JAKARTA (IndoTelko) – Gojek kembali berkolaborasi dengan Universitas Indonesia (UI) mendorong pertumbuhan startup lokal yang mampu menciptakan inovasi dan bersaing di ranah global dengan menjadi partner eksklusif program akselerator UI Works.
Program Akselerator UI Works bertujuan menumbuh kembangkan ekosistem yang start-up yang kuat di Indonesia yang berdampak sosial serta menjadi solusi nyata bagi berbagai permasalahan bangsa.
“Tantangan bagi para pemain start-up tidak hanya terkait pendanaan, tetapi juga bagaimana menciptakan skalabilitas hingga bisa bertumbuh dengan cepat dan berkesinambungan. Melalui kerja sama dengan UI Works ini, kami ingin mengakselerasi pertumbuhan perusahaan start-up lokal supaya mereka bisa menjadi start-up yang unggul dan bisa menjadi pemain global,” kata Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita dalam keterangan kemarin.
Dukungan Gojek pada program akselerator UI Works kali ini adalah mentoring dan pembekalan materi serta ilmu pengetahuan langsung dari Founder and Global CEO Gojek Nadiem Makarim, kepada 15 perusahaan startup lokal yang telah dikurasi UI Works, dari kalangan sivitas akademika UI dan umum. Selain itu para peserta UI Works juga berkesempatan untuk berkunjung ke kantor Gojek dan merasakan langsung suasana bekerja di perusahaan start-up kelas dunia.
“Untuk menyusun strategi bisnis berkesinambungan bagi sebuah perusahaan rintisan, kita harus berani melakukan eksperimen akan produk dan layanan yang kita tawarkan. Tak jarang, dalam proses pembangunan bisnis, kita menemukan kegagalan, yang penting adalah bagaimana kita belajar dari kegagalan tersebut dan terus mencari formula yang tepat. Pengetahuan semacam ini penting didapatkan dengan memetik dan ilmu dari orang-orang yang telah berpengalaman dalam mendirikan dan mengembangkan bisnis start-upnya,” tambah Nila.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengelolaan dan Pengembangan Unit-Unit Usaha (DPPU) UI, Dr. drg. Nia Ayu Ismaniati, MDSc, SpOrT(K) menyambut positif dukungan dan partisipasi Gojek dalam menyukseskan UI Works. Menurutnya, kehadiran Gojek sebagai perusahaan Indonesia yang telah mencapai startup decacorn, mampu memberikan inspirasi kepada para peserta yang merintis perusahaan baru untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan mereka di bidang teknologi.
"Kami senang dapat kembali berkolaborasi dengan Gojek pada program UI Works ini. Selain berbagi pengalaman dan inspirasi, kami berharap pihak Gojek dapat memberikan masukan bagi para peserta dalam menyusun rencana pengembangan usaha yang lebih matang untuk nanti demo day dihadapan para mitra investor. Exposure melalui jaringan yang dimiliki Gojek juga akan sangat membantu para peserta untuk dapat dikenal oleh lebih banyak orang dan menemukan atau ditemukan oleh calon mitra bisnis atau pemilik sumber daya yang dibutuhkan peserta untuk scale up," ungkap Nia.
Prinsip Sukses
Dalam sesi mentorship, Pendiri Gojek Nadiem Makarim menyampaikan beberapa poin terkait tantangan-tantangan yang sering dilakukan oleh founders startup pada umumnya.
Ada beberapa fase dalam pertumbuhan start-up. Ketika mencapai skala tertentu, beberapa hal harus menjadi prioritas untuk pertumbuh selama dua-tiga tahun berikutnya, termasuk memastikan bahwa bisnis tetap bertumbuh sejalan dengan visi-misinya start-up tersebut.
"Misi Gojek adalah untuk menciptakan dampak sosial yang luas dengan mencari solusi bagi permasalahan kehidupan sehari-hari melalui pemanfaatan teknologi. Kami tidak merencanakan adanya GoPay dan GoFood pada awal kami berdiri. Namun, kami mendengar dua hal dari customer: keluhan tentang ribetnya mencari uang kembalian saat menggunakan layanan ride-hailing, dan kegunaan layanan pesan antar untuk membeli makanan. Berdasarkan insight tersebut, kami Gojek mengembangkan GoPay sebagai sistem pembayaran digital, dan GoFood sebagai layanan pesan-antar makanan-minuman, keduanya untuk memudahkan customer. Seluruh produk dan layanan Gojek merupakan hasil dari mendengarkan keinginan dan kebutuhan customer,” lanjut Nadiem.
Nadiem menambahkan ada tiga filosofi yang menjadi kunci bagi start-up yaitu motivasi, managing people, dan momentum.
"Motivasi founders yang berhasil menurut saya adalah yang selalu obsesif ingin memecahkan sebuah permasalahan nyata di masyarakat. Mereka harus memiliki persistence, tenacity, dan grit. Kedua, founders harus selalu merekrut orang yang lebih jago daripada mereka sendiri - hal ini masih sering diabaikan di Indonesia. Terakhir, pintar membaca momentum atau timing. Founders harus tahu kapan harus mendorong bisnisnya, jangan sia-siakan momentum,” katanya.(wn)