JAKARTA (IndoTelko) - Delapan bulan sejak awal pandemi, dampaknya dirasakan oleh masyarakat luas, bahkan banyak yang harus kehilangan sumber penghasilan utama dan terpaksa banting setir untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Demikian juga yang terjadi di tiga desa di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang sebagian besar warganya memiliki keahlian khusus menjahit konveksi.
Berkurangnya pesanan membuat mereka harus turun ke ladang kembali bercocok tanam. Namun, Hanna Suhardi berhasil mengembalikan geliat desa-desa penjahit di Jawa Barat dan Jawa Tengah melalui bisnis shoppingshoess di Lazada menjadi pahlawan ekonomi bagi banyak mitra penjahit di daerah yang kini menggantungkan hidupnya pada shoppingshoess.
Hanna Suhardi, sang pemilik toko online shoppingshoess yang menjual sepatu wanita dan tas pria, memiliki keinginan untuk mandiri. Keterbatasan modal untuk menyewa tempat berjualan membuat Hanna memilih menjual produknya melalui marketplace.
Diawali dengan menjual sepatu dari pedagang lain lima tahun yang lalu, Hanna kini mampu memproduksi tas dengan merek sendiri untuk memenuhi pesanan konsumen yang terus meningkat bahkan selama pandemi.
Dengan bermodalkan membaca tren dan sedikit pemahaman desain, Hanna mengayomi lebih dari 100 orang penjahit dari dua desa di Jawa Barat dan satu desa di Jawa Tengah untuk memenuhi pesanan shoppingshoess yang bisa mencapai lebih dari 9.000 pesanan setiap bulannya.
Ketika memulai bisnis berjualan tas dan sepatu di Lazada, Hanna memiliki visi untuk tidak hanya menjadi mandiri secara finansial namun juga ingin memberdayakan dan menyejahterakan para pegawainya dan komunitas di sekitarnya agar dapat bertahan dan tumbuh bersama meski di tengah kondisi yang tidak menentu.
Shoppingshoes juga mengajak masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal Hanna untuk membantu pengemasan pesanan agar mereka mendapatkan penghasilan tambahan.
“Saya percaya kita bisa maju dengan tidak hanya memikirkan diri sendiri. Prinsip saya, rejeki itu bukan hanya milik sendiri, tapi milik bersama, sehingga saya terus semangat menjalankan bisnis shoppingshoess di Lazada supaya para mitra penjahit dan karyawan yang bekerja dengan saya juga bisa merasakan manfaatnya,” ujar Hanna.
“Saat bisnis saya mulai berkembang dan order semakin banyak, saya mulai mencari mitra yang bisa mendukung pasokan. Setelah mencari-cari secara intensif, saya menemukan tiga desa yang mayoritas penduduknya adalah penjahit konveksi. Mereka saat ini sedang mengalami kesulitan karena berkurangnya pesanan sehingga perekonomian para penjahit di desa tersebut menjadi sulit. Akibatnya, meski mereka ingin mencoba mandiri, namun mereka kesulitan mendapatkan kredit permodalan dari bank karena tingginya tingkat kredit macet. Saat itu saya memutuskan untuk menjadikan mereka sebagai mitra untuk menggerakkan perekonomian di desa tersebut sesuai dengan keahlian masyarakatnya,” lanjut Hanna.
Hanna yakin bahwa usahanya bisa terus berkembang berkat kerja sama yang baik dengan seluruh karyawan dan mitra. Sebagian besar mitra penjahit adalah penjahit berpengalaman yang biasa menerima ratusan pesanan dari konveksi sebelum pandemi.
Mereka punya keahlian yang sangat bagus, dan kualitas pekerjaan mereka pun tidak kalah saing dengan barang impor. Keinginan mereka untuk terus maju dan berkembang turut berkontribusi pada kemajuan shoppingshoes. Mereka bahkan juga berinisiatif untuk mengajak dan mengajarkan para penjahit lain di desanya, hingga kini sudah ada lebih dari 100 mitra penjahit yang menjadi mitra membantu produksi shoppingshoess.
