JAKARTA (IndoTelko) - Riset tim peneliti UGM yang diketuai oleh Novi Kurnia, seorang dosen senior pada Departemen Ilmu Komunikasi di UGM, menemukan bahwa sebagian besar perempuan Indonesia menerima misinformasi melalui tiga jenis grup di WhatsApp, yaitu grup teman/alumni sekolah, grup keluarga, dan grup profesional.
Topik misinformasinya meliputi isu terkait politik, gosip, agama, dan kesehatan. Riset tersebut menemukan bahwa mayoritas perempuan dalam grup memilih untuk diam mengenai misinformasi karena mereka tidak merasa nyaman atau kurang mengetahui cara yang tepat untuk menanggapi isu-isu tersebut secara efektif.
Proyek riset tersebut adalah studi pertama berskala besar mengenai bagaimana perempuan Indonesia menggunakan grup WhatsApp untuk mengarahkan kehidupan pribadi dan profesionalnya. Novi Kurnia dan timnya dipilih untuk melakukan riset tersebut sebagai bagian dari kompetisi riset Misinformation and Social Science Awards dari WhatsApp
“Seiring dengan terjadinya pergeseran terhadap peran tradisional perempuan Indonesia dari seorang istri dan ibu menjadi figur yang lebih aktif di ranah publik, perempuan kini memiliki peranan penting dalam melawan misinformasi digital jika dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan yang tepat. Inilah mengapa kami bekerja sama dengan WhatsApp untuk menyelenggarakan pelatihan literasi digital di beberapa kota yang diidentifikasi rentan terhadap misinformasi politik oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum,” jelas Novi.
Direktur Kebijakan APAC, WhatsApp Clair Deevy mengatakan memberdayakan masyarakat melalui edukasi adalah salah satu cara paling efektif untuk menangkal permasalahan misinformasi yang viral. "Sebagai tambahan untuk edukasi, WhatsApp terus berupaya untuk berinvestasi dalam perubahan produk yang dirancang untuk menyelesaikan tantangan publik ini," katanya.(wn)