JAKARTA (IndoTelko) - Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengaku sudah mengetahui
peristiwa apes yang dialami satelit Nusantara Dua pada Kamis (9/4) jam 18.46 WIB, di Pusat Peluncuran Satelit Xichang (XSLC), Provinsi Sichuan, Tiongkok.
"Kami sudah mengetahui peristiwa gagal meluncurnya ke angkasa satelit Nusantara Dua menuju slot orbit 113° Bujur Timur. Kami sudah kontak Kementerian BUMN, dalam hal ini Menteri BUMN Erick Thohir untuk meminta bantuan kepastian kapasitas dari satelit milik BUMN bagi penyiaran yang selama ini menggunakan satelit Palapa D," ungkap Menkominfo Johnny G Plate dalam konferensi Pers, Jumat (10/4).
Diungkapkannya, satelit Nusantara Dua rencananya menggantikan satelit Palapa D yang selama ini menjadi andalan bagi sekitar 20 lembaga penyiaran dan 8 radio dalam negeri. "Satelit Palapa D masih beroperasi, tetapi kita harus ada contingency plan agar layanan penyiaran tak terganggu. Karena itu salah satunya saya kontak Pak Erick," jelasnya.
Dirjen SDPPI Kominfo Ismail menambahkan, Kominfo juga tengah menuggu laporan dari operator satelit Nusantara Dua tentang peristiwa gagal luncur tersebut sebagai bahan laporan ke International Telecommunication Union (ITU).
"Konsen saya adalah menyelematkan slot orbit dan filling-nya. Sebelum 15 Juni 2020 harus sudah siap kronologis dibuat untuk bahan nanti rapat pada 6-15 Juli 2020. Pengalaman kita dengan peristiwa serupa ini beberapa tahun lalu slot orbit dan filling bisa diselamatkan asal jelas contingency plan," katanya.
Chief Business Officer Indosat Ooredoo, Bayu Hanantasena menegaskan saat ini satelit Palapa D masih beroperasi normal 100%. "Cuma bahan bakarnya sudah tipis. Kita tengah susun bisnis contingency plan, salah satunya berupa mencari satelit pengganti," ungkapnya.
Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso mengungkapkan satelit Nusantara Dua mengalami kegagalan ketika memasuki stage ketiga dimana salah satu roket tak menyala.
Ditambahkannya, saat ini perusahaan sudah menganalisis dan memiliki sejumlah rancangan satelit yang sangat efektif dan cost efficient dengan menggunakan teknologi terkini.
"Kami menegaskan akan terus membangun infrastruktur satelit yang efisien dan memenuhi kebutuhan pasar Indonesia. Dengan itu, kami akan mencapai tujuan kami untuk menjadi penyedia kapasitas satelit terbesar di Indonesia. Kami mengharapkan Indosat sebagai mitra kami di proyek satelit Nusantara Dua dapat ikut serta dalam komitmen ini,” tutup Adi.
Seperti diketahui, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Indosat Ooredoo, dan PT Pintar Nusantara Sejahtera (Pintar) pada 15 Mei 2017 sepakat membentuk PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS) sebagai pengelola satelit Nusantara Dua.
Perusahaan dibentuk untuk melanjutkan warisan satelit Palapa-D di 113 Bujur Timur (BT).
Sementara di Indonesia beberapa operator satelit dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah Telkom dengan satelit Telkom 3S dan Satelit Merah Putih, serta BRI dengan BRISAT.(id)