Menyadari banyak orang yang bergantung pada usahanya, Hanna juga menjadi selektif dalam memilih marketplace. Hanna memilih untuk fokus mengembangkan bisnis di Lazada dengan pertimbangan Lazada memiliki fitur pembelajaran dan edukasi untuk para penjual di platform Lazada. Selain Hanna dapat mengakses banyak modul pelatihan melalui Lazada University, adanya fitur Bisnis Analis juga membantu Hanna untuk menganalisis data dan merencanakan strategi bisnis lanjutan untuk meningkatkan traffic dan penjualan di shoppingshoess.
“Saya sudah lima tahun bergabung dengan Lazada, dan semakin aktif sejak 2017. Saya juga selalu mengikuti berbagai kampanye belanja Lazada setiap tahun, termasuk UlangTahun Lazada, Idul Fitri, serta Festival Belanja 11.11 dan 12.12 karena hasil penjualan selalu meningkat signifikan. Bahkan pada Festival Belanja 12.12 2019 lalu, penjualan toko saya meningkat hingga 800% dari angka penjualan biasanya sampai membuat saya kewalahan,” cerita Hanna.
Bagi Hanna, kampanye belanja sangat mendukung pertumbuhan bisnisnya. Dan bila bisnis shoppingshoes berkembang, tentunya mitra penjahit akan mendapatkan manfaatnya juga.
Untuk Festival Belanja 11.11 dan 12.12 tahun ini Hanna pun sudah mempersiapkan diri dengan memastikan kecukupan stok barang di Shoppingshoess. Selain juga menyiapkan berbagai promosi menarik, ia juga tengah mempersiapkan produk baru yang akan diluncurkan saat festival belanja mendatang.
Menurut pengalamannya, memperkenalkan produk baru saat festival belanja adalah salah satu strategi untuk meningkatkan penjualan karena traffic ke toko jauh lebih besar dibandingkan hari biasa.
SVP Traffic Operations & Sellers Engagement Lazada Indonesia Haikal Bekti Anggoro, mengungkapkan bagaimana Lazada memang berkomitmen untuk terus membantu para penjual di platform Lazada untuk dapat terus mengembangkan bisnisnya, meski masih di tengah pandemi.
“Pandemi tentu mempengaruhi kinerja serta kondisi ekonomi banyak pelaku usaha di tanah air. Lazada berkomitmen untuk memberikan ekosistem berjualan yang terbaik bagi para penjual dengan tersedianya berbagai program dan fitur yang dapat meningkatkan performa bisnis mitra seller di Lazada. Program Lazada University misalnya, adalah program pelatihan untuk para penjual dengan modul pelatihan yang komprehensif dan terus diperbarui. Akses ke berbagai fitur dengan beragam manfaat, mulai dari memasang iklan, meningkatkan kunjungan, dan lainnya tersedia Seller Center kami. Dan para
seller juga dapat saling belajar dan berbagi pengalaman melalui komunitas Lazada Club walaupun selama 8 bulan ke belakang telah diadakan secara virtual,” ujar Haikal.
“Menjadi penjual di eCommerce tidak mudah. Penjual yang serius pasti memerlukan informasi dan tren terkini agar mereka tidak ketinggalan. Fitur Bisnis Analis memberikan data real-time mengenai kinerja toko di platform yang bisa digunakan oleh penjual dalam menetapkan strategi penjualan. Kami memang ingin Lazada tidak hanya menjadi platform untuk berjualan semata, namun juga menjadi tempat penjual meningkatkan kemampuannya dalam pemasaran produknya secara digital,” tambahnya.
“Saya sangat bersyukur Lazada menyediakan berbagai fitur dan program yang membuat saya semakin memahami bagaimana cara berjualan di ranah online secara optimal. Saya berharap seiring dengan meningkatnya usaha, saya dapat memberdayakan lebih banyak orang lainnya agar kita bisa terus bertahan dan tumbuh bersama meski di tengah situasi sulit saat ini,” tutup Hanna.(wn)