telkomsel halo

OTT makin perkasa, Kominfo sarankan operator pertimbangkan konsolidasi

11:27:15 | 29 Apr 2019
OTT makin perkasa, Kominfo sarankan operator pertimbangkan konsolidasi
Pengguna seluler tengah mengakses aplikasi milik Over The Top.(dok)
JAKARTA (IndoTelko) - Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyarankan operator untuk mempertimbangkan aksi konsolidasi ditengah kian perkasanya kehadiran layanan Over the Top (OTT).

“Kita coba kebijakan konsolidasi berdasarkan kemungkinan terlalu banyaknya operator di Indonesia. Jika revenue turun, tarif data turun, operatornya terlalu banyak, maka pemerintah mencoba untuk memudahkan berkonsolidasi. Harapannya, jika operator telekomunikasi sedikit, demand dan supply seimbang, maka industri ini akan tetap survive,” urai Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail, belum lama ini.

Dijelaskannya, upaya yang bisa dilakukan pemerintah di era transformasi digital di antaranya mengembangkan digital talent, menurunkan regulatory cost, dan kebijakan infrastruktur pasif dengan pemda atau Kementerian Dalam Negeri. “Regulasi akan menjadi motor untuk non barrier to entry dari semua sektor terkait digitalisasi,” jelasnya.

Menurutnya, hal yang perlu dilakukan adalah redesain Universal Service Obligation (USO) dan mendorong ekosistem dalam ICT Building Blocks, seperti gerakan nasional 1.000 Startup Digital, IoT Makers Creation dan sebagainya.

Kelompok OTT
Ismail menjelaskan ada tiga kelompok besar OTT di Indonesia.

Pertama, layanan telekomunikasi yang tidak mempunya jaringan, namun mampu melayani layaknya penyedia layanan telekomunikasi.

"Contohnya, aplikasi Whatsapp, Line atau Telegram. Aplikasi tersebut tidak punya jaringan, tapi Anda bisa chatting, bisa kirim gambar dan video, bahkan bisa menelepon. Aplikasi ini layanannya mensubstitusi infrastruktur jaringan,” katanya.

Kedua, OTT yang menggunakan jaringan dan infrastruktur telekomunikasi mensubstitusi layanan broadcasting atau penyiaran. "Misalnya, Youtube atau Netflix yang menyediakan konten film dan video," jelasnya.

Kemudian kelompok yang ketiga, adalah layanan-layanan baru yang tumbuh pesat dengan memanfaatkan infrastruktur, hingga memberikan nilai tambah. Contohnya ojek online yang tidak mau disebut perusahaan transportasi. Melainkan hanya perusahaan aplikasi yang mengoperasikan kendaraan milik mitra usahanya.

Lebih lanjut dijelaskan tentang ICT Building Block pada jaringan telekomunikasi yang memiliki enam elemen penting, yaitu, infrastruktur, aplikasi, konten, regulasi, sumber daya manusia (SDM), dan keamanan (security). Elemen infrastruktur, terdiri dari jaringan sampai device.

GCG BUMN
Dalam ICT Building Block, regulasi yang berlaku harus didukung oleh elemen SDM dan keamanan untuk menjaga transformasi informasi berjalan dengan baik. “Semua elemen harus dibangun bersamaan, tidak bisa dibangun salah satu saja,” tandas Ismail.(ak)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year