JAKARTA (IndoTelko) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sedih melihat isi media sosial (Medsos) yang banyak berisikan hinaan dan saling menjelekkan.
“Kok isinya seperti ini, sedih saya kadang-kadang,” ucapnya saat memberikan sambutan pada Konsultasi Nasional XIII Tahun 2019 Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia seperti dikutip dari laman Kominfo (7/9).
Jokowi mengingatkan, bahwa saling menghina, saling memaki, dan saling menjelekkan bukanlah budaya Indonesia. Budaya Indonesia adalah budaya penuh kebersamaan, budaya yang penuh toleransi, budaya yang penuh kegotongroyongan.
Jokowi menyindir sebagian masyarakat yang menggunakan alasan mengkritisi, kritik. Namun, yang terjadi tidak bisa membedakan kritik dan menjelekkan, nggak bisa membedakan kritik dan menghina.
Menurutnya, hampir semua negara sekarang mengalami sebuah goncangan karena keterbukaan yang tidak bisa dihambat, peraturan regulasi belum ada, teknologinya sudah masuk. “Inilah fenomena saat ini yang sekali lagi harus kita respon dengan baik. Kita sadarkan pada lingkungan-lingkungan kita sehingga kita sadar semuanya kembali lagi betapa pentingnya sebuah kasih dan sayang,” tutur Presiden.
Jaga Etika
Sebelumnya pada awal sambutannya Presiden mengemukakan, ada pola interaksi yang sudah berubah, yang sering kita tidak sadari. Peristiwa di sebuah kota tidak di Indonesia, di negara lain begitu cepatnya bisa kita terima. Bisa itu positif bisa itu negatif kalau kita tidak memiliki saringan yang baik.
“Kita sekarang jadi tahu ada apa di Hong Kong, demo yang sudah berbulan-bulan tidak rampung-rampung, tiap hari kita bisa lihat. Di TV mungkin bisa lihat, nggak sempat lihat di TV di Youtube bisa dilihat. Peristiwa besar misal demo di Perancis, rame di Inggris mengenai Brexit semuanya ngerti semuanya, ada mata uang peso yang baru jatuh kita juga tahu Venezuela keadaanya seperti apa, persis kita bisa tahu. Dan informasi ini sangat-sangat mudah didapat,” terang Presiden.
Diingatkannya, pentingnya berhati-hati dalam bertutur kata, dalam menginformasikan sesuatu yang masih kita ragukan, menjaga etika, menjaga tata krama.
“Inilah saya kira pola interaksi yang harus kita bangun sebaik-baiknya sejak mulai dari keluarga. Lanskap komunikasi sekarang seperti itu. Sehingga saya selalu menyampaikan pentingnya kita menjaga etika, menjaga tata krama dalam kita berkomunikasi sehari-hari baik lewat tatap muka maupun lewat media sosial,” pungkasnya.(ak)