JAKARTA (IndoTelko) - Perusahaan data cloud enterprise Cloudera, meluncurkan “A Fresh Squeeze on Data,” buku anak-anak yang dapat diunduh untuk menjelaskan cara-cara sederhana memecahkan masalah dengan data yang dapat dimengerti oleh anak-anak.
Cloudera bekerjasama dengan perusahaan di bidang pendidikan ReadyAI, buku ini memiliki tujuan agar data dan AI menjadi lebih menarik dan dapat dijangkau oleh anak usia 8 hingga 12 tahun.
Buku ini tersedia di Amazon, dimana “A Fresh Squeeze on Data” menjelaskan konsep data yang kompleks dengan cara yang sederhana, termasuk pelatihan model Machine Learning dan bias data. Buku ini ditulis oleh tim pengajar ReadyAI, yang spesialisasi mereka adalah memberikan pendekatan inklusif bagi pada siswa SD hingga SMA untuk belajar dan memajukan konsep AI dan teknologi.
Perusahaan ini meyakini bahwa data dapat mendorong keputusan yang lebih baik dan memajukan bisnis. Perusahaan ini berinovasi dan membantu perusahaan-perusahaan Fortune 500 bertransformasi dan tumbuh karena mereka dapat membuat keputusan berdasarkan data yang lebih baik, dengan lebih cepat seperti halnya kehidupan dan dunia kerja saat ini.
Menurut Chief Operating Officer di Cloudera, Scott Aronson, Cloudera menyadari pentingnya memahami asal-muasal data dan cara data itu dapat digunakan untuk membuat prediksi dan keputusan yang baik. “Data dapat membantu kita menemukan solusi terbaik bagi orang-orang, sumber daya alam kita, dan komunitas kita. Kemungkinannya tidak terbatas - seperti halnya untuk anak-anak,” katanya,
Sementara itu, CEO ReadyAI Rooz Aliabadi mengatakan, bagi sebagian besar anak, AI akan segera menjadi rekan kerja, pengemudi, petugas layanan pelanggan, ahli radiologi, atau singkatnya - bagian alami dari kehidupan mereka. Anak-anak kita memiliki hak untuk mendapat pendidikan AI sehingga mereka dapat berkembang secara intelektual, emosional, dan moral bersama AI.
“Kami bangga dapat bermitra dengan Cloudera, yang juga mengakui misi ini, untuk menerbitkan buku ‘A Fresh Squeeze on Data’ yang mendorong anak-anak bertransformasi dari penonton pasif disrupsi teknologi menjadi peserta aktif dalam perubahan positif di komunitas setempat dan dunia mereka,” tegas Rooz. (sg)