JAKARTA (IndoTelko) - Isolasi mandiri telah mendorong perubahan pada banyak aspek kehidupan sehari-hari. Dengan ‘tinggal di rumah’ – ‘tetap aman’ menjadi moto baru di tahun 2020, dan platform konten dewasa mengalami arus pengunjung, risiko keamanan di bidang ini tidak pernah sepenting ini.
Bahkan, tinjauan aktivitas ancaman 2019 yang dilakukan oleh peneliti Kaspersky menunjukkan bahwa jumlah pengguna ponsel yang diserang oleh konten pornografi tumbuh dua kali lipat pada tahun 2019, mencapai 42.973 pengguna dibandingkan dengan 19.699 pengguna yang ditargetkan pada 2018.
Konten dewasa, seperti halnya dengan jenis hiburan lainnya, tetap menjadi salah satu cara yang paling mencolok dari para pelaku kejahatan siber untuk menginfeksi perangkat.
Selain itu, karena sifatnya yang agak sensitif dan keinginan di antara pengguna untuk menjaga pengalaman menjelajah hal tersebut tetap pribadi, pornografi tetap menarik bagi para pelaku kejahatan siber. Sementara berbagai skema yang melibatkan phishing, spam dan bahkan berbagai ransomware yang terkait “porno” telah ada selama bertahun-tahun, para pelaku kejahatan siber tidak berhenti sampai di situ dan terus memperluas vektor serangan hingga menyempurnakan metode serangan.
Seiring meningkatnya perangkat seluler yang dapat digunakan untuk apa saja - mulai dari pekerjaan hingga hiburan - ancaman seluler terkait dengan pornografi juga menjadi lebih relevan. Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai ancaman seluler terkait dengan konten dewasa, Kaspersky memeriksa seluruh file yang disamarkan sebagai video porno atau paket instalasi terkait konten dewasa untuk Android dan menjalankan 200 tag porno populer terhadap basis data ini.
Analisis menunjukkan hasil untuk 105 tag pada 2018 dan 99 tag pada 2019, menunjukkan bahwa tidak semua porno digunakan oleh para pelaku kejahatan siber untuk menargetkan korban mereka. Analisis tambahan menunjukkan bahwa konten yang dinilai sebagai kekerasan jarang digunakan untuk menyebarkan malware.
Meskipun pada tahun 2019 lebih sedikit tag digunakan untuk menyebarkan ancaman yang disamarkan sebagai porno, jumlah pengguna yang diserang oleh ancaman seluler terkait pornografi dan aplikasi tidak diinginkan justru mengalami peningkatan berlipat ganda yaitu mencapai 42.973 pengguna dibandingkan dengan 19.699 pada tahun 2018. Menariknya, tren berlawanan terlihat untuk ancaman PC, yang turun hampir 40%.
Perangkat lunak iklan, yang digunakan untuk mengarahkan pengguna ke halaman iklan tidak diinginkan, tetap menjadi ancaman seluler paling menonjol baik dalam variasi maupun jumlah pengguna. Dari 10 ancaman teratas terkait pornografi bagi pengguna ponsel pada tahun 2019, tujuh di antaranya termasuk dalam kategori ancaman ini.
Sebagian besar pengguna menjadi target aplikasi iklan yang terdeteksi sebagai AdWare.AndroidOS.Agent.f, dengan 35,18% pengguna seluler ditargetkan olehnya di tahun 2019.
Jenis ancaman ini biasanya didistribusikan melalui berbagai program afiliasi, yang bertujuan untuk menghasilkan uang per instalasi atau pengunduhan aplikasi berbahaya oleh korban.
“Melihat fakta bahwa pengguna kini menjadi lebih mobile, para pelaku kejahatan siber pun berlaku demikian. Kami telah melihat bahwa meskipun distribusi malware PC menurun, malware seluler terus mengalami peningkatan. Meskipun kami belum menyaksikan banyak perubahan dalam teknik yang digunakan oleh para pelaku kejahatan siber, statistik menunjukkan bahwa topik ini tetap menjadi sumber ancaman dan pengguna perlu menyadari hal itu, segera lah untuk mengambil langkah-langkah demi melindungi akses ke data berharga yang di simpan pada perangkat,” komentar Peneliti keamanan di Kaspersky Dmitry Galov.
Dikatakannya, masyarakat tidak lagi dapat mengabaikan bagaimana serangan ini juga telah melanggar privasi pengguna - dengan kebocoran data dan menjual informasi pribadi di pasar gelap dengan biaya sangat kecil. Para pelaku kejahatan siber sekarang dapat mereferensi silang berbagai database pengguna yang bocor, sehingga mereka menjadi lebih terkonsep dalam persiapan serangan, membuatnya menjadi lebih tepat sasaran dan tentunya lebih efektif.Para pengguna perlu mengambil upaya lebih serius untuk melindungi diri dari sebelumnya dengan menerapkan langkah-langkah keamanan canggih dan mengedukasi diri dalam menangani data pribadi di web serta mengevaluasi risiko apa yang mungkin harus dihadapi.
Temuan lain dari laporan Adult Threat Kaspersky meliputi:
Para pelaku kejahatan siber berupaya untuk lebih fleksibel dalam memilih jenis malware yang akan didistribusikan, dengan hampir dua dari lima pengguna yang diserang oleh ancaman PC terkait pornografi, terkena Trojan-Downloader (39,6%), yang memungkinkan aktor ancaman untuk kemudian menginstal jenis malware lain.
Ada penurunan ancaman PC terkait pornografi, dari 135.780 menjadi 106.928 pengguna yang diserang pada tahun 2018 dan 2019 masing-masing.
Jumlah pengguna yang diserang oleh malware pemburu kredensial yang memberikan akses menuju situs-situs pornografi telah menurun, sementara jumlah serangan malware terus meningkat, yaitu sebesar 37% dari 2018 hingga 2019 dan mencapai 1.169.153 serangan pada 2019. Ini menunjukkan kegigihan botnet dalam melakukan serangan kepada pengguna yang sama. Ini menunjukkan fenomena yang sangat berbeda dengan tahun 2018.
Privasi menjadi perhatian lebih besar untuk pengguna ketika terkait konten dewasa. Mulai dari gambar pribadi yang bocor hingga langganan situs pornografi premium curian, informasi ini tetap diminati dengan “seks” terus menjadi topik yang digunakan oleh aktor ancaman sebagai cara mudah dalam menghasilkan uang. Di atas semua itu, penipuan sextortion juga telah mendapatkan momentumnya dan menjadi sebuah “industri” yang terpisah.(ak)