JAKARTA (IndoTelko) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui anak usaha, PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin), melakukan ekstensi Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Indonesia Global Gateway (IGG) ke Singapura dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai Global Digital Hub.
Dalam keterangan (7/5), Telin melalui anak usaha, Telin Singapore, melakukan IGG Singapore Landing Point Groundbreaking Ceremony di Tuas, Singapura tanggal 2 Mei 2019.
Kegiatan ini diresmikan oleh Direktur Network Information and Technology Solutions Telkom, Zulhelfi Abidin, Direktur Wholesale and International Service (WINS) Telkom, Abdus Somad Arief (ASA), CEO Telin, Faizal R. Djoemadi, CEO Telin Singapore, Andreuw Thonilus Albert, Chief Technology Officer (CTO) Telin, Nanang Hendarno, Executive General Manager (EGM) Divisi Service Operation Telkom, Lukman Hakim, VP Network Infra Product and Solution Telkom, Bastian Sembiring, and Deputy General Manager (GM) Submarine NEC, Kenichi Yoneyama.
Groundbreaking IGG Singapore Extension dilaksanakan dalam rangka Telin Singapore sudah menerima ijin Temporary Occupation License (TOL) dari Singapore Land Authority (SLA) di bulan April 2019 lalu.
Ijin tersebut menandakan siapnya pengerjaan pembangunan Beach Manhole (BMH) dan Horizontal Directional Drilling (HDD) di Tuas, Singapura.
IGG Singapore Extension akan menyambungkan IGG domestik (Indonesia) ke Singapura yang dipusatkan di Data Center Telin-3 Jurong. Dengan IGG yang tersambung ke Asia, Europe, dan USA, maka IGG mampu menyediakan konektivitas yang cepat antar data center maupun koneksi ke sumber konten dunia. (
Baca:
SKKL IGG)
IGG merupakan proyek kabel laut hasil sinergi Telkom dan Telin, dimana pembangunan dimulai di Mei 2016 dengan segmen domestik yang menghubungkan Dumai, Batam, Jakarta, Surabaya, Bali, Makasar, Balikpapan, Tarakan, dan Manado serta sudah beroperasi di bulan Desember 2018.
Setelah IGG Groundbreaking, acara dilanjutkan dengan Softswitch Poweroff yaitu prosedur mematikan teknologi Softswitch lokasi Singapore dan Hong Kong secara bersamaan.
Poweroff softswitch dilakukan setelah dipindahkannya semua traffic dari softswitch ke Session Boarder Controller (SBC) yang sudah full IP, kapasitas besar, dan menggunakan teknologi Network Function Virtualisation (NVF). Dengan poweroff softswitch, akan diperoleh penghematan space, power, dan maintenance support. Di sisi lain dengan pemanfaatan full IP SBC, dapat mempercepat proses aktivasi, dan kemudahan integrasi dengan system Least Cost Routing (LCR) untuk mendukung bisnis hubbing.
Prosedur poweroff diawali dengan test call dengan Telin Singapore dan WHOCC di Jakarta untuk memastikan setelah poweroff tidak terjadi gangguan service voice. Setelah memastikan tidak adanya gangguan, dilakukanlah logical shutdown di sisi Aplikasi dan Management System yang dilakukan secara bersamaan untuk Softswitch Singapore dan Hong Kong.(ad)