisa memegang kontrol atas perangkat teknologi yang tersedia. Mereka lebih menyukai teknologi yang biasa mereka gunakan, dan mereka sangat mempengaruhi kebutuhan departemen IT kantor. Perusahaan yang sukses menjalani transformasi tempat kerja akan menyeimbangkan tujuan tersebut dengan kebijakan budaya yang inclusive dan sentuhan personal yang menjembatani pengawai menuju cara bekerja yang baru.

Aspek lainnya dari transformasi tempat kerja adalah kemampuan perusahaan dalam berpikir ke depan untuk menerapkan perangkat yang sudah dikonfigurasi, atau siap untuk cloud. Solusi smart vending adalah trend lainnya yang didorong oleh transformasi tempat kerja, di mana pegawai bisa membeli beragam produk IT, dari laptop yang sudah dikonfigurasi, sampai ke mouse, keyboard, ataupun headset. Bagian cerdas dari solusi vending ini menghilangkan keribetan dokumen kertas dalam proses procurement dan memberdayakan pengawai serta end-user agar fokus pada produktivitas.

Prediksi lainya dari Lenovo adalah Teknologi untuk kebaikan: Bagaimana IT, AI, dan AR/VR menjadikan kita lebih bahagia dan lebih sehat.

Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan AR/VR merupakan topik yang hangat di industri, dan menjanjikan konektivitas tanpa batas, otomatisasi penuh, serta realita yang semakin luas. 

Pengadopsian teknologi ini akan terus meluas ke berbagai sektor di tahun 2019, dari manufaktir ke pendidikan, ritel, dan masih banyak lagi. Bahkan, menurut studi Accenture baru-baru ini, 72% petugas kesehatan setuju bahwa realitas yang lebih luas akan semakin tersebar dan memberikan dampak ke semua industri dalam lima tahun ke depan.

Contohnya di sektor kesehatan, IoT dan aplikasi kecerdasan buatan memiliki kemampuan untuk mengatasi tantangan terbesar manusia. Memanfaatkan teknologi ini berpotensi mewujudkan suatu terobosan di beberapa tahun ke depan. Mengurangi waktu tunggu di ruang UGD, memungkinkan pemeriksaan kesehatan secara remote, menawarkan ketersediaan dan akses ke perangkat keras yang critical, dan bahkan menghemat waktu dokter melalui penggunaan AI dalam mendeteksi dan mendiagnosa tumor. Bahkan, menurut ramalan dari Market Research, sektor kesehatan IoT akan terus berkembang secara signifikan, mencapai USD 163.24 miliar di tahun 2020, meningkat 38% dari tahun 2015.

AR/VR juga memberikan dampak yang menarik untuk kesehatan. Contohnya, AR/VR dapat digunakan untuk membantu pasien mengujungi rumah sakit secara virtual sebelum diopname, atau membantu pasien memvisualisasi prosedur untuk mengurangi kegelisahan. VR juga dapat menyediakan pengalihan perhatian untuk pasien anak yang diopname, misalnya hiburan, meditasi, atau permainan yang seru.

Di sektor pendidikan, VR di ruang kelas dapat ‘membawa’ pelajar ke tempat yang tidak bisa mereka datangi, misalnya di alam liar atau benua lain melalui wisata virtual, ataupun berpartisipasi di lab virtual untuk mengidentifikasi gen baru Untuk pelajar dengan disabilitas fisik, sosial ataupun kognitif, VR menciptakan lingkungan dan bahkan meningkatkan arena bermain. Potensi belajar jarak jaruh secara virtual juga semakin terlihat, menyediakan pelajar dan guru dengan kemampuan untuk menciptakan konten VR dan mendistribusikannya ke kelas.

Ritel juga mengalami transformasi, dengan cara baru untuk mengidentifikasi dan berinteraksi dengan pelanggan lebih cepat saat sedang berbelanja, serta memungkinkan pelanggan untuk belanja secara lebih fleksibel, baik itu via mobile, self-checkout, online, atau checkout reguler. Penggunaan aplikasi yang menyatu ini memimpin revolusi di perangkat transksional.  Perangkat ini terintegrasi dengan tampilan antarmuka untuk program loyalty pelanggan, dan fitur IoT untuk meningkatkan ritel dengan teknologi baru dalam pricing secara real-time, manajemen inventaris, serta analitik pelanggan.

Saat perkembangan dan aplikasi ini masuk ke berbagai industri vertikal, kita akan melihat pengadopsian teknologi yang lebih cepat, karena biaya teknologi pun menurun sehingga perusahaan dapat meningkatkan pendapatan.

Pasar teknologi yang  immersive berkembang sangat pesat; bahkan pengeluaran produk dan layanan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) diprediksi akan mencapai USD 27 miliar di tahun ini atau naik 92% dibandingkan pengeluaran tahun lalu berdasarkan data IDC. VR sudah lebih dulu memiliki pengaruh dalam industri gaming, jurnalistik, produksi film, pendidikan, olahraga, musik, serta visualisasi pelatihan dan data.

Pangsa yang lebih menggiurkan sesungguhnya terletak pada AR. Teknologi ini telah digunakan untukhiburan konsumendan ruang komersial yang mampu meningkatkan efisiensi dalam pelatihan, pemeliharaan, dan perpindahan pengetahuan ke dalam lingkungan yang menyatu atau immersive. Dengan kehadiran teknologi 5G, kemampuan luar biasa AR seperti gambar komputer yang sangat nyata, remote assistance, object recognition, workflow builders, serta konten-konten hebat lainnya akan berkembang dan berdampak besar bagi bisnis.

