telkomsel halo

Tiket hilang di OTA, KPPU panggil AirAsia

12:00:15 | 26 Mar 2019
Tiket hilang di OTA, KPPU panggil AirAsia
JAKARTA (IndoTelko) - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menunaikan janjinya mendalami kasus hilangnya inventory tiket milik maskapai AirAsia di sejumlah Online Travel Agent (OTA) papan atas seperti Traveloka dan Tiket.com sebagai bagian dari penyelidikan mahalnya harga tiket penumpang pesawat di Indonesia.

"Senin (25/3) kita sudah panggil AirAsia. Selanjutnya kita akan panggil Traveloka dan Tiket.com minggu depan," ungkap Kepala Biro Hukum, Humas dan Kerjasama KPPU, Taufik Arianto kepada IndoTelko, Senin (25/3) sore.

Dikatakannya, saat ini masih tahap penelitian. "Nanti hasilnya akan digabung dengan yang lain," katanya. (Baca: Kasus AirAsia)

Sebelumnya, Komisioner KPPU Guntur S. Saragih menyatakan bahwa KPPU masih menyoroti lima hal dari industri penerbangan dan dalam status penelitian yakni soal dugaan kartel pada harga tiket pesawat terbang, penerapan bagasi berbayar, kargo pesawat terbang, penyediaan avtur, hingga join Kerjasama Operasi (KSO) antara maskapai Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air. 

Guntur menegaskan tim investigator KPPU tengah meminta keterangan pihak-pihak terkait pada industri penerbangan, hingga KPPU memberikan himbauan ke tiap instansi untuk tidak mengeluarkan kebijakan yang dapat menyentuh ranah tugas dan fungsi KPPU, seperti penetapan harga atau predatory fix pricing.  “Jangan sampai ada yang melanggar prinsip-prinsip persaingan usaha,” tegasnya.

Ke depan Guntur berharap, tiap pelaku usaha dapat melaporkan kegiatan merger dan akuisisinya ke KPPU, sebelum batas akhir yang diamanatkan pada Undang-undang No.5 Tahun 1999.

AirAsia
Sementara Direktur Niaga AirAsia Indonesia Rifai Taberi mengungkapkan pertemuan dengan KPPU seputar raibnya tiket maskapai itu di sejumlah OTA lokal.  

Kepada KPPU, AirAsia menceritakan kejanggalan yang dirasakan terkait penjualan tiketnya di OTA.
"Contoh komunikasi tidak ada, setelah follow up kenapa tiket kita hilang kenapa tidak dijawab. Yang paling kelihatan itu, contoh punya barang gak jual ditelpon gak diangkat ini ada apa?" tanyanya.

Dikatakannya, AirAsia masih menaruh harapan ke pemain OTA untuk kembali menjual tiketnya. "Kalau kita berharap semua bisa kembali normal lagi. Karena kita ingin ketersediaan tiket mudah diakses," katanya.

Namun, Rifai mengaku bingung dengan pemain OTA karena komunikasi yang dijalin tidak mendapat respons. "Itu justru kita ga tau. Kejanggalan kita komunikasi tidak jawab. Kan komunikasi biasanya rutin ya begitu sistem down antara tim Teknologi Informasi (TI) ngomong, nah ini gak ada. Pendekatan sejauh ini belum ada pembicaraan formal sama mereka (OTA). Kita belum dapat klatifikasi dari mereka. Komunikasi dari email juga belum ada, kita masih tunggulah," katanya.

GCG BUMN
Lebih lanjut Rifai mengungkapkan, sejak cabut dari OTA lokal, penjualan melalui website AirAsia.com menjadi naik. "Selama ini kontribusi OTA sekitar 20%. Sisanya 60% channel sendiri lalu agen-agen konvensional," tutupnya.(id)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year