Sebagai contoh, menggunakan kacamata AR sebagai bagian dari sebuah sistem teknologi yang lebih besar dapat menyediakan data real-time kepada pekerja pabrik atau pekerja lapangan, sehingga mampu memperkecil kesalahan dan meningkatkan akurasi, keselamatan, serta kualitas kinerja. Dengan fitur remote assistance AR, pekerja kilang minyak lepas pantai dapat dibimbing oleh pekerja yang berada di kantor dengan melihat keadaan nyata yang terjadi melalui kacamata AR. 

Dengan fitur object recognition, kacamata AR yang dipakai oleh mekanik pesawat terbang yang sedang mengerjakan tarmac dapat terkoneksi dengan server yang jauh untuk mengidentifikasi barang-barang yang sedang dikerjakan dan mengangkat barang-barang yang rentan. Dengan AR workflows dan AR tools, pekerja pabrik dapat melihat petunjuk kerja tahap demi tahap melalui kacamata AR tanpa perlu mengikuti pelatihan yang lama.

Selain itu, akan ada peningkatan permintaan terhadap perangkat keras/lunak agnostic solution untuk mengurangi kesulitan pengguna ketika menemukan ketidakcocokan antara headset dan kacamata AR dengan konten dan platform AR. Content creator dan pencipta perangkat kerasmungkin akan mengembangkan sebuah perangkat keras dan lunak yang holistik dan seamless sebagai solusi untuk bisnis. 

AR diprediksi akan meraih momentum dalam segmen komersil di tahun ini. Dalam waktu dekat, perusahaan-perusahaan juga akan memanfaatkan AR dan VR secara simultan melalui integrasi IT untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Isu Keamanan
Manusia seringkali dianggap sebagai titik lemah dalam keamanan. Pertumbuhan mobilitas, BYOD, kerja jarak jauh dan gig economy berkontribusi terhadap tantangan keamanan yang dihadapi oleh perusahaan di zaman ini. Pegawai yang abai atau tidak paham akanprotokol keamanan dapat mengakibatkan ancaman keamanan, kerugian finansial, dan kerusakan reputasi perusahaan. Digital natives terbiasa dengan teknologi yang lebih rahasia dalam hal akses data personal, namun kesalahan tetap dapat terjadi jika manusia lebih memilih kenyamanan daripada kepatuhan terhadap protokol keamanan.

AI disebut-sebut sebagai jalan menuju perlindungan; tetapi seperti halnya alat yang kuat, AI dapat digunakan untuk kebaikan ataupun untuk keburukan, karena platform AI juga disukai oleh para penjahat siber. Kami memprediksi lebih banyak fokus pada pembelajaran mesin untuk mengatasi kerentanan keamanan, serta lebih fokus pada solusi keamanan end-to-endversus kumpulan tambal sulam alat diskrit. 

Ada empat ruang bagi perusahaan dan pengguna untuk melindungi diri mereka sendiri - data, identitas, online, dan perangkat - dan sangat penting untuk mengembangkan rencana menyeluruh terhadap ancaman di masing-masing ruang ini. Tren dari otentikasi dua faktor menjadi multi-faktor pada perangkat pribadi, misalnya, akan terus bertumbuh seiring badan industri keamanan seperti Aliansi FIDO berintegrasi dengan Windows Hello untuk mengaktifkan otentikasi yang lebih aman. Munculnya perangkat pintar di rumah dan kantor yang saling terkait juga akan memunculkan kerentanan keamanan yang perlu ditangani. Aspek yang penting dilakukan adalah belajar dari pengguna melalui teori dan model pembelajaran baru yang membahas tidak hanya perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku manusia. Perusahaan perlu memahami tenaga kerja multi-generasi mereka, untuk mengelola dan melindungi perangkat dengan lebih baik serta mengembangkan protokol dan praktik keamanan yang kuat.

“Menawarkan sejumlah siklus hidup dan manfaat lainnya, DaaS (Device-as-a-Service) adalah cara cerdas untuk mengatasi masalah keamanan, terutama karena mereka menjadi semakin kompleks dan sering muncul karena tenaga kerja mobile yang semakin meluas. Untuk menanggapi fenomena tersebut, perusahaan perlu mencari solusi yang tangkas, dapat disesuaikan, dan kontrol yang lebih besar terhadap ekosistem perangkat serta keamanan yang diimplementasikan dengannya,” tambahnya. 

Tren yang sedang berkembang; hampir 30% dari CIO yang menanggapi studi Gartner pada tahun 2018 sedang mempertimbangkan DaaS sebagai bagian dari strategi perangkat mereka dalam lima tahun ke depan, dan studi IDC baru-baru ini menunjukkan total nilai pasar tiga kali lipat hingga 2020. 

GCG BUMN
Untuk sementara, ada tantangan inheren yang perlu dipecahkan. Laporan terbaru IDC menyoroti masalah yang dihadapi organisasi ketika menyangkut manajemen siklus hidup perangkat, dimana lebih dari setengah organisasi menyatakan dapat meningkatkan siklus hidup perangkat mereka. Berbagai tantangan termasuk pembaharuan berkala, masalah penyesuaian dan kekhawatiran atas pengelolaan masuknya BYOD secara aman.(pg)